Siswi SMK Negeri 1 Ambon Juarai Lomba Foto Objek Sejarah dan Budaya Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2014/09/siswi-smk-negeri-1-ambon-juarai-lomba.html?m=0
Tempayang Soya |
Siswi SMK Negeri 1 Ambon ini keluar sebagai pemenang perlombaan foto bertotal hadiah Rp 20 juta setelah sukses mengemas nilai 98. Karyanya yang mengabadikan’’Tempayan Tua di Negeri Soya’’ dinilai Dewan Juri sangat memenuhi empat kriteria yang ditetapkan panitia perlombaan, yakni orsinilitas karya (kemenarikan objek yang diangkat), ketajaman analisa makna foto, fokus objek yang dipotret dan deskripsi.
Di bawah Jasso, kompatriotnya dari SMK Negeri 1 Ambon, Jeliand Remiliano Talakua. Dengan karya ’’Batu Ritual Kerajaan Soya’’, Talakua tampil sebagai juara kedua dengan raihan poin 94. Fadelia Farawati Renjaan berada di posisi ketiga dengan mengumpulkan 93 poin. Siswi SMK Negeri 2 Ambon ini tampil dengan karyanya ’’Gereja Tua Imanuel di Desa Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah’’.
Menariknya juara Harapan I perlombaan ini juga ditempati siswa SMK Negeri 2 Ambon, Steward Wattimena. Memotret ’’Benteng Middelburg di Negeri Passo’’, Wattimena sukses membukukan 90 poin.
Mitho Wiralantyo Lamere dinyatakan sebagai juara Harapan II setelah karyanya ’’Natar Sori (Perahu Batu) di Desa Sangliat Dol, Kabupaten Maluku Tenggara Barat’’ diberikan 85 poin dan berada di peringkat kelima perlombaan ini. Adapun Venia V Parera (SMA Negeri 1 Ambon) dinyatakan sebagai juara Harapan III dengan 75 poin melalui karyanya ’’Tari Kreasi Bambu Gila’’ sekaligus sebagai satu-satunya karya yang mewakili sekmen nilai kesenian tradisional.
Dari 40an naskah foto yang dimasukan 38 fotografer, Dewan Juri yang beranggotakan Embong Salampessy (fotografer profesional), Rony Samloy (wartawan senior) dan Mezack Wakim (peneliti sejarah BPNB Ambon) memilih 20 foto terbaik. Setelah dikaji, diteliti dan diseleksi hanya terpilih 10 karya terbaik.
’’Proses menetapkan enam karya terbaik dari 10 foto yang ada memang agak sulit karena sama-sama berkualitas. Namun, kami tetap menjaga objektifitas dalam penilaian lomba ini, sehingga dengan sangat hati-hati kami menyeleksi berdasarkan empat kriteria yang ada, dan akhirnya kami sepakat menetapkan enam karya terbaik sekaligus sebagai para juara dalam perlombaan kali ini,’’ ungkap Salampessy.
Dia mengakui banyak foto yang lebih layak ditampilkan dalam perlombaan tersebut, namun tidak memenuhi kriteria di mana salah satunya menyebutkan foto yang dimasukan ke panitia harus berukuran 10R, sehingga tidak diloloskan dalam seleksi awal.
’’Kalau mau jujur banyak foto-foto yang sebenarnya memiliki value (nilai dan pemaknaan) tinggi, tapi karena tidak memenuhi kriteria perlombaan dan hanya dimasukan dalam bentuk deskripsi di dalam makalah, makanya kita shorter dan gugurkan,’’ paparnya.
Meski begitu, secara umum Salampessy mengaku puas karena dibanding penyelenggaraan tahun sebelumnya, jumlah peserta maupun jumlah karya yang dimasukan ke panitia tahun ini relatif meningkat.
’’Dibanding tahun lalu, peserta dan karya-karya untuk tahun ini sangat meningkat. Namun, yang saya amati, tahun ini deskripsi masih salah diterjemahkan guru-guru pendamping maupun para peserta. Karena itu, tahun depan, mudah-mudahan akan banyak peserta dan mereka sudah lebih paham, bahwa sebenarnya ini lomba foto, bukan lomba karya tulis,’’ ulasnya.
"Tujuan perlombaan ini, yakni memperkenalkan ragam sejarah dan budaya Maluku melalui dunia fotografi bagi siswa/siswi SMA, SMK/MA se-Ambon, menumbuhkan pengetahuan siswa tentang ragam sejarah budaya yang memiliki sejumlah makna bagi pembangunan karakter generasi muda di Maluku, meningkatkan wawasan kebangsaan dan pengetahuan siswa tentang sejarah dan budaya lokal dengan gagasan muncul dalam gambar yang dipotret, menggali daya kreatif siswa dan mendukung program Pemerintah Provinsi Maluku dalam memperkenalkan sejarah dan budaya Maluku ke dalam dunia kepariwisataan. Tema perlombaan ini ’’Menemukan Maluku dalam Ragam Makna’’.
Ketua Panitia Perlombaan Marthin Pattipeilohy menyebutkan karya terbaik perlombaan ini akan dipajang saat Pameran Seribu Benteng dan menjadi bahan publikasi BPNB Ambon. Sebelum penyerahan bonus dalam waktu dekat, para pemenang diharuskan mempresentasikan deskripsi tentang karya yang diabadikan di Kantor BNPB Ambon. (bm01)