Kasus Pembunuhan Belum Tuntas, Supir Kudamati Tolak Lewati Jalur Waihaong
http://www.beritamalukuonline.com/2014/12/kasus-pembunuhan-belum-tuntas-supir.html
Ilustrasi |
Ambon - Berita Maluku. Normalisasi jalur angkutan umum dari trayek Kudamati, Bentas, Air Salobar melewati jalur sebelumnya Talake, Waihaong, Depan Al Fatah sampai ke Terminal Mardika, tidak akan dituruti para supir trayek Kudamati.
Para supir yang melakukan aksi penolakan di Jl. Dr. Latumeten Ambon, Senin (8/12/2014) itu meminta kasus penikaman salah seorang rekan mereka pada Desember 2011 lalu dituntaskan.
"Selama belum tuntas kasus penikaman terhadap supir angkot jurusan Kudamati beberapa waktu lalu, kami tetap menghindari jalur Waihaong," kata Ongky, salah satu supir jurusan Kudamati saat aksi itu digelar.
Para supir itu menolak keinginan pemerintah Kota Ambon untuk mengembalikan aktifitas seperti semula. Mereka minta pihak kepolisian mengungkapkan siapa pembunuh rekan sejawat mereka yang ditikam di depan masjid Alfatah Ambon.
“Kami tidak merasa nyaman melewati jalur yang dulu. Bukan hanya para supir yang enggan melewati ruas jalan itu, tapi semua masyarakat di kawasan kudamati juga enggan melewati jalur itu,’’ kata Ongky.
Mereka juga mempertanyakan jaminan keamanan jika melewati jalur Waihaong. "Apakah kemanan akan lebih ditingkatkan apabila kita kembali melakukan aktifitas di ruas jalan yang lama?" tanya para supir.
Mereka juga minta agar Dinas Perhubungan (Dishub) dalam melakukan normalisasi jalur harus sesuai aturan, "Jangan hanya program yang dirancang oleh Dishub untuk mengejar target semata."
Aksi para supir itu berlangsung sekitar 2 jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 10.00 WIT, mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang.
Dalam aksi itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Ambon, Piet Saimina tampak mendatangi para supir. Tak lama aksi itu bubar namun para supir tetap kembali melakukan aktivitas di jalur yang lama, jalan Latumeten. (bm 06)