Ambon Masuk Kategori Kota Pusaka Dunia
http://www.beritamalukuonline.com/2014/10/ambon-masuk-kategori-kota-pusaka-dunia.html
Ambon - Berita Maluku. Pemerintah Kota Ambon diundang secara resmi sebagai Peninjau oleh Organisation of World Heritage Cities (OWHC) di bawah pimpinan Unesco (United Nations Educational Scientific Culture Organization) atau Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membidani urusan-urusan pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan untuk mengikuti Seminar Internasional Kota Pusaka Dunia Asia Pasifik di Seoul, Korea Selatan, akhir September 2014.
Dalam Seminar Internasional Kota Pusaka Dunia itu, OWHC mengundang kota-kota bersejarah di Asia Pasifik di mana dari Indonesia terdapat tiga kota yang masuk kategori ini, yakni Solo (Jawa Tengah), Ambon (Maluku), dan Padang (Sumatera Barat).
’’Jadi Unesco melalui OWHC mengundang kota kota bersejarah se-Asia Pasifik. Di Indonesia itu ada tiga kota, Ambon, Solo,dan Padang. Nantinya tiga wali kota bakal hadir di sana bersama-sama dengan rombongan mereka.
Kenapa kota Ambon ikut seminar di Korea karena goal (tujuan) besar Pemerintah Kota Ambon adalah bagaimana kita menjual Ambon menjadi kota wisata, kota destinasi wisata dan itu merupakan mimpi besar kita. Karena itu, event-event nasional maupun internasional harus kita ikuti, sehingga orang tahu bahwa kota Ambon baik, aman dan layak dikunjungi banyak orang,’’ kata Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina kepada pers di ruang kerjanya, Kamis (2/10/2014).
’’Memang Ambon ini sudah menjadi Kota Pusaka Dunia. Kenapa Ambon sudah ditetapkan menjadi Kota Wisata dan Pusaka Dunia karena di Ambon terdapat banyak monumen kesejarahan, seperti Tugu Dolan di Kudamati, Taman Makam Pahlawan Kapahaha di Tantui, Monumen Anzac Day di Tantui, dan peninggalan atau bekas Perang Kedua (1939-1945). Menjadi Kota Pusaka bukan hanya karena banyak monumen, tapi hal-hal lain yang berkaitan,seperti perilaku masyarakat dan kondisi alamnya bisa dimanfaatkan menjadi sejarah dunia.
Misalnya banyak pantai, tempat ngopi dan tempat-tempat pariwisata yang semuanya ada kaitannya dengan kota Ambon menjadi destinasi pariwisata, sehingga kemarin kita di Korea (Selatan) itu kita seminar selama dua hari, dan nanti November 2014 direncanakan ada Konferensi Internasional di Peru, tapi saya tidak tahu kota Ambon diundang atau tidak,’’ katanya.
’’Ada banyak kota di Indonesia yang komplain kenapa mereka tidak diundang untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ambon ikut karena Ambon merupakan Kota Sejarah sedunia. Ambon yang sudah mendaftar dan sudah menjadi anggota OWHC setelah ditetapkan menjadi kota tren di bidang pariwisata. Kita tidak minta penghargaan, karena ada organisasi yang membidani heritage untuk menetapkan kota-kota bersejarah di dunia. Kita di Ambon banyak monument, seperti Kuburan Amerika, Pattimura Park, Patung Christina Martha Tiahahu, Benteng New Victoria, dan Tugu Trikora yang juga termasuk monumen paling bersejarah, sehingga tidak bisa dibongkar. Karena itu merupakan peninggalan sejarah, dan mungkin tahun-tahun ke depan kita akan memperbaikinya’’.
Latuconsina meyakini masih banyak peninggalan sejarah dunia dan sejarah Indonesia di Ambon yang perlu diinventarisasi.
