Kualitas Pendidikan Indonesia Jeblok di Ranking 70
http://www.beritamalukuonline.com/2015/03/kualitas-pendidikan-indonesia-jeblok-di.html
Guru Diminta Susun Soal Yang Berstandar Internasional
Ambon – Berita Maluku. Realita bahwa kualitas pendidikan di negara ini masih jauh tertinggal di bandingkan negara-negara maju lainnya bukanlah omong kosong belaka, pasalnya dari hasil survey lembaga OECD (Organization of Economic Cooperation and Development), sebuah konsorsium yang berpusat di kota Paris(Perancis) maka Indonesia hanya menghuni peringkat 70 dari Negara lainnya di dunia.
Hal ini disampaikan oleh Lilis Indiarti staf dari Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemendikbud Pusat yang ditemui Berita Maluku di sela–sela pelaksanaan tes bagi 35 siswa SMPN2 Ambon oleh lembaga Program Internasional Student Assesment (PISA) pada Kamis(19/3) kemarin.
Dijelaskan oleh Lilis, salah satu kendala siswa dalam mengikuti test yang diselenggarakan oleh OECD adalah tidak terbisanya siswa dengan soal-soal yang bernalar tinggi.
“Sebab selama ini guru yang menyusun soal yang sukar hanya berpatokan pada kesukaran angka–angka, bukan pada kesukaran pada nalar,” beber Lilis.
Menurut staf Kemendikbud Pusat ini, dengan memberikan materi yang bobotnya pada penalaran yang tinggi, maka akan mempermudah siswa dalam memecahkan permasalahan sehari–hari dalam kehidupan yang nyata.
Untuk itu menurutnya, sudah waktunya secara perlahan guru-guru dibiasakan untuk menyusun soal berstandar internasional, karena butuh pelatihan khusus untuk menyusun soal-soal seperti itu, sehingga para guru dan kepala sekolah, yang sekolahnya telah ditetapkan sebagai sampel lembaga OECD dapat mengenyam pelatihan langsung dari instruktur OECD selama seminggu.
Menurut Lilies, pelatihan itu terselanggara atas kerjasama dengan Direktorat Pendidikan Menegah (Dikmen). Selain materi pelatihan, saat pulang ke daerahnya masing–masing, guru–guru tersebut juga dibekali dengan soal-soal latihan kepada anak-anak sebagai persiapan sebelum menjalani tes.
Diungkapkan oleh Lilies, program lembaga OECD yang dilaksanakan oleh PISA ini telah dilaksanakan sejak tahun 2000, sehingga survey yang dilakukan kali ini adalah survey yang ke enam.
Dia menandaskan, tujuan penyelenggaraan program ini adalah melihat kemampuan siswa usia 15 tahun dalam bidang Matematika, IPA dan Membaca.
”Karena kita di Indonesia, maka yang dipakai tentu Bahasa Indonesia,“ pungkas wanita berkacamata ini.
Selain itu juga, penyelengaran program ini diharapkan dapat menguji kesiapan siswa untuk menetukan masa dewasa nanti, pasalnya permasalahan ini berhubungan dengan keseharian mereka yakni memecahkan masalah yang berhubungann dengan daya pikir yang diterapkan pada kekehidupan nyata.
Sebelumnya Kepala sekolah SMPN 2 Ambon, Drs Hj La Sitenny, M.Pd mengungkapkan bahwa dirinya bersama dengan empat orang guru pekan kemarin diundang untuk mengikuti pelatihan oleh lembaga PISA selama satu minggu di kota Bogor.
Diungkapkan oleh Kepsek yang menjabat sejak tahun 2010 ini, penentuan kriteria sekolah yang akan dijadikan sampel oleh lembaga PISA ini telah dilakukan semenjak tiga tahun lalu yakni di tahun 2013, pasalnya setelah selesai menerima pelatihan, guru diharapkan dapat menyusun soal sesuai standar internasional bagi siswa di sekolahnya. (BM 02)