Penanggulangan Sampah Harus Terpadu dengan Fasilitas dan Sumber Dayanya

Ambon - Berita Maluku. Untuk mengantisipasi kenaikan air laut dan banjir yang ikut membawa sampah ke laut sehingga mengotori Teluk Ambon, Pemerintah Kota Ambon terus gencar berkoordinasi dan berkomunikasi dengan seluruh komponen pemerintah, baik TNI maupun Polri, dan masyarakat.

Tak jarang, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menggelar Rapat Koordinasi (Rakot) untuk membahas strategi penanggulangan sampah.

’’Saya pimpin Rakor di lapangan. Kita antisipasi terutama waktu air naik karena saat itu sampah akan terbawa arus, apalagi sampah itu cukup banyak dari pasar, sehingga kita antisipasi dengan speedboat. Speedboat akan stand by untuk angkat sampah di sekitaran Amahusu atau lokasi tempat berlabuhnya perahu lomba layar Darwin-Ambon,’’ kata Walkot kepada wartawan saat meninjau lokasi Darwin-