Kans Caretaker Bupati Aru Rebut Rekomendasi Gerindra Kian Lapang
http://www.beritamalukuonline.com/2015/03/kans-caretaker-bupati-aru-rebut.html
Ambon - Berita Maluku. Pergerakan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk memenangkan pesta politik pemilihan kepala daerah di empat wilayah, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Kabupaten Buru Selatan dan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), kian merangsek ke jantung pertahanan partai lain.
Setidaknya untuk menggelar uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test), partai besutan Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto ini sudah lebih dulu tancap gas ketimbang partai lainnya.
Untuk menguji kapasitas dan kapabilitas bakal calon (Balon) bupati dan Balon Wakil Bupati (Wabup) Aru periodesasi 2015-2020, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Maluku dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Kabupaten Aru menggelar ’fit and proper test’ di Swissbel Hotel, Ambon, Selasa, 24 Maret 2015.
Sementara hal serupa untuk balon Bupati dan balon Wabup SBT 2015-2020 akan dihelat juga di lokasi serupa, Rabu (25/3/2015) besok.
Uji kepatutan dan kelayakan bagi Balon Bupati Aru dilakukan empat panelis, Profesor Doktor Tony Pariela, Profesor Doktor Nus Sapteno, Profesor Jusuf Leiwakabessy, Doktor Abidin Wacanno dan Koordinator Daerah (Korda) Gerindra Kabupaten Kepulauan Aru Ricky Paliyama.
Tampil sebagai Balon Bupati Aru pertama yang diuji empat panelis dan Korda Gerindra Aru, Godlief Ambrosius Agustinus
’’Bram’’ Gainau tampil percaya diri dan mampu memaparkan visi dan misinya dengan baik dan tak tersendat-sendat. Jawaban yang disampaikan caretaker Bupati Kepulauan Aru 2014-2015 itu sarat konsep dan mampu mendarat di benak para panelis. Bahkan, konsep pemberdayaan rakyat yang diistilahkan Gainau dengan ’’Papeda’’ (Percepatan Pembangunan Desa) mendapat respons positif dari Pariela dan kawan-kawan sebagai penguji.
Ketenangan mantan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kepulauan Aru itu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan para panelis mendapat apresiasi, sorakan dan tepuk tangan dari puluhan kader dan pengunjung ruangan uji kepatutan dan kelayakan Gerindra tersebut.
Melalui kesempatan itu, Pariela mengingatkan Gainau agar tidak memordenisasi rakyat Aru sehingga intervensi program pemberdayaan itu meninggalkan habitat orsinil dan kearifan lokal (local wisdom) masyarakat kepulauan Aru dan muncul apa yang disebut ’westernisasi’ atau kebarat-baratan.
Konsep pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pembangunan Kawasan Sentra Produksi (KSP) perikanan dan Kawasan Industri Perikanan yang ditawarkan Gainau dikonstantir Leiwakabessy terlalu parsial sehingga perlu dikonsepkan dan diejahwantahkan secara lebih konprehensif dan membumi.
Wacanno mengintrodusir paparan Gainau agar lebih mengutamakan konsep penanggulangan dampak bencana sosial akibat konstelasi penduduk yang multietnik dan dampak bencana alam sebagai akibat kontur wilayah kepulauan Aru yang rata-rata permukaannya di bawah air laut.
Butuh semacam ’Early Warning System (EWS) untuk melengkapi visi dan misi yang digagas dan disampaikan Gainau. Menjawab arahan Sapteno untuk memasukan konsep hukum adalah alat rekayasa sosial (’law is the social engginering’), Gainau menyatakan dalam visi dan misinya sudah dia paparkan menyangkut betapa pentingnya membangun dan mempertahankan kelembagaan hukum, terutama penguatan pranata-pranata dan hukum-hukum adat lokal, yang masih terus dipertahankan generasi Aru saat ini.
’’Hukum adat di Aru itu ada yang namanya ’Fanan’, ada yang namanya ’Akwan’. Kedua-duanya berarti burung cendrawasih. Hukum adat yang hidup di Aru itu saling melengkapi satu dengan yang lain,’’ sahut Gainau.
