Pulau Molana Belum Punya Fasilitas Air Bersih
http://www.beritamalukuonline.com/2015/02/pulau-molana-belum-punya-fasilitas-air.html
Dinas Pariwisata Malteng-Maluku Tutup Mata
Ambon - Berita Maluku. Pulau Molana merupakan petunanan Negeri Haria, Pulau Saparua, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Luas keliling pulau nan indah ini adalah 8,5 kilometer sesuai hasil pengukuran Dinas Kehutanan Kabupaten Maluku Tengah dibantu masyarakat Haria.
Pulau ini tidak berpenduduk tetap. Kalaupun kelihatan ada penghuni itu hanya sekelompok nelayan yang mampir sejenak untuk menghindari tiupan angin laut (Timur Laut, Barat Daya). Kebanyakan yang datang ke Pulau ini adalah penduduk yang membuat kebun di waktu pagi dan pulang pada waktu petang. Kenapa tak ada penduduk tetap?
’’Karena di Pulau Molana tak ada sumber air tawar,’’ tutur pemilik lahan di Pulau Molana, August Kaya dalam bincang-bincang dengan Berita Maluku di Ambon, Jumat (13/2/2015).
Masyarakat yang ingin berkebun atau berteduh sejenak di Pulau ini relatif mengangkut air tawar dari pulau seberang, Saparua.
’’Itu pun kalau cuaca tenang. Kalau cuaca anomali dan gelombang, tentu masyarakat tak bisa membawa air tawar ke Molana,’’ lanjut pria 74 tahun ini.
Kondisi ini menyebabkan banyak turis mancanegara maupun domestik yang ragu-ragu dan tidak kerasan tinggal berhari-hari di Molana.
’’Memang banyak turis dari Eropa, terutama dari Jerman, Swiss, Belanda, Prancis, dan Negara Eropa lainnya yang sering ke Molana untuk berpacaran, berbulan madu dan diving karena terumbu karang dan bioata laut di Molana sangat indah dan masih lestari, tapi yak arena tak ada sumber air tawar sehingga mereka tidak berlama-lama di sana,’’ jelasnya.
Kaya mengungkapkan pihaknya pernah mengajukan proposal pembuatan bak penampung air hujan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah dan Dinas terkait di Maluku, tapi hingga saat ini belum kunjung direspons.
’’Saya berharap Gubernur Maluku, DPRD Maluku maupun Dinas Pariwisata Maluku melihat ini, karena keindahan Molana sudah diakui di dunia internasional,’’ pungkas mantan Pembina olahraga Maluku ini. (bm12)
Pulau ini tidak berpenduduk tetap. Kalaupun kelihatan ada penghuni itu hanya sekelompok nelayan yang mampir sejenak untuk menghindari tiupan angin laut (Timur Laut, Barat Daya). Kebanyakan yang datang ke Pulau ini adalah penduduk yang membuat kebun di waktu pagi dan pulang pada waktu petang. Kenapa tak ada penduduk tetap?
’’Karena di Pulau Molana tak ada sumber air tawar,’’ tutur pemilik lahan di Pulau Molana, August Kaya dalam bincang-bincang dengan Berita Maluku di Ambon, Jumat (13/2/2015).
Masyarakat yang ingin berkebun atau berteduh sejenak di Pulau ini relatif mengangkut air tawar dari pulau seberang, Saparua.
’’Itu pun kalau cuaca tenang. Kalau cuaca anomali dan gelombang, tentu masyarakat tak bisa membawa air tawar ke Molana,’’ lanjut pria 74 tahun ini.
Kondisi ini menyebabkan banyak turis mancanegara maupun domestik yang ragu-ragu dan tidak kerasan tinggal berhari-hari di Molana.
’’Memang banyak turis dari Eropa, terutama dari Jerman, Swiss, Belanda, Prancis, dan Negara Eropa lainnya yang sering ke Molana untuk berpacaran, berbulan madu dan diving karena terumbu karang dan bioata laut di Molana sangat indah dan masih lestari, tapi yak arena tak ada sumber air tawar sehingga mereka tidak berlama-lama di sana,’’ jelasnya.
Kaya mengungkapkan pihaknya pernah mengajukan proposal pembuatan bak penampung air hujan ke Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah dan Dinas terkait di Maluku, tapi hingga saat ini belum kunjung direspons.
’’Saya berharap Gubernur Maluku, DPRD Maluku maupun Dinas Pariwisata Maluku melihat ini, karena keindahan Molana sudah diakui di dunia internasional,’’ pungkas mantan Pembina olahraga Maluku ini. (bm12)
