Dishub Diminta Buka Trayek Farmasi Keramat Jaya
http://www.beritamalukuonline.com/2014/09/dishub-diminta-buka-trayek-farmasi.html
Ambon - Berita Maluku. Dinas Perhubungan Kota Ambon diminta membuka trayek angkutan umum untuk melayani farmasi keramat jaya dan terminal, dikarenakan sudah adanya pemukinaman sejak lama dan ruas jalan di daerah tersebut merupakan ruas jalan raya dan bukan jalan pemukiman.
Permintaan ini disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon, Marthin Sapulette kepada pers di Balai Rakyat Belakang Soya, Selasa (23/9/2014).
Menurut Sapulette, kompleks tersebut sudah ada sejak lama dan masyarakat makin hari makin bertambah, tapi sampai saat ini tidak ada kendaraan angkutan kota (angkot) yang melayani jalur tersebut, sehingga pengeluaran biaya transportasi untuk mereka yang tinggal di seputaran farmasi sampai keramat jaya sangat besar karena harus menggunakan ojek untuk sampai ke tempat tujuan mereka.
“Sudah ada pengusulan untuk adanya angkutan yang melakukan aktivitas angkut muat penumpang di daerah tersebut. Usulan itu sudah berulang kali mulai dari tahun 2010 diajukan oleh masyarakat ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ambon tapi sampai saat ini belum ada realisisasinya sama sekali, akibatnya masyarakat harus mengeluarkan biaya yang lebih besar apabila akan melakukan aktivitas karena harus menggunakan kendaraan ojek”, katanya.
Kalau saja Kata wakil rakyat dari Daerah pemilian (Dapil) Nusaniwe ini, ada trayek maka akan meringankan beban masyarakat karena biaya transportasi angkot hanya Rp 3000 sedangkan kalau menggunkan ojek dari farmasi sampai ke daerah Kemarat Jaya lebih dari Rp 5000, bahkan dapat mencapai Rp 10.000.
Karena itu ia minta ada perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon untuk menyikapi hal tersebut.
“Harus ingat bahwa ruas jalan tersebut merupakan jalan raya dan bukan jalan perkabungan sehingga harus ada angkutan yang melayani jalur tersebut. Hanya saja harus melihat kendaraan model seperti apa yang harus melayani jalur tersebut, dikarenakan jalur tersebut sangat riskan dan menanjak”, katanya. (BM 06)
Permintaan ini disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon, Marthin Sapulette kepada pers di Balai Rakyat Belakang Soya, Selasa (23/9/2014).
Menurut Sapulette, kompleks tersebut sudah ada sejak lama dan masyarakat makin hari makin bertambah, tapi sampai saat ini tidak ada kendaraan angkutan kota (angkot) yang melayani jalur tersebut, sehingga pengeluaran biaya transportasi untuk mereka yang tinggal di seputaran farmasi sampai keramat jaya sangat besar karena harus menggunakan ojek untuk sampai ke tempat tujuan mereka.
“Sudah ada pengusulan untuk adanya angkutan yang melakukan aktivitas angkut muat penumpang di daerah tersebut. Usulan itu sudah berulang kali mulai dari tahun 2010 diajukan oleh masyarakat ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ambon tapi sampai saat ini belum ada realisisasinya sama sekali, akibatnya masyarakat harus mengeluarkan biaya yang lebih besar apabila akan melakukan aktivitas karena harus menggunakan kendaraan ojek”, katanya.
Kalau saja Kata wakil rakyat dari Daerah pemilian (Dapil) Nusaniwe ini, ada trayek maka akan meringankan beban masyarakat karena biaya transportasi angkot hanya Rp 3000 sedangkan kalau menggunkan ojek dari farmasi sampai ke daerah Kemarat Jaya lebih dari Rp 5000, bahkan dapat mencapai Rp 10.000.
Karena itu ia minta ada perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon untuk menyikapi hal tersebut.
“Harus ingat bahwa ruas jalan tersebut merupakan jalan raya dan bukan jalan perkabungan sehingga harus ada angkutan yang melayani jalur tersebut. Hanya saja harus melihat kendaraan model seperti apa yang harus melayani jalur tersebut, dikarenakan jalur tersebut sangat riskan dan menanjak”, katanya. (BM 06)