Gainau bertekad akan berpasangan dengan siapapun kader Gerindra untuk memenangkan pilkada Aru pada awal Desember 2015 nanti.
’’Saya siap jika dipercayakan untuk berpasangan dengan kader Gerindra. Saya tidak takut, karena selain sebagai anggota Gerindra, wakil saya kader Gerindra, ketua DPRD juga orang Gerindra. Saya akan gerakan semua mesin politik untuk merebut minimal 8 kursi pada pemilu legislative tahun 2019 nanti,’’ koarnya menjawab pertanyaan Paliyama.
Setelah Gainau, uji kepatutan dan kelayakan selanjutnya dilakukan terhadap Obed Barends, Balon Bupati Aru periode lima tahun selanjutnya yang lama bertugas di tanah Papua.
Di hadapan para Panelis, Barends mampu menjawab seluruh pertanyaan dengan durasi waktu 7,5 menit.
Tampil sebagai Balon Bupati Aru ketiga yang diuji adalah Soleman Mantayborbir.
Dia juga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan para penguji dengan baik dan terarah. Namun, dari informasi yang diperoleh, tampaknya peluang Gainau untuk memperoleh rekomendasi Gerindra relative besar karena kemampuan dan kapabilitas Gainau dalam menggerakan pemerintahan di Aru sudah teruji ketimbang kandidat lainnya.
Gainau juga punya basis pendukung yang kuat jika dia akhirnya direkomendasikan Gerindra maju bertarung dalam pilkada Kabupaten Aru.
Menyimak pernyataan Ketua DPD Gerindra Maluku Hendrik Lewerissa, bahwa siapapun balon bupati yang direkomendasikan Gerindra, wakilnya harus kader Gerindra, tampaknya konfigurasi pasangan Gainau dan Daniel Kobrua kian menguat di kalangan kader dan simpatisan Gerindra Aru dan Gerindra Maluku.
’’Kalau dari pemaparan visi dan misi, peluang pak Gainau memperoleh rekomendasi Gerindra sangat kuat, dan sosok kader yang paling layak berpasangan dengan pak Gainau adalah pak Daniel Kobrua,’’ ungkap beberapa kader Gerindra yang enggan menyebutkan identitas mereka di sela-sela kegiatan tersebut. (bm01/bm12)
Setidaknya untuk menggelar uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test), partai besutan Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto ini sudah lebih dulu tancap gas ketimbang partai lainnya.
Untuk menguji kapasitas dan kapabilitas bakal calon (Balon) bupati dan Balon Wakil Bupati (Wabup) Aru periodesasi 2015-2020, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Maluku dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Kabupaten Aru menggelar ’fit and proper test’ di Swissbel Hotel, Ambon, Selasa, 24 Maret 2015.
Sementara hal serupa untuk balon Bupati dan balon Wabup SBT 2015-2020 akan dihelat juga di lokasi serupa, Rabu (25/3/2015) besok.
Uji kepatutan dan kelayakan bagi Balon Bupati Aru dilakukan empat panelis, Profesor Doktor Tony Pariela, Profesor Doktor Nus Sapteno, Profesor Jusuf Leiwakabessy, Doktor Abidin Wacanno dan Koordinator Daerah (Korda) Gerindra Kabupaten Kepulauan Aru Ricky Paliyama.
Tampil sebagai Balon Bupati Aru pertama yang diuji empat panelis dan Korda Gerindra Aru, Godlief Ambrosius Agustinus
’’Bram’’ Gainau tampil percaya diri dan mampu memaparkan visi dan misinya dengan baik dan tak tersendat-sendat. Jawaban yang disampaikan caretaker Bupati Kepulauan Aru 2014-2015 itu sarat konsep dan mampu mendarat di benak para panelis. Bahkan, konsep pemberdayaan rakyat yang diistilahkan Gainau dengan ’’Papeda’’ (Percepatan Pembangunan Desa) mendapat respons positif dari Pariela dan kawan-kawan sebagai penguji.
Ketenangan mantan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kepulauan Aru itu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan para panelis mendapat apresiasi, sorakan dan tepuk tangan dari puluhan kader dan pengunjung ruangan uji kepatutan dan kelayakan Gerindra tersebut.
