Warga Piru Tolak Rencana Pembongkaran Gereja ’Tua’ Elohim
http://www.beritamalukuonline.com/2014/10/warga-piru-tolak-rencana-pembongkaran.html
Joses Dos Santos Walalayo |
’’Kalau sampai terjadi pembongkaran Gereja Elohim Piru, praktis situs sejarah dan buah tangan dari leluhur kami akan hilang ditelan zaman,’’ ingat Walalayo kepada Berita Maluku di Ambon, Rabu (1/10/2014).
Selaku anak negeri Piru, tegas Walalayo, dirinya dengan tegas menolak rencana pembongkaran Gereja Tua Elohim.
’’Kami menolak pembongkaran gereja kami, karena Gereja Elohim merupakan peninggalan Belanda dan juga merupakan salah satu situs sejarah bagi masyarakat Piru dan sekitarnya. Gereja ini merupakan hasil karya leluhur kami orang asli Piru, dan gereja ini merupakan cinderamata bagi kami anak cucu sekarang dan (generasi) yang akan datang,’’ ungkapnya sedikit prihatin.
Walalayo mengusulkan Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Piru dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) SBB untuk mempertimbangkan keluhan masyarakat asli Piru terkait rencana pembongkaran Gereja Tua Elohim.
’’Kan dari Klasis GPM Piru, Majelis Jemaat GPM Elohim Piru, tokoh masyarakat dan tokoh adat Piru telah mengadakan pertemuan dan lahir sebuah keputusan bersama, yakni tidak dibongkar atau dirobohkan atau dibangun baru, tetapi hanya direnovasi’’.
’’Karena setahu saya, Gereja Elohim Piru pernah direnovasi. Karena itu, kami mintakan Klasis GPM Piru segera menepati komitmen dan kesepakatan bersama untuk merenovasi gereja Elohim, bukan dibongkar. Sebenarnya ada apa dengan semua ini,’’ herannya.
Walalayo mengimbau pihak-pihak terkait untuk tidak menjadikan rencana pembongkaran Gereja Tua Elohim Piru sebagai agenda politik dan kepentingan pribadi elite-elite Pemkab SBB dan unsur pimpinan Klasis GPM Piru.
’’Kami mintakan Pemkab SBB dan Klasis GPM Piru tolong hargailah buah karya leluhur kami. Kami juga mintakan segera mengembalikan alat-alat dan bahan-bahan yang sudah didatangkan dari Taniwel untuk membongkar Gereja Tua Elohim Piru ke tempat semula, Taniwel’’.
Walalayo mengancam akan mengerahkan seluruh komponen masyarakat, pemuda, pelajar dan mahasiswa Piru menduduki Kantor Bupati SBB dan Kantor Klasis GPM Piru untuk memaksa pihak-pihak terkait menghentikan aktivitas mereka.
’’Sampai Ketua Klasis (GPM) Piru dan jajarannya tidak menindaklanjuti permintaan masyarakat adat Piru, saya dan masyarakat adat Piru lainnya tidak segan-segan untuk melumpuhkan aktivitas di kantor-kantor di Pemkab SBB dan Klasis Piru, karena sebagian besar kantor berdiri di atas tanah milik anak adat negeri Hatu Telu Piru,’’ pungkasnya. (ev/mg bm015/bm01)