’’Banyak peninggalan dan monumen sejarah yang kita masih investisir kemudian kita daftar diri karena saat ini posisi kita masih jadi peninjau. Kita belum menjadi anggota OWHC. Yang baru jadi anggota (OWHC) adalah Solo. Keutungan kita adalah website itu nanti akan disebarkan di seluruh dunia dan itu menjadi bahan informasi bagi dunia tentang kondisi Ambon. Mudah-mudahan Ambon menjadi Kota Destinasi Wisata dengan program-program internasional yang kita ikuti bisa tercapai. Yang utama adalah kita harus benahi internal kondisi kota ini, di antaranya adalah kedamaian,dan kebersihan yang kita inginkan dan kerja sama dengan seluruh stakholder dan media massa,’’ tutup Latuconsina.(ev/mg-bm015)
Dalam Seminar Internasional Kota Pusaka Dunia itu, OWHC mengundang kota-kota bersejarah di Asia Pasifik di mana dari Indonesia terdapat tiga kota yang masuk kategori ini, yakni Solo (Jawa Tengah), Ambon (Maluku), dan Padang (Sumatera Barat).
’’Jadi Unesco melalui OWHC mengundang kota kota bersejarah se-Asia Pasifik. Di Indonesia itu ada tiga kota, Ambon, Solo,dan Padang. Nantinya tiga wali kota bakal hadir di sana bersama-sama dengan rombongan mereka.
Kenapa kota Ambon ikut seminar di Korea karena goal (tujuan) besar Pemerintah Kota Ambon adalah bagaimana kita menjual Ambon menjadi kota wisata, kota destinasi wisata dan itu merupakan mimpi besar kita. Karena itu, event-event nasional maupun internasional harus kita ikuti, sehingga orang tahu bahwa kota Ambon baik, aman dan layak dikunjungi banyak orang,’’ kata Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina kepada pers di ruang kerjanya, Kamis (2/10/2014).
’’Memang Ambon ini sudah menjadi Kota Pusaka Dunia. Kenapa Ambon sudah ditetapkan menjadi Kota Wisata dan Pusaka Dunia karena di Ambon terdapat banyak monumen kesejarahan, seperti Tugu Dolan di Kudamati, Taman Makam Pahlawan Kapahaha di Tantui, Monumen Anzac Day di Tantui, dan peninggalan atau bekas Perang Kedua (1939-1945). Menjadi Kota Pusaka bukan hanya karena banyak monumen, tapi hal-hal lain yang berkaitan,seperti perilaku masyarakat dan kondisi alamnya bisa dimanfaatkan menjadi sejarah dunia.
Misalnya banyak pantai, tempat ngopi dan tempat-tempat pariwisata yang semuanya ada kaitannya dengan kota Ambon menjadi destinasi pariwisata, sehingga kemarin kita di Korea (Selatan) itu kita seminar selama dua hari, dan nanti November 2014 direncanakan ada Konferensi Internasional di Peru, tapi saya tidak tahu kota Ambon diundang atau tidak,’’ katanya.
’’Ada banyak kota di Indonesia yang komplain kenapa mereka tidak diundang untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ambon ikut karena Ambon merupakan Kota Sejarah sedunia. Ambon yang sudah mendaftar dan sudah menjadi anggota OWHC setelah ditetapkan menjadi kota tren di bidang pariwisata. Kita tidak minta penghargaan, karena ada organisasi yang membidani heritage untuk menetapkan kota-kota bersejarah di dunia. Kita di Ambon banyak monument, seperti Kuburan Amerika, Pattimura Park, Patung Christina Martha Tiahahu, Benteng New Victoria, dan Tugu Trikora yang juga termasuk monumen paling bersejarah, sehingga tidak bisa dibongkar. Karena itu merupakan peninggalan sejarah, dan mungkin tahun-tahun ke depan kita akan memperbaikinya’’.
Latuconsina meyakini masih banyak peninggalan sejarah dunia dan sejarah Indonesia di Ambon yang perlu diinventarisasi.
’’Banyak peninggalan dan monumen sejarah yang kita masih investisir kemudian kita daftar diri karena saat ini posisi kita masih jadi peninjau. Kita belum menjadi anggota OWHC. Yang baru jadi anggota (OWHC) adalah Solo. Keutungan kita adalah website itu nanti akan disebarkan di seluruh dunia dan itu menjadi bahan informasi bagi dunia tentang kondisi Ambon. Mudah-mudahan Ambon menjadi Kota Destinasi Wisata dengan program-program internasional yang kita ikuti bisa tercapai. Yang utama adalah kita harus benahi internal kondisi kota ini, di antaranya adalah kedamaian,dan kebersihan yang kita inginkan dan kerja sama dengan seluruh stakholder dan media massa,’’ tutup Latuconsina.(ev/mg-bm015)