Melalui kesempatan itu, Pariela mengingatkan Gainau agar tidak memordenisasi rakyat Aru sehingga intervensi program pemberdayaan itu meninggalkan habitat orsinil dan kearifan lokal (local wisdom) masyarakat kepulauan Aru dan muncul apa yang disebut ’westernisasi’ atau kebarat-baratan.
Konsep pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pembangunan Kawasan Sentra Produksi (KSP) perikanan dan Kawasan Industri Perikanan yang ditawarkan Gainau dikonstantir Leiwakabessy terlalu parsial sehingga perlu dikonsepkan dan diejahwantahkan secara lebih konprehensif dan membumi.
Wacanno mengintrodusir paparan Gainau agar lebih mengutamakan konsep penanggulangan dampak bencana sosial akibat konstelasi penduduk yang multietnik dan dampak bencana alam sebagai akibat kontur wilayah kepulauan Aru yang rata-rata permukaannya di bawah air laut.
Butuh semacam ’Early Warning System (EWS) untuk melengkapi visi dan misi yang digagas dan disampaikan Gainau. Menjawab arahan Sapteno untuk memasukan konsep hukum adalah alat rekayasa sosial (’law is the social engginering’), Gainau menyatakan dalam visi dan misinya sudah dia paparkan menyangkut betapa pentingnya membangun dan mempertahankan kelembagaan hukum, terutama penguatan pranata-pranata dan hukum-hukum adat lokal, yang masih terus dipertahankan generasi Aru saat ini.
’’Hukum adat di Aru itu ada yang namanya ’Fanan’, ada yang namanya ’Akwan’. Kedua-duanya berarti burung cendrawasih. Hukum adat yang hidup di Aru itu saling melengkapi satu dengan yang lain,’’ sahut Gainau.
Gainau bertekad akan berpasangan dengan siapapun kader Gerindra untuk memenangkan pilkada Aru pada awal Desember 2015 nanti.
’’Saya siap jika dipercayakan untuk berpasangan dengan kader Gerindra. Saya tidak takut, karena selain sebagai anggota Gerindra, wakil saya kader Gerindra, ketua DPRD juga orang Gerindra. Saya akan gerakan semua mesin politik untuk merebut minimal 8 kursi pada pemilu legislative tahun 2019 nanti,’’ koarnya menjawab pertanyaan Paliyama.
Setelah Gainau, uji kepatutan dan kelayakan selanjutnya dilakukan terhadap Obed Barends, Balon Bupati Aru periode lima tahun selanjutnya yang lama bertugas di tanah Papua.
Di hadapan para Panelis, Barends mampu menjawab seluruh pertanyaan dengan durasi waktu 7,5 menit.
Tampil sebagai Balon Bupati Aru ketiga yang diuji adalah Soleman Mantayborbir.
Dia juga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan para penguji dengan baik dan terarah. Namun, dari informasi yang diperoleh, tampaknya peluang Gainau untuk memperoleh rekomendasi Gerindra relative besar karena kemampuan dan kapabilitas Gainau dalam menggerakan pemerintahan di Aru sudah teruji ketimbang kandidat lainnya.
Gainau juga punya basis pendukung yang kuat jika dia akhirnya direkomendasikan Gerindra maju bertarung dalam pilkada Kabupaten Aru.
Menyimak pernyataan Ketua DPD Gerindra Maluku Hendrik Lewerissa, bahwa siapapun balon bupati yang direkomendasikan Gerindra, wakilnya harus kader Gerindra, tampaknya konfigurasi pasangan Gainau dan Daniel Kobrua kian menguat di kalangan kader dan simpatisan Gerindra Aru dan Gerindra Maluku.
’’Kalau dari pemaparan visi dan misi, peluang pak Gainau memperoleh rekomendasi Gerindra sangat kuat, dan sosok kader yang paling layak berpasangan dengan pak Gainau adalah pak Daniel Kobrua,’’ ungkap beberapa kader Gerindra yang enggan menyebutkan identitas mereka di sela-sela kegiatan tersebut. (bm01/bm12)