Pemerintah Diminta Hargai Simbol Adat, Lambang Kakehang Jadi Pijakan di Trotoar
http://www.beritamalukuonline.com/2014/12/pemerintah-diminta-hargai-simbol-adat.html
Ambon - Berita Maluku. Meski upaya pemerintah dalam memperkenalkan lambang-lambang adat Maluku ke permukaan, diakui sebagai sebuah ikhtiar yang positif. Namun upaya tersebut berbuah blunder, pasalnya salah satu lambang suci budaya Maluku, yakni lambang kakehang yang terpajang di trotoar sepanjang jalan Pattimura, hingga jadi bulan - bulanan di injak masyarakat pejalan kaki.
Upaya pemerintah ini dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap budaya sendiri, karena trotoar yang nota bene adalah tempat pijakan para pejalan kaki, bahkan upaya sosialisasi lambang-lambang yang sakral juga tidak berjalan maksimal, misalnya beberapa siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berlokasi pada kawasan tersebut saat dicegat Berita Maluku tidak mengerti lambang-lambang tersebut.
Penempatan lambang-lambang itu menjadi mubazir bahkan membuahkan pelecehan terhadap indentitas adatis orang maluku.
Fenomena ini, tak ayal memantik reaksi keras dari tokoh adat di bumi raja raja ini.
Salah satu anak adat Maluku, DR Ambraham Tulelessy, yang ditemui, Selasa (9/12/2014) memprotes hal tersebut. Ia mengungkapkan, kenyataan ini membuat anak-anak Maluku sendiri di giring untuk menginjak-injak identitas budaya Maluku.
"Saya tidak tahu apakah Pemerintah sadar atau tidak telah melakukan pelecehan terhadap budaya sendiri," ungkap Tulalessy.
Untuk itu, Tulalessy mengajurkan pemerintah kota Ambon untuk segera membongkar trotaoar di jalan Pattimura tersaebut.
Dijelaskan olehnya, kakehang adalah lambang adat orang maluku yang semestinya dirajah dalam bentuk tatto di tubuh atau menghiasi bangunan bukan untuk diinjak-injak.
Untuk itu pakar lingkungan hidup ini mengharapkan pemerintah kota maupun pemerintah provinsi agar memberikan perhatian dan menghargai simbol-simbol adat orang maluku," anjurnya.
Salah seorang tokoh adat Nusa Ina, David Titawano yang di temui kemarin mengungkapkan penyesalannya, pasalnya lambang kakehang adalah simbol dari pasukan khusus di masa lampau yang harus dihormati.
Dijelaskan Titawano, kearifan lokal adat kakehang harus dihormati, karena untuk direkrut masuk pasukan elite di masa itu, harus melewati tahap seleksi yang sangat ketat.
Selain itu menurut dosen FISIP Unpatti ini, tugas yang diemban oleh pasukan ini, sangat startegis yakni menjaga ketertiban dan keamanan pada masa itu.
"Saat itu kalau ada yang melakukan kesalahan akan dijemput oleh pasukan ini untuk menerima hukuman yang setimpal," urai Titawanno. (BM02)
Upaya pemerintah ini dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap budaya sendiri, karena trotoar yang nota bene adalah tempat pijakan para pejalan kaki, bahkan upaya sosialisasi lambang-lambang yang sakral juga tidak berjalan maksimal, misalnya beberapa siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berlokasi pada kawasan tersebut saat dicegat Berita Maluku tidak mengerti lambang-lambang tersebut.
Penempatan lambang-lambang itu menjadi mubazir bahkan membuahkan pelecehan terhadap indentitas adatis orang maluku.
Fenomena ini, tak ayal memantik reaksi keras dari tokoh adat di bumi raja raja ini.
Salah satu anak adat Maluku, DR Ambraham Tulelessy, yang ditemui, Selasa (9/12/2014) memprotes hal tersebut. Ia mengungkapkan, kenyataan ini membuat anak-anak Maluku sendiri di giring untuk menginjak-injak identitas budaya Maluku.
"Saya tidak tahu apakah Pemerintah sadar atau tidak telah melakukan pelecehan terhadap budaya sendiri," ungkap Tulalessy.
Untuk itu, Tulalessy mengajurkan pemerintah kota Ambon untuk segera membongkar trotaoar di jalan Pattimura tersaebut.
Dijelaskan olehnya, kakehang adalah lambang adat orang maluku yang semestinya dirajah dalam bentuk tatto di tubuh atau menghiasi bangunan bukan untuk diinjak-injak.
Untuk itu pakar lingkungan hidup ini mengharapkan pemerintah kota maupun pemerintah provinsi agar memberikan perhatian dan menghargai simbol-simbol adat orang maluku," anjurnya.
Salah seorang tokoh adat Nusa Ina, David Titawano yang di temui kemarin mengungkapkan penyesalannya, pasalnya lambang kakehang adalah simbol dari pasukan khusus di masa lampau yang harus dihormati.
Dijelaskan Titawano, kearifan lokal adat kakehang harus dihormati, karena untuk direkrut masuk pasukan elite di masa itu, harus melewati tahap seleksi yang sangat ketat.
Selain itu menurut dosen FISIP Unpatti ini, tugas yang diemban oleh pasukan ini, sangat startegis yakni menjaga ketertiban dan keamanan pada masa itu.
"Saat itu kalau ada yang melakukan kesalahan akan dijemput oleh pasukan ini untuk menerima hukuman yang setimpal," urai Titawanno. (BM02)