Wisatawan MS Albatros Bawa Keuntungan Bagi Pelaku Bisnis di Ambon
http://www.beritamalukuonline.com/2015/02/wisatawan-ms-albatros-bawa-keuntungan.html
Ambon - Berita Maluku. Kunjungan kapal pesiar MS Albatros berbendera Jerman di Ambon, Jumat (27/2/2015) tidak disia-siakan para pelaku bisnis untuk mendapatkan keuntungan.
Bagi sejumlah pengrajin di kota ini ada yang sudah terbiasa menggunakan moment kunjungan wisatawan yang berasal dari kapal-kapal pesiar karena melihat jumlah wisatawan mencapai ratusan orang. Ini tentu kesempatan yang menguntungkan sekaligus mempromosikan budaya daerah Maluku.
Karena itu, Pemerintah kota Ambon dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian menggelar stand dengan menampilkan sejumlah hasil karya pengrajin di daerah ini.
Hasil kerajinan yang ditampilkan pada stand yang berada pada ruang kedatangan penumpang di pelabuhan Yos Soedarso itu, diantaranya adalah hasil-hasil kerajinan buatan tangan seperti Patung-patung abstrak, Kain tenun, kain batik Ambon dan sejumlah kerajinan tangan lainnya.
Dari pantauan media ini, para turis berusia muda maupun lanjut usia yang mendatangi stand-stand itu lebih tertarik pada stand milik Otmudy bersaudara yang menggelar hasil kerajinan patung.
Para turis yang mendatangi patung-patung Amdasa milik kakak-beradik bung Silvester dan bung Ely itu tampak seperti terhipnotis, karena bukan hanya melihat-lihat, tetapi mereka juga mengeluarkan kocehnya untuk mendapatkan patung-patung itu sebagai cinderamata.
Patung-patung itu bukan saja membawa daya tarik bagi para turis untuk membeli, tapi rupanya pengalaman Otmudy bersaudara sebagai perajin yang sudah sekian tahun tak pernah absen saat kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah selalu mengundang para turis untuk mendapat karyanya sebagai cinderamata. Apalagi bagi bung Ely sendiri punya kelebihan berbicara bahasa asing.
Menurut bung Silver, patung yang mereka jual tergantung besar kecil ukuran dan jenis ukirannya. Ia mengaku patung-patung yang dijualnya itu seharga $50 hingga mencapai $150.
Kendati harga patung yang dibeli seharusnya $100, namun ketika ditawar oleh para turis, Otmudy melepas dengan harga $75. Dari hasil nego harga, transaksi dengan dolar pun berlangsung seperti yang dilakukan kedua pasangan asal Jerman yang mendapatkan satu pasang patung.
Selain patung, tampak sejumlah turis juga tertarik mendatangi stand pijat milik Nagamura yang dilayani 5 pemijat.
Puluhan turis baik usia muda hingga lanjut usia itu tampak melakukan pijatan pada bagian badan hingga ke kaki. Mereka terlihat santai dan sangat menikmati hasil pijatan selama hampir setengah jam.
Menurut Pia, salah satu karyawati Nagamura, secara pribadi dia sudah melayani sebanyak 5 turis. Namun sejak pagi, hingga sore, seluruh karyawan yang ada di stand itu sudah memijat lebih dari 20 orang turis.
Dijelaskan Pia, bahwa harga pijat tidak dipatok, namun ada saja turis yang mau memberi $1 hingga $5. "Kita disini suka-suka, tidak patok harga kok, ini sebenarnya sukarela saja, tapi ada yang mau membayar," akuinya.
Dijelaskan Pia, stand pijat ini sebenarnya untuk melayani turis yang membutuhkan jasa pijat, karena pasti ada turis yang kelelahan karena melakukan perjalanannya. "Itu sebabnya kami tidak mematok harga," jelas perempuan muda ini. (bm 10)
Bagi sejumlah pengrajin di kota ini ada yang sudah terbiasa menggunakan moment kunjungan wisatawan yang berasal dari kapal-kapal pesiar karena melihat jumlah wisatawan mencapai ratusan orang. Ini tentu kesempatan yang menguntungkan sekaligus mempromosikan budaya daerah Maluku.
Karena itu, Pemerintah kota Ambon dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian menggelar stand dengan menampilkan sejumlah hasil karya pengrajin di daerah ini.
Hasil kerajinan yang ditampilkan pada stand yang berada pada ruang kedatangan penumpang di pelabuhan Yos Soedarso itu, diantaranya adalah hasil-hasil kerajinan buatan tangan seperti Patung-patung abstrak, Kain tenun, kain batik Ambon dan sejumlah kerajinan tangan lainnya.
Dari pantauan media ini, para turis berusia muda maupun lanjut usia yang mendatangi stand-stand itu lebih tertarik pada stand milik Otmudy bersaudara yang menggelar hasil kerajinan patung.
Para turis yang mendatangi patung-patung Amdasa milik kakak-beradik bung Silvester dan bung Ely itu tampak seperti terhipnotis, karena bukan hanya melihat-lihat, tetapi mereka juga mengeluarkan kocehnya untuk mendapatkan patung-patung itu sebagai cinderamata.
Patung-patung itu bukan saja membawa daya tarik bagi para turis untuk membeli, tapi rupanya pengalaman Otmudy bersaudara sebagai perajin yang sudah sekian tahun tak pernah absen saat kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah selalu mengundang para turis untuk mendapat karyanya sebagai cinderamata. Apalagi bagi bung Ely sendiri punya kelebihan berbicara bahasa asing.
Menurut bung Silver, patung yang mereka jual tergantung besar kecil ukuran dan jenis ukirannya. Ia mengaku patung-patung yang dijualnya itu seharga $50 hingga mencapai $150.
Kendati harga patung yang dibeli seharusnya $100, namun ketika ditawar oleh para turis, Otmudy melepas dengan harga $75. Dari hasil nego harga, transaksi dengan dolar pun berlangsung seperti yang dilakukan kedua pasangan asal Jerman yang mendapatkan satu pasang patung.
Selain patung, tampak sejumlah turis juga tertarik mendatangi stand pijat milik Nagamura yang dilayani 5 pemijat.
Puluhan turis baik usia muda hingga lanjut usia itu tampak melakukan pijatan pada bagian badan hingga ke kaki. Mereka terlihat santai dan sangat menikmati hasil pijatan selama hampir setengah jam.
Menurut Pia, salah satu karyawati Nagamura, secara pribadi dia sudah melayani sebanyak 5 turis. Namun sejak pagi, hingga sore, seluruh karyawan yang ada di stand itu sudah memijat lebih dari 20 orang turis.
Dijelaskan Pia, bahwa harga pijat tidak dipatok, namun ada saja turis yang mau memberi $1 hingga $5. "Kita disini suka-suka, tidak patok harga kok, ini sebenarnya sukarela saja, tapi ada yang mau membayar," akuinya.
Dijelaskan Pia, stand pijat ini sebenarnya untuk melayani turis yang membutuhkan jasa pijat, karena pasti ada turis yang kelelahan karena melakukan perjalanannya. "Itu sebabnya kami tidak mematok harga," jelas perempuan muda ini. (bm 10)