Sangat Dibutuhkan Konsep Pertanian Lokal Ramah Lingkungan
http://www.beritamalukuonline.com/2014/10/sangat-dibutuhkan-konsep-pertanian.html
Ambon - Berita Maluku. Wali Kota Ambon Richard Louhepessy membuka secara resmi Open House Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku dan Bulan Bakti Agro Inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian ke-40 tahun 2014 dengan tema'' Peran Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Dalam Pengembangan Bio Industri’’.
Saat peringatan 40 tahun Bulan Bakti Agro Inovasi, Balitbang Pertanian menggelar open house di BPTP Maluku sekaligus perayaan 20 tahun lahirnya BPTP Maluku.
’’Ketika kita semua yang hadir di sini untuk memperingati Hari Bulan Bakti Agro Inovasi yang penting dan strategis karena merupakan momentum dalam mempromosikan dan mendesiminasikan inovasi teknologi,’’ kata Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dalam kegiatan itu, Rabu kemarin (8/10/2014).
Melalui kesempatan itu, Walkot berharap BPTP Maluku dapat membangun kerja sama dan komunikasi di antara stakeholder peneliti maupun akademisi di bidang pertanian di tingkat kabupaten, kota dan Provinsi Maluku dalam mengindetifikasi inovasi teknologi.
''Sangat dibutuhkan konsep pertanian berbasis lokal yang ramah lingkungan untuk mendukung pembangunan pertanian di Maluku, khususnya di Kota Ambon. Sebab, kita tahu persis Provinsi Maluku terkendala dengan luas wilayah laut dengan perbandingan 93 persen lautan dan daratanya 7 persen’’.
’’Daerah Seribu Pulau ini merupakan wilayah kerja BPTP Maluku. Dalam pola dasar membangun provinsi ini wilayah Maluku dibagi 12 gugus pulau dan secara administrasi pemerintahan tersendiri pada 11 kabupaten dan kota. Mengingat kondisi agro ekosistem dan budaya penduduk dari masing-masing gugus pulau sangatlah beranekaragam, sehingga memerlukan dukungan teknologi dan pendekatan yang cepat dan spesifik untuk menjamin keberhasilan pembangunan pertanian di wilayah ini’’.
Salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) BPTP Maluku, lanjut Walkot, adalah melakukan penelitian dan perkajian inovasi unggulan daerah dan nasional untuk mendukung terwujudnya industrialisasi pertanian yang berbasis agro bisnis di 12 gugus di Maluku.
’’Tanggung jawab ini sungguh berat apabila dilaksanakan sendiri oleh BPTP. Karena itu, Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon akan terus saling membantu dan bersinergi dengan BPTP Maluku dalam rangka membangun pertanian di wilayah ini secara khusus di wilayah kota kita.Dukungan Pemkot Ambon telah dituangkan dalam MoU antara wali kota Ambon dan Balai Besar Pengembangan Teknologi yang telah ditandatangani pada 19 Agustus 2013 lalu’’.
’’Hal ini memungkinkan untuk dapat melakukan hal yang sama dalam melakukan inovasi spesifik lokasi di Ambon sebagaimana moto BPTP Maluku, yakni Manggurebe Kalesang Pertanian.Untuk menuju Pertanian Industrial, tanggung jawab kita yang hadir di sini khususnya pemkot Ambon, Balitbang dan stakeholder lainnya yakni bagaimana kalesang, peduli petani untuk mengolah hasil mereka yang bersifat tanam untuk dimakan menjadi agro bisnis, yaitu tanam untuk dijual dan menghasilkan keuntungan dengan tetap menghasilkan sumber daya alam dan penyerapan teknologi ramah lingkungan’’. (ev/mg-bm015)
Saat peringatan 40 tahun Bulan Bakti Agro Inovasi, Balitbang Pertanian menggelar open house di BPTP Maluku sekaligus perayaan 20 tahun lahirnya BPTP Maluku.
’’Ketika kita semua yang hadir di sini untuk memperingati Hari Bulan Bakti Agro Inovasi yang penting dan strategis karena merupakan momentum dalam mempromosikan dan mendesiminasikan inovasi teknologi,’’ kata Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dalam kegiatan itu, Rabu kemarin (8/10/2014).
Melalui kesempatan itu, Walkot berharap BPTP Maluku dapat membangun kerja sama dan komunikasi di antara stakeholder peneliti maupun akademisi di bidang pertanian di tingkat kabupaten, kota dan Provinsi Maluku dalam mengindetifikasi inovasi teknologi.
''Sangat dibutuhkan konsep pertanian berbasis lokal yang ramah lingkungan untuk mendukung pembangunan pertanian di Maluku, khususnya di Kota Ambon. Sebab, kita tahu persis Provinsi Maluku terkendala dengan luas wilayah laut dengan perbandingan 93 persen lautan dan daratanya 7 persen’’.
’’Daerah Seribu Pulau ini merupakan wilayah kerja BPTP Maluku. Dalam pola dasar membangun provinsi ini wilayah Maluku dibagi 12 gugus pulau dan secara administrasi pemerintahan tersendiri pada 11 kabupaten dan kota. Mengingat kondisi agro ekosistem dan budaya penduduk dari masing-masing gugus pulau sangatlah beranekaragam, sehingga memerlukan dukungan teknologi dan pendekatan yang cepat dan spesifik untuk menjamin keberhasilan pembangunan pertanian di wilayah ini’’.
Salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) BPTP Maluku, lanjut Walkot, adalah melakukan penelitian dan perkajian inovasi unggulan daerah dan nasional untuk mendukung terwujudnya industrialisasi pertanian yang berbasis agro bisnis di 12 gugus di Maluku.
’’Tanggung jawab ini sungguh berat apabila dilaksanakan sendiri oleh BPTP. Karena itu, Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon akan terus saling membantu dan bersinergi dengan BPTP Maluku dalam rangka membangun pertanian di wilayah ini secara khusus di wilayah kota kita.Dukungan Pemkot Ambon telah dituangkan dalam MoU antara wali kota Ambon dan Balai Besar Pengembangan Teknologi yang telah ditandatangani pada 19 Agustus 2013 lalu’’.
’’Hal ini memungkinkan untuk dapat melakukan hal yang sama dalam melakukan inovasi spesifik lokasi di Ambon sebagaimana moto BPTP Maluku, yakni Manggurebe Kalesang Pertanian.Untuk menuju Pertanian Industrial, tanggung jawab kita yang hadir di sini khususnya pemkot Ambon, Balitbang dan stakeholder lainnya yakni bagaimana kalesang, peduli petani untuk mengolah hasil mereka yang bersifat tanam untuk dimakan menjadi agro bisnis, yaitu tanam untuk dijual dan menghasilkan keuntungan dengan tetap menghasilkan sumber daya alam dan penyerapan teknologi ramah lingkungan’’. (ev/mg-bm015)