Perayaan Imlek di Ambon, Wihelmus: Semua Etnis Ciptaan Tuhan
http://www.beritamalukuonline.com/2015/02/perayaan-imlek-di-ambon-wihelmus-semua.html
Ambon - Berita Maluku. Ketua Kehormatan Persatuan Paguyuban Masyarakat Tionghoa Indonesia Maluku Wilhelmus Jauwerissa menyatakan perayaan Imlek atau Tahun Baru China 2566 merupakan salah satu realita peristiwa di bumi.
"Kita menyadari bahwa Imlek senantiasa dirayakan dengan penuh suka cita oleh masyarakat etnis Tionghoa serta mengucap syukur untuk tahun yang telah dilewati dan semoga di tahun baru diberikan rejeki serta memperoleh kesejahteraan hidup yang lebih baik," kata Wihelmus, pada Acara Perayaan Imlek 2566, di Ambon, Kamis.
Menurut dia, sebagai masyarakat Maluku yang merupakan generasi ke empat dari garis keturunan etnis Tionghoa, memandang bahwa kehidupan ini merupakan rahasia dan anugerah Tuhan yang maha kuasa dan patut disyukuri.
"Saya jujur mengatakan bahwa saya lahir dari generasi ke empat dari garis keturunan etnis Tionghoa di Ambon, tetapi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, kami selalu membaur dengan warga masyarakat dari etnis lainnya, karena Tuhan tidak memandang dari etnis mana tetapi kita semua adalah manusia ciptaan-Nya yang patut disyukuri," kata Wihelmus.
"Dengan keberagaman etnis kita saling merajut tali persaudaraan dan momen Imlek ini, kita bergandengan tangan karena kita adalah satu saudara sebangsa dan setanah air Indonesia dan lebih khusus lagi kita adalah putra-putri Maluku," ujarnya.
Karena itu, perayaan Imlek dengan sorotan tema, "Melalui Imlek Ke 2566 Kita Tingkatkan Rasa Persaudaraan dan Etos kerja Menuju Masa Depan Yang Baik", artinya persaudaraan penting tetapi harus diimbangi dengan semangat kerja keras, karena walaupun alam ini kaya raya tetapi kalau tidak diolah dengan baik akan sia-sia.
"Saya mengajak generasi muda Maluku, siapa pun dia dari etnis mana pun kita semua bergandengan tangan membangun bangsa dan negara Indonesia khususnya Maluku, jangan berpangku tangan tetapi kita kerja keras, berdiri di atas kaki sendiri dan berusaha untuk kesejahteraan bersama," harap Wihelmus.
Ditanya kontribusi masyarakat etnis Tionghoa untuk pembangunan di Maluku, menurut Wihelmus, kontribusinya sangat positif, ini terlihat dari berbagai aktifitas yang dilakukan terutama di bidang perekonomian.
"Kami selalu menjaga dan menyediakan kebutuhan masyarakat dengan harga yang terjangkau, inilah kontribusi kami dari masyarakat etnis Tionghoa, di Maluku," katanya.
Perayaan Imlek di Ambon diwarnai dengan tarian-tarian dan nyanyian-nyanyian dalam bahasa Mandarin dan yang menarik pementasan Tarian Barongsai. (ant/bm 10)
"Kita menyadari bahwa Imlek senantiasa dirayakan dengan penuh suka cita oleh masyarakat etnis Tionghoa serta mengucap syukur untuk tahun yang telah dilewati dan semoga di tahun baru diberikan rejeki serta memperoleh kesejahteraan hidup yang lebih baik," kata Wihelmus, pada Acara Perayaan Imlek 2566, di Ambon, Kamis.
Menurut dia, sebagai masyarakat Maluku yang merupakan generasi ke empat dari garis keturunan etnis Tionghoa, memandang bahwa kehidupan ini merupakan rahasia dan anugerah Tuhan yang maha kuasa dan patut disyukuri.
"Saya jujur mengatakan bahwa saya lahir dari generasi ke empat dari garis keturunan etnis Tionghoa di Ambon, tetapi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, kami selalu membaur dengan warga masyarakat dari etnis lainnya, karena Tuhan tidak memandang dari etnis mana tetapi kita semua adalah manusia ciptaan-Nya yang patut disyukuri," kata Wihelmus.
"Dengan keberagaman etnis kita saling merajut tali persaudaraan dan momen Imlek ini, kita bergandengan tangan karena kita adalah satu saudara sebangsa dan setanah air Indonesia dan lebih khusus lagi kita adalah putra-putri Maluku," ujarnya.
Karena itu, perayaan Imlek dengan sorotan tema, "Melalui Imlek Ke 2566 Kita Tingkatkan Rasa Persaudaraan dan Etos kerja Menuju Masa Depan Yang Baik", artinya persaudaraan penting tetapi harus diimbangi dengan semangat kerja keras, karena walaupun alam ini kaya raya tetapi kalau tidak diolah dengan baik akan sia-sia.
"Saya mengajak generasi muda Maluku, siapa pun dia dari etnis mana pun kita semua bergandengan tangan membangun bangsa dan negara Indonesia khususnya Maluku, jangan berpangku tangan tetapi kita kerja keras, berdiri di atas kaki sendiri dan berusaha untuk kesejahteraan bersama," harap Wihelmus.
Ditanya kontribusi masyarakat etnis Tionghoa untuk pembangunan di Maluku, menurut Wihelmus, kontribusinya sangat positif, ini terlihat dari berbagai aktifitas yang dilakukan terutama di bidang perekonomian.
"Kami selalu menjaga dan menyediakan kebutuhan masyarakat dengan harga yang terjangkau, inilah kontribusi kami dari masyarakat etnis Tionghoa, di Maluku," katanya.
Perayaan Imlek di Ambon diwarnai dengan tarian-tarian dan nyanyian-nyanyian dalam bahasa Mandarin dan yang menarik pementasan Tarian Barongsai. (ant/bm 10)