Para Tokoh Lintas Agama Serukan Perdamaian Abadi di Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2014/10/para-tokoh-lintas-agama-serukan.html
Mgr Petrus Canisius Mandagi |
Hal demikian disampaikan para peserta Musyawarah Nasional (Munas) XI Unio Indonesia yang berlangsung di Islamic Center, Kamis kemarin (2/10/2014). Para penyeru perdamaian di Maluku itu terdiri dari sejumlah OKP, Ormas Islam, Pastor Projo se Indonesia beserta kelompok lintas agama: Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Uskup Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi menyatakan kebangaannya terhadap toleransi beragama di Maluku.
’’Konflik sosial yang pernah terjadi di Maluku belasan tahun silam biarlah menjadi sejarah. Konflik itu sudah berlalu. Sekarang situasi di Maluku sudah kondusif. Masyarakatnya sudah hidup damai dan saling menghargai satu sama lain,’’ ungkapnya.
’’Situasi aman dan damai yang tercipta di Maluku merupakan keinginan besar dari masyarakat Maluku sendiri. Karena adanya rasa persaudaraan yang begitu kuat di mana pada saat konflik terjadi belasan tahun silam, iman dan keagamaan mereka diuji waktu itu, baik umat Katolik,
Kristen maupun Islam merupakan gambaran umat Allah yang menjadi sumber perdamaian’’.
Ketua Majelis Pekerja Harian Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta John Ruhulessin mengatakan Maluku telah aman dan damai. ’’Kalaupun ada konflik-konflik yang belakangan ini diberitakan lewat media, itu hanya konflik yang kecil saja, dan tidak merembet ke lain-lain’’.
Ruhulessin juga menyebutkan kondisi aman dan damai yang terjadi di Maluku saat ini merupakan keinginan dari masyarakatnya Maluku sendiri.
’’Kondisi aman dan damai di Maluku saat ini bukan karena campur tangan orang lain. Tapi karena masyarakat Maluku merasa konflik yang berkepanjangan hanya menimbulkan kerugian. Konflik sosial itu hanya memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tidak ada untungnya’’.
’’ Untuk itu kita membangun mekanisme perdamaian dengan membangun rasa saling percaya’’.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Idrus Toekan menyampaikan Islam adalah agama yang cinta damai. ’’Islam adalah agama rahmatan lil alamin’’.
Untuk menjaga kondisi ini tetap aman dan damai, terang Toekan, merupakan tugas kita semua.
’’Baik Yahudi, Kristen maupun Islam tumbuh dalam satu rumpun. Jadi jangan lagi masyarakat mudah terprovokasi dengan ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Biarlah konflik yang pernah terjadi itu menjadi catatan sejarah yang kelam di Maluku. Kita ambil hikmahnya dari konflik sosial yang pernah terjadi itu’’.
’’Sekarang masyarakat Maluku sudah dewasa. Tidak lagi mudah terprovokasi oleh isu-isu yang sengaja dimainkan oleh pihak-pihak yang tidak ingin melihat Maluku aman,’’ jelas Toekan. (ev/mg bm 015)