Ketum FADNI Saran Elake Urus Partai Sendiri
http://www.beritamalukuonline.com/2014/09/ketum-fadni-saran-elake-urus-partai.html?m=0
Walalayo: ’’Jangan Lancang Urus Rumah Tangga Orang Lain’’
Ambon - Berita Maluku. Ketua Umum Forum Anak Adat Nusa Ina (FADNI) Maluku Joses Dos Santos Walalayo menyarankan Nataniel Elake tidak usil dan lancang mencampuri urusan rumah tangga partai lain sepanjang hal itu bukan ranahnya untuk memberikan keterangan pers tentang penetapan Matheis Gaspar Puttileihalat sebagai Ketua Fraksi DPRD Maluku 2014/19 mendatang.
’’Kami menilai Pak (Nataniel) Elake terlalu lancang untuk mencampuri urusan Partai Demokrat, padahal yang bersangkutan tak ada kaitannya dengan Demokrat Maluku, baik sebagai kader maupun pengurus internal Demokrat,’’ kecam Walalayo kepada Berita Maluku melalui ponselnya, Minggu (28/9/2014).
’’Apa yang disampaikan pak Elake di salah satu media cetak lokal edisi hari ini (Kamis kemarin) terlalu berlebihan mengingat pak Elake bukan kader atau pengurus Demokrat Maluku. Untuk pileg 9 April 2014 kemarin kan pak Elake mencalonkan diri dari PKPI, kok mau sewot dengan urusan partai lain. Jangan lancang mencampuri urusan rumah tangga orang lain lah, urus rumah tanga partai sendiri saja,’’ sesal Ketum FADNI Maluku lagi.
Walalayo menyesalkan anggapan yang menyebutkan bahwa Matheis Gaspar Puttileihalat tak akan mampu memimpin Fraksi Demokrat DPRD Maluku’’.
’’Kan kita belum lihat kemampuan dan kepemimpinan pak Oyang (Matheis Gaspar Puttileihalat) di DPRD Maluku karena beliau baru dilantik pada 16 September lalu. Jangan sampai kepemimpinan pak Oyang jauh lebih baik dari kepemimpinan Fraksi Demokrat sebelumnya,’’ ujarnya.
’’Kalau bicara soal nepotisme, biarlah itu menjadi kewenangan partai dimaksud, tak usah dicampuri kalau bukan urusan partai kita. Orang Ambon bilang urus diri sendiri saja seng becus, kok mau urus urusan orang lain’’.
Menyangkut pernyataan Elake yang mengimbau Puttileihalat perlu banyak belajar, sahut Walalayo, biarlah itu berlangsung secara alamiah karena banyak senior Demokrat di DPRD Maluku yang dapat berperan sebagai guru dan panutan bagi Puttileihalat yang baru merasa kursi empuk dewan.
’’Kalau memang pak Elake mengatakan bahwa pak Oyang harus belajar, ya itu kan ada senior-seniornya di DPRD Maluku yang bisa memberikan masukan dan membimbing karena memang pak Oyang baru di DPRD Maluku’’.
Walalayo mengaku heran sosok Max Pentury saja enggan membesar-besarkan masalah internal Demokrat, tapi Elake tampil sebagai pahlawan kesiangan yang mengkritik penetapan Puttileihalat sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRD Maluku.
’’Saya heran, kok pak Max (Pentury) saja di salah satu koran lokal mengatakan tak ingin membesar-besarkan masalah ini, tapi seorang Nataniel Elake yang bukan siapa-siapanya Demokrat, berani dan lancang mengomentari hal ini. Saya saja yang merupakan kader Demokrat yang kerja untuk pak Max pada pileg 9 April lalu tak mau mencampuri urusan internal Demokrat, kok pak Elake sewot. Ada apa ini,’’ kritiknya.
Walalayo menhendaki siapapun kader maupun pengurus Demokrat Maluku akan tunduk pada keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat di Jakarta yang telah memutuskan Puttileihalat sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRD Maluku.
