Proyek Air Bersih Rp 4,7 Miliar di Latuhalat Mubazir, Kontraktor Tak Mau Dibilang Gagal | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Proyek Air Bersih Rp 4,7 Miliar di Latuhalat Mubazir, Kontraktor Tak Mau Dibilang Gagal

Ambon - Berita Maluku. Pengadaan proyek air bersih bersifat akal-akalan di Maluku belum pupus dari daftar keresahan masyarakat pendamba layanan air bersih yang optimal.

Celakanya, kebanyakan proyek air bersih yang gagal dituntaskan kontraktor bernilai proyek di atas Rp 1 miliar.

Di Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Ambon, Maluku, proyek air bersih yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2014 juga dilaporkan masyarakat bermasalah.

Menurut masyarakat Latuhalat proyek air bersih bernilai kontrak Rp 4,7 miliar sudah harus tuntas pada Maret 2014, sebab kalender kerja proyek ini 120 hari atau 4 bulan.

’’Proyek air bersih ini sudah harus dinikmati masyarakat pada akhir Maret lalu (2014), tapi sampai sekarang proyeknya sudah dihentikan karena kontraktornya melarikan diri,’’ keluh beberapa warga Latuhalat kepada Berita Maluku di Café Joas Baru, Jalan Said Perintah Ambon, Kamis (21/8/2014).

Diungkapkan mereka, masyarakat Latuhalat kini menanti tuntasnya proyek air bersih mengingat warga relative membutuhkan air bersih untuk memperlancar kebutuhan hidup sehari-hari.

’’Kalau seng (tidak) mampu kerja proyek, kenapa mau kerja. Sekarang sudah habis waktu kerja, proyeknya belum-belum jadi lai, dan kontraktor lari bagitu saja. Ini ada apa,’’ sambung mereka prihatin.

Masyarakat mendesak aparat Kejaksaan Negeri Ambon segera mengusut kontraktor proyek air bersih di Latuhalat karena terkesan mengabaikan kewajibannya menyelesaikan proyek ini.

’’Katong jua minta bapak-bapak di DPRD Ambon untuk dapat meninjau langsung gagalnya proyek ini, minimal memanggil dinas terkait untuk mengklarifikasi hal ini,’’ tekan mereka.
Herannya, kontraktor yang menangani proyek ini Hai tidak menerima laporan masyarakat Latuhalat kalau proyek itu disebut gagal dan mubazir.

’’Begini bung wartawan. Saya sengaja tak balas konfirmasi Kamis malam karena saya tak suka dikatakan proyek yang saya kerjakan gagal atau mubazir. Kayaknya saya tidak suka pakai kalimat proyek itu gagal, mubazir atau amburadul. Bahasa macam apa itu,’’ sahut Hai ketika menghubungi media online ini, Jumat pagi (22/8).

Hai menepis proyek itu gagal karena masih dalam tahap penyelesaian. ’’Proyeknya tak gagal, sebab masih ada tahap pengerjaan selanjutnya,’’ kelitnya.

Dia juga beralasan pihaknya belum menuntaskan proyek air bersih di Latuhalat karena medan yang cukup berat, dan biaya untuk membayar para pekerja cukup tinggi.

’’Saya rasa berat karena medan untuk menyelesaikan proyeknya bertebing dan dikelilingi jurang,’’ dalihnya.

Menyinggung nama perusahaan yang mengerjakan proyek ini, Hai berujar dirinya tak ingat karena perusahaannya memiliki 23 anak perusahaan.

’’Saya tak ingat bendera perusahaanya,’’ tutupnya. (ev/mg bm015/bm01)
Pilihan 4202358306164037115
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks