Aktivitas Belajar di SMAN 3 Buano SBB Terganggu, Gara-Gara Pergantian Kepsek
http://www.beritamalukuonline.com/2015/03/aktifitas-belajar-di-sman-3-buano-sbb.html
Ambon - Berita Maluku. Aktivitas belajar-mengajar di SMA Negeri 3 Waesala, Desa Buano Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) sampai saat ini masih terganggu gara-gara rencana pergantian pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah SMA tersebut dari Plh Ny Sahama Nanilette, S.Pd yang akan digantikan oleh Plh Ibu Wa Karmini.
"Rencana pergantian Plh Kepsek itu menimbulkan ketidaksetujuan di tengah masyarakat sehingga terjadilah aksi demo ribuan," kata Bahrum Palirone, salah seorang Mahasiswa di Ambon kepada Berita Maluku melalui akun facebooknya, Jumat (6/3/2015).
Menurutnya, pergantian Plh itu terindikasi punya kepentingan sehingga masyarakat Buano bersikeras terus menolak utusan Plh baru Ibu Wa Karmini yang didatangkan pekan lalu untuk menggantikan anak daerah Plh Ny. Sahama Nanilette, S.Pd.
Menurutnya, ini adalah akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap janji palsu Bupati Seram Bagian Barat Jacobus. F. Putileihalat.
Dijelaskan Palirone, pada pekan lalu, DPRD dari Komisi C DPRD Kabupaten SBB melakukan kunjungan untuk melihat dan mendengar langsung masalah yang mengancam Pendidikan disana dan sempat disambut dengan aksi demo massal oleh masyarakat Desa Buano.
Ribuan orang yang ikut serta berdemo itu mengakibatkan aktifitas pendidikan mulai dari SD sampai SMA dan aktifitas lain di desa itu lumpuh total.
Demo itu menurutnya berlangsung kurang lebih empat jam usai para Wakil Wakil Rakyat diberikan kesempatan oleh masyarakat untuk beraudiens dan mendengarkan semua aspirasi Masyarakat.
"Bahwa masyarakat tetap mempertahankan anak Daerah Ny. Sahama Nanilette, S.Pd sebagai Plh dan juga untuk dilantik sebagai Kepsek SMA Negeri 3 Waesala yang definitif, namun sampai saat ini pelantikan itu masih terkatung–katung," kata Palirone.
Dia mengatakan, bahwa sepertinya Pemkab SBB tidak mengindahkan kemauan masyarakat.
Dijelaskan juga, bahwa selang beberapa minggu kemudian, UPTD Kecamatan Waesala berkunjung secara mendadak ke Desa Buano pada tanggal 28 Februari 2015 dalam rangka yang sama persis Komisi C DPRD Kabupaten SBB waktu lalu dan melakukan Rapat seluruh Kepalah Sekolah, namun lagi-lagi dihadang masyarakat dengan aksi demo. Rencana UPTD Kecamatan Waesala itu juga gagal dan diusir Warga.
Menurutnya lagi, sandiwara yang sengaja diciptakan Pemerintah Daerah setempat megakibatkan aktifitas belajar-mengajar sampai saat ini terutama pada SMA Negeri 3 Waesala tidak berlangsung baik dan boleh dibilang lumpuh, sebab para siswa-siswi, Dewan Guru dan orang tua (wali murid) tidak merasa nyaman dengan kebijakan Pemkab SBB dalam hal ini Dinas Pendidikan dan UPTD yang terus memicu kemarahan masyarakat Buano.
"Jika bapak Bupati Jacobus. F. Puttileihalat tetap tidak mengikuti kemauan kami dan tidak mau kami berkarya di Negeri sendiri, silahkan gusur saja Gedung SMA Negeri 3 Waesala yang ada di Desa kami ini,“ kata masyarakat Desa Buano seperti yang dikutip Palirone. (*/bm 10)
"Rencana pergantian Plh Kepsek itu menimbulkan ketidaksetujuan di tengah masyarakat sehingga terjadilah aksi demo ribuan," kata Bahrum Palirone, salah seorang Mahasiswa di Ambon kepada Berita Maluku melalui akun facebooknya, Jumat (6/3/2015).
Menurutnya, pergantian Plh itu terindikasi punya kepentingan sehingga masyarakat Buano bersikeras terus menolak utusan Plh baru Ibu Wa Karmini yang didatangkan pekan lalu untuk menggantikan anak daerah Plh Ny. Sahama Nanilette, S.Pd.
Menurutnya, ini adalah akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap janji palsu Bupati Seram Bagian Barat Jacobus. F. Putileihalat.
Dijelaskan Palirone, pada pekan lalu, DPRD dari Komisi C DPRD Kabupaten SBB melakukan kunjungan untuk melihat dan mendengar langsung masalah yang mengancam Pendidikan disana dan sempat disambut dengan aksi demo massal oleh masyarakat Desa Buano.
Ribuan orang yang ikut serta berdemo itu mengakibatkan aktifitas pendidikan mulai dari SD sampai SMA dan aktifitas lain di desa itu lumpuh total.
Demo itu menurutnya berlangsung kurang lebih empat jam usai para Wakil Wakil Rakyat diberikan kesempatan oleh masyarakat untuk beraudiens dan mendengarkan semua aspirasi Masyarakat.
"Bahwa masyarakat tetap mempertahankan anak Daerah Ny. Sahama Nanilette, S.Pd sebagai Plh dan juga untuk dilantik sebagai Kepsek SMA Negeri 3 Waesala yang definitif, namun sampai saat ini pelantikan itu masih terkatung–katung," kata Palirone.
Dia mengatakan, bahwa sepertinya Pemkab SBB tidak mengindahkan kemauan masyarakat.
Dijelaskan juga, bahwa selang beberapa minggu kemudian, UPTD Kecamatan Waesala berkunjung secara mendadak ke Desa Buano pada tanggal 28 Februari 2015 dalam rangka yang sama persis Komisi C DPRD Kabupaten SBB waktu lalu dan melakukan Rapat seluruh Kepalah Sekolah, namun lagi-lagi dihadang masyarakat dengan aksi demo. Rencana UPTD Kecamatan Waesala itu juga gagal dan diusir Warga.
Menurutnya lagi, sandiwara yang sengaja diciptakan Pemerintah Daerah setempat megakibatkan aktifitas belajar-mengajar sampai saat ini terutama pada SMA Negeri 3 Waesala tidak berlangsung baik dan boleh dibilang lumpuh, sebab para siswa-siswi, Dewan Guru dan orang tua (wali murid) tidak merasa nyaman dengan kebijakan Pemkab SBB dalam hal ini Dinas Pendidikan dan UPTD yang terus memicu kemarahan masyarakat Buano.
"Jika bapak Bupati Jacobus. F. Puttileihalat tetap tidak mengikuti kemauan kami dan tidak mau kami berkarya di Negeri sendiri, silahkan gusur saja Gedung SMA Negeri 3 Waesala yang ada di Desa kami ini,“ kata masyarakat Desa Buano seperti yang dikutip Palirone. (*/bm 10)