Kapal Perintis Maluku Akan Diganti Lebih Besar
http://www.beritamalukuonline.com/2015/02/kapal-perintis-maluku-akan-diganti.html
Ambon - Berita Maluku. Gubernur Maluku, Said Assagaff mengungkapkan Kementerian Perhubungan akan menarik semua kapal penumpang berbobot mati 500 DWT yang selama ini melayari rute perintis di daerah itu dan menggantinya dengan kapal berbobot mati 2.000 DWT pada 2016.
"Kementerian Perhubungan akan menggantinya dengan kapal penumpang berukuran lebih besar yaitu berbobot mati 2.000 DWT," kata Said Assagaff di Ambon, Senin (23/2/2015).
Kepastian penarikan dan penggantian kapal perintis itu diketahui setelah gubernur mengikuti rapat kepala-kepala daerah dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Menurut Said, kondisi geografis wilayah Maluku yang terdiri dari pulau-pulau serta cuaca buruk yang sering terjadi mengakibatkan pengoperasian kapal penumpang berukuran 500 DWT tidak maksimal dan rawan terkena bencana.
Ia menyebutkan dalam pertemuan dengan kepala negara di Istana Bogor, Gubernur Maluku telah menyampaikan persoalan tersebut dan mendapat perhatian serius pemerintah.
"Makanya kami melanjutkan pertemuan dengan Kementerian Perhubungan dan rapatnya dipimpin langsung Menteri Perhubungan Ignasius Jonan serta para dirjennya," katanya.
Dalam pertemuan tersebut telah diambil kebijakan tentang rencana pergantian kapal penumpang yang ukurannya lebih besar agar bisa berimbang dengan kondisi cuaca di daerah ini.
Kementerian Perhubungan juga telah menetapkan anggaran untuk program pembangunan sektor perhubungan di Maluku sebesar Rp1,2 triliun.
"Keputusan ini merupakan sebuah kebijakan yang luar biasa karena kita dapat alokasi dana yang cukup besar dibanding Provinsi Maluku Utara yang hanya Rp500 miliar," ujar Said Assagaff. (ant/bm 10)
"Kementerian Perhubungan akan menggantinya dengan kapal penumpang berukuran lebih besar yaitu berbobot mati 2.000 DWT," kata Said Assagaff di Ambon, Senin (23/2/2015).
Kepastian penarikan dan penggantian kapal perintis itu diketahui setelah gubernur mengikuti rapat kepala-kepala daerah dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Menurut Said, kondisi geografis wilayah Maluku yang terdiri dari pulau-pulau serta cuaca buruk yang sering terjadi mengakibatkan pengoperasian kapal penumpang berukuran 500 DWT tidak maksimal dan rawan terkena bencana.
Ia menyebutkan dalam pertemuan dengan kepala negara di Istana Bogor, Gubernur Maluku telah menyampaikan persoalan tersebut dan mendapat perhatian serius pemerintah.
"Makanya kami melanjutkan pertemuan dengan Kementerian Perhubungan dan rapatnya dipimpin langsung Menteri Perhubungan Ignasius Jonan serta para dirjennya," katanya.
Dalam pertemuan tersebut telah diambil kebijakan tentang rencana pergantian kapal penumpang yang ukurannya lebih besar agar bisa berimbang dengan kondisi cuaca di daerah ini.
Kementerian Perhubungan juga telah menetapkan anggaran untuk program pembangunan sektor perhubungan di Maluku sebesar Rp1,2 triliun.
"Keputusan ini merupakan sebuah kebijakan yang luar biasa karena kita dapat alokasi dana yang cukup besar dibanding Provinsi Maluku Utara yang hanya Rp500 miliar," ujar Said Assagaff. (ant/bm 10)