Usai Seleksi Siswa Baru, SMPN 6 Masuki Matrikulasi Kelas Khusus
http://www.beritamalukuonline.com/2014/08/usai-seleksi-siswa-baru-smpn-6-masuki.html?m=0
Ambon - Berita Maluku. Demi peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya, seleksi yang dilakukan SMP Negeri 6 Ambon dalam menerima siswa baru cukup ketat, pasalnya seleksi tersebut bukan hanya berupa tes tulisan dari sekolah, tetapi juga tes IQ yang diselenggarakan Yayasan Dinda Yogyakarta.
Kepala sekolah SMPN 6 Ambon, Drs Jantje S.R. Mahulette. MMPd yang ditemui Berita Maluku di sekolahnya Rabu (13/8) mengungkapkan, meskipun saat ini sekolah yang berlokasi di Tanah Tinggi itu telah melakukan seleksi penerimaan siswa baru dan berhasil menjaring 423 sisiwa, tetapi penilaian terus dilakukan terhadap siswa-siswi tersebut, bertujuan untuk memilah lagi siswa ke dalam kelas khusus.
“Bulan depan hasilnya sudah ada, seleksi ini akan menjadi muatan bagi sekolah untuk program pengembangan sekolah ini kedepan,“ dalil Mahulette.
Ia merincikan, hasil penilaian ini dikhususkan untuk menyaring sisiwa yang akan menempati kelas-kelas khusus yakni kelas akselerasi, seni Olahraga dan Bilingual, yang prosesnya kurang lebih selama tiga bulan.
“Selama jangka waktu tersebut, ada matrikulasi untuk ke 423 siswa tersebut, untuk siapa yang nanti masuk ke kelas khusus ini,“ tandasnya.
Menurut pria yang pernah menjabat wakil kepsek SMA Kristen YPKPM itu, proses matrikulasi tidak hanya dilakukan pada siswa, tetapi juga pada kurikulum 2013. Program ini diprioritaskan bagi siswa baru kelas VII yang belum tersentuh oleh kurikulum teranyar tersebut, pasalnya harus ada penyesuaian materi dari kurikulum sebelumnya.
“Mata pelajaran yang mesti dipadankan yakni IPA terpadu, sains IPS terpadu, dan matematika,” jabar pria Visioner ini.
Ditambahkannya, khusus bagi sekolah favorit itu, selain proses matrikulasi bagi kurikulum proses yang sama juga di terapkan bagi siswa yang nantinya akan mengenyam program khusus tersebut.
Mahulete menandaskan, untuk SMPN 6 jumlah kelas bilingual ada tiga kelas yakni kelas VII, VIII, IX. Sedangkan kelas olah raga juga jumlahnya sama. Kemudian kelas akselerasi hanya semata wayang yakni kelas VI Karena enam bulan berikutnya mereka sudah naik ke tingkat dua dan tahun berikutnya.
Mereka sudah menapakan kakainya di kelas di kelas IX. “Proses ini di percepat yang tadinya dua tahun ini menjadi tiga tahun,” urai Mahulette. (BM 02)
Kepala sekolah SMPN 6 Ambon, Drs Jantje S.R. Mahulette. MMPd yang ditemui Berita Maluku di sekolahnya Rabu (13/8) mengungkapkan, meskipun saat ini sekolah yang berlokasi di Tanah Tinggi itu telah melakukan seleksi penerimaan siswa baru dan berhasil menjaring 423 sisiwa, tetapi penilaian terus dilakukan terhadap siswa-siswi tersebut, bertujuan untuk memilah lagi siswa ke dalam kelas khusus.
“Bulan depan hasilnya sudah ada, seleksi ini akan menjadi muatan bagi sekolah untuk program pengembangan sekolah ini kedepan,“ dalil Mahulette.
Ia merincikan, hasil penilaian ini dikhususkan untuk menyaring sisiwa yang akan menempati kelas-kelas khusus yakni kelas akselerasi, seni Olahraga dan Bilingual, yang prosesnya kurang lebih selama tiga bulan.
“Selama jangka waktu tersebut, ada matrikulasi untuk ke 423 siswa tersebut, untuk siapa yang nanti masuk ke kelas khusus ini,“ tandasnya.
Menurut pria yang pernah menjabat wakil kepsek SMA Kristen YPKPM itu, proses matrikulasi tidak hanya dilakukan pada siswa, tetapi juga pada kurikulum 2013. Program ini diprioritaskan bagi siswa baru kelas VII yang belum tersentuh oleh kurikulum teranyar tersebut, pasalnya harus ada penyesuaian materi dari kurikulum sebelumnya.
“Mata pelajaran yang mesti dipadankan yakni IPA terpadu, sains IPS terpadu, dan matematika,” jabar pria Visioner ini.
Ditambahkannya, khusus bagi sekolah favorit itu, selain proses matrikulasi bagi kurikulum proses yang sama juga di terapkan bagi siswa yang nantinya akan mengenyam program khusus tersebut.
Mahulete menandaskan, untuk SMPN 6 jumlah kelas bilingual ada tiga kelas yakni kelas VII, VIII, IX. Sedangkan kelas olah raga juga jumlahnya sama. Kemudian kelas akselerasi hanya semata wayang yakni kelas VI Karena enam bulan berikutnya mereka sudah naik ke tingkat dua dan tahun berikutnya.
Mereka sudah menapakan kakainya di kelas di kelas IX. “Proses ini di percepat yang tadinya dua tahun ini menjadi tiga tahun,” urai Mahulette. (BM 02)