’’Jadi apa yang sudah diputuskan oleh DPP Partai Demokrat kita turuti saja karena hal itu menyangkut kewenangan dan masalah rumah tangga mereka. Mereka (DPP Partai Demokrat) yang mengatur dan mereka sendiri yang mengatasi masalah mereka sendiri. Orang lain termasuk pak Elake tak punya hak mencampuri urusan DPP Partai Demokrat. Kalau paham etika politik, tak mungkin pak Elake mau lancang mencampuri urusan partai orang lain,’’ kunci Walalayo. (bm01/bm12/bm09)
’’Kami menilai Pak (Nataniel) Elake terlalu lancang untuk mencampuri urusan Partai Demokrat, padahal yang bersangkutan tak ada kaitannya dengan Demokrat Maluku, baik sebagai kader maupun pengurus internal Demokrat,’’ kecam Walalayo kepada Berita Maluku melalui ponselnya, Minggu (28/9/2014).
’’Apa yang disampaikan pak Elake di salah satu media cetak lokal edisi hari ini (Kamis kemarin) terlalu berlebihan mengingat pak Elake bukan kader atau pengurus Demokrat Maluku. Untuk pileg 9 April 2014 kemarin kan pak Elake mencalonkan diri dari PKPI, kok mau sewot dengan urusan partai lain. Jangan lancang mencampuri urusan rumah tangga orang lain lah, urus rumah tanga partai sendiri saja,’’ sesal Ketum FADNI Maluku lagi.
Walalayo menyesalkan anggapan yang menyebutkan bahwa Matheis Gaspar Puttileihalat tak akan mampu memimpin Fraksi Demokrat DPRD Maluku’’.
’’Kan kita belum lihat kemampuan dan kepemimpinan pak Oyang (Matheis Gaspar Puttileihalat) di DPRD Maluku karena beliau baru dilantik pada 16 September lalu. Jangan sampai kepemimpinan pak Oyang jauh lebih baik dari kepemimpinan Fraksi Demokrat sebelumnya,’’ ujarnya.
’’Kalau bicara soal nepotisme, biarlah itu menjadi kewenangan partai dimaksud, tak usah dicampuri kalau bukan urusan partai kita. Orang Ambon bilang urus diri sendiri saja seng becus, kok mau urus urusan orang lain’’.
Menyangkut pernyataan Elake yang mengimbau Puttileihalat perlu banyak belajar, sahut Walalayo, biarlah itu berlangsung secara alamiah karena banyak senior Demokrat di DPRD Maluku yang dapat berperan sebagai guru dan panutan bagi Puttileihalat yang baru merasa kursi empuk dewan.
’’Kalau memang pak Elake mengatakan bahwa pak Oyang harus belajar, ya itu kan ada senior-seniornya di DPRD Maluku yang bisa memberikan masukan dan membimbing karena memang pak Oyang baru di DPRD Maluku’’.
Walalayo mengaku heran sosok Max Pentury saja enggan membesar-besarkan masalah internal Demokrat, tapi Elake tampil sebagai pahlawan kesiangan yang mengkritik penetapan Puttileihalat sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRD Maluku.
’’Saya heran, kok pak Max (Pentury) saja di salah satu koran lokal mengatakan tak ingin membesar-besarkan masalah ini, tapi seorang Nataniel Elake yang bukan siapa-siapanya Demokrat, berani dan lancang mengomentari hal ini. Saya saja yang merupakan kader Demokrat yang kerja untuk pak Max pada pileg 9 April lalu tak mau mencampuri urusan internal Demokrat, kok pak Elake sewot. Ada apa ini,’’ kritiknya.
Walalayo menhendaki siapapun kader maupun pengurus Demokrat Maluku akan tunduk pada keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat di Jakarta yang telah memutuskan Puttileihalat sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRD Maluku.
’’Jadi apa yang sudah diputuskan oleh DPP Partai Demokrat kita turuti saja karena hal itu menyangkut kewenangan dan masalah rumah tangga mereka. Mereka (DPP Partai Demokrat) yang mengatur dan mereka sendiri yang mengatasi masalah mereka sendiri. Orang lain termasuk pak Elake tak punya hak mencampuri urusan DPP Partai Demokrat. Kalau paham etika politik, tak mungkin pak Elake mau lancang mencampuri urusan partai orang lain,’’ kunci Walalayo. (bm01/bm12/bm09)