Di Ambon, Lorong Pala Ganti Nama dengan Lorong Batu Bacan
http://www.beritamalukuonline.com/2015/03/di-ambon-lorong-pala-ganti-nama-dengan.html
Ilustrasi |
"Ada satu lorong di Pusat Kota Ambon bernama lorong pala tapi sekarang ini sudah berubah dengan sebutan lorong batu bacan," kata Sarah, seorang pembeli yang ditemui di lorong tersebut.
Ia menyatakan lorong tersebut mulai dari pintu masuk hingga keluar dipenuhi pedagang yang menjual bartu bacan.
Sarah menjelaskan, dirinya mengetahui tempat penjualan batu bacan di Kota Ambon dari teman.
"Waktu saya tanya dia langsung jawab lorong batu bacan," katanya.
Di lorong tersebut, pedagang menjual batu bacan mulai bahan mentah hingga yang sudah diikat di cincin.
Gafur, pedagang asal Ternate mengatakan, batu bacan yang dijualya asli dari Pulau Bacan. Ada yang harga potong Rp100.000 dan ada yang Rp50.000, lain lagi kalau yang sudah diolah perajin menjadi cincin atau mainan kalung berbagai macam corak.
Harga batu bacan yang dijual tergantung ukuran.
Ukuran panjang 4 x 4 cm atau 5 x 3 cm dijual Rp100.000 per buah. Kalau yang sudah diproses dan dijual dalam bentuk perhiasan batu cincin harganya berkisar antara Rp600.000 hingga Rp1.200.000/buah, tergantung model dan warna.
"Pembeli biasanya memeriksa keasliannya dengan meminta batu cincin yang ditaksir untuk disenter. Kalau tembus cahaya baru dibeli," katanya.
Gafur menjelaskan, batu cincin yang selama ini dikenal dengan nama batu bacan bukan saja berasal dari Pulau Bacan tetapi juga Loloda di Pulau Halmahera dan Pulau Obi di Maluku Utara. (ant/bm 10)