Mengukuhkan Maluku sebagai ’’Poros Maritim Dunia Berbasis Jalur Rempah’’ | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Mengukuhkan Maluku sebagai ’’Poros Maritim Dunia Berbasis Jalur Rempah’’

Ambon - Berita Maluku. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampaknya belum punya konsep valid tentang Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Berbasis Jalur Rempah. Karena itu, Pemerintah Indonesia terjebak dengan kelicikan Tiongkok mempromosikan dan mendaftarkan ’Jalur Sutera’ sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) dan Poros Maritim Dunia di abad ke-21.

Padahal, berlatar belakang sejarah, kepulauan Maluku yang dikenal sebagai The Spice Islands (kepulauan rempah-rempah) telah menjadi Poros Maritim Dunia berbasis Jalur Rempah-rempah sejak abad ke-6 hingga kedatangan armada Portugis pada abad ke-16 atau sekira 1521 SM.

Memposisikan Poros Maritim Dunia pada jalur rempah-rempah yang menjadi inspirasi dari berbagai penemuan mutakhir di bidang ilmu pengetahuan, Universitas Pattimura Ambon, Archilepago Solidarity Foundation (ARSO), Universitas Katolik Atma Jaya (Unika) Jakarta serta Pusat Penelitian Laut Dalam-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPLD-LIPI) Ambon akan menggelar Sarasehan bertema: ’’Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia Berbasis Jalur Rempah’’. Sarasehan itu akan berlangsung di Aula Lantai 2 Gedung Rektorat, Unpatti, Poka, Rabu (3/12/2014) mulai pukul 10.00 WIT hingga selesai.

Penggagas Maluku Kaya Engelina Pattiasina menyatakan Presiden Jokowi dalam upaya mewujudkan Poros Maritim dan Tol Laut yang dijanjikannya selama kampanye pemilihan presiden pada 2013 yang lalu telah mendekat pada Jalur Sutera Maritim Tiongkok, satu jalur perdagangan komoditi asli Tiongkok, dan sama sekali tidak memerhatikan Jalur Rempah, yaitu jaringan jalur perdagangan yang mulai dibangun sejak zaman Dinasti Syailendra yang mencapai Benua Asia dan Afrika pada saat memperdagangkan Sinamon (kayu manis), salah satu jenis rempah-rempah komoditi asli Indonesia, khususnya dari wilayah Maluku.

’’Untuk mencegah Jalur Sutera Maritim Tiongkok mendominasi pembangunan Poros Maritim dan Tol Laut Indonesia, ARSO telah bersafari dengan menggandeng beberapa perguruan tinggi dan organisasi kemaritiman serta para pakar maritim dan yang berminat di bidang kemaritiman pada setiap seminar dan setiap pertemuan yang digelar agar Jalur Rempah (spice route) menjadi inti dari pembangunan Poros Maritim dan Tol Laut,’’ ujarnya dalam jumpa pers di Swiss Belhotel Ambon, Senin (1/12/2014).

Pada 15 Oktober 2014, ARSO bekerja sama dengan Fakultas Hukum Unika menyelenggarakan Sarasehan 50 Doktor dengan tema:’’Strategi Poros Maritim Abad ke-21 Berbasis Jalur Rempah’’. Sarasehan tersebut dihadiri lebih dari 100 Doktor dan sebagian besar berasal dari Indonesia Timur, khususnya dari Unpatti. Pada 13 November 2014, ARSO menyelenggarakan Diskusi di Hotel Mandarin Jakarta dengan tema:’’Kemandirian Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia’’.

Menjelang Hari Nusantara pada 10 Desember nanti berkenaan dengan Deklarasi Juanda 1957, Unpatti, Unika, ARSO dan PPLD- LIPI Ambon menggelar Pertemuan Akbar ’’Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Berbasis Jalur Rempah’’. Sarasehan nanti akan menampilkan sejumlah pembicara, antara lain Mus Huliselan (Guru Besar FKIP Unpatti), Victor Nikijuluw (Dekan Fakultas Ekonomi Ukrida Jakarta), Tomy Hendra Purwaka (Dekan Fakultas Hukum Unika), Tjance Tjiptabudi (Dekan Fakultas Hukum Unpatti), Semy Khouw (Guru Besar Unpatti), Soleman B Pontoh dan narasumber lainnya.

Pattiasina menjelaskan, spirit dari pertemuan akbar tersebut untuk menyatakan beberapa hal.

Pertama, Jaringan Jalur Rempah yang mendunia adalah asli dibangun dan dikembangkan oleh putra-putri Nusantara sejak zaman Syailendra, bukan buatan penjajah.

Kedua, Jaringan Jalur Rempah untuk saat ini hendaknya menjadi jaringan jalur kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya Indonesia Timur dan jangan hanya menjadi jaringan jalur kemakmuran bagi segelintir bangsa Indonesia dan bangsa asing.

Ketiga, Jaringan Jalur rempah saat ini dapat diidentikan dengan berbagai jaringan komunikasi baik yang ada di atas, di permukaan maupun di bawah laut yang membangun hubungan antarpulau, antarbenua dan antarsamudera.

Keempat, Jaringan Jalur Rempah merupakan poros maritim dunia.

Pattiasina berujar pemilihan lokasi di Maluku merupakan momentum untuk mengingat jejak sejarah masa lalu di mana Maluku merupakan sumber utama rempah dunia pada masa itu.

’’Maluku dalam sejarah dunia juga dikenal dengan spice islands’’.

Kedatangan bangsa Eropa untuk mencari rempah di Kawasan Timur Indonesia, telah menjadikan jalur rempah sebagai jalur utama perdagangan dunia pada masa keemasan rempah-rempah. Bahkan, jalur ini sudah ada jauh sebelum itu. Jalur ini yang secara historis menghubungkan persada Nusantara.

’’Kawasan Timur sudah sejak lama menjadi poros maritime, karena memang wilayah ini sebagian besar terdiri dari lautan dengan berbagai kekayaan alam yang terkandung di bawah laut maupun di permukaan laut. Bahkan, kawasan Timur ini memiliki keunikan tersendiri karena memiliki wilayah laut dalam yang kaya dengan sumber daya alam yang memang hanya khusus terdapat di wilayah laut dalam’’.

’’Keinginan pemerintah untuk mengembangkan bidang maritim, sebenarnya harus menjadi peluang bagi Kawasan Timur untuk mengembangkan diri dengan mengandalkan potensi maritim yang sangat besar. Sebab, sebagian wilayah laut Indonesia berada di Kawasan Timur yang relatif tertinggal dari kawasan Barat. Bahkan, ilmuwan kelautan seperti Doktor Victor Nikijuluw memperkirakan kawasan Timur membutuhkan waktu satu abad untuk mengejar ketertinggalan dari kawasan Barat’’.

’’Kondisi seperti ini tak semestinya membuat kawasan timur semakian pesimis, justru harus menjadi pemacu untuk terus bergerak dan fokus mengembangkan diri sesuai dengan potensi alam yang sangat kaya. Era pengarusutamaan bidang maritime ini merupakan momentum emas untuk mengejar ketertinggalan. Semua itu bisa dilakukan sejauh ada keikhlasan, fokus dan keyakinan akan kebangkitan Kawasan Timur Indonesia’’.

Pattiasina menyatakan untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia Berbasis Jalur Rempah, relative terpulang kemauan, kekompakan dan keberanian Pemerintah Provinsi Maluku, terutama para legislator, anggota DPR RI dan anggota DPD RI asal Maluku di Senayan, Jakarta. ’’Bagi saya, semua itu belum terlambat. Berani atau tidak DPD RI asal Maluku mewujudkan ini,’’ tantangnya. (bm01)
Utama 3092569143429992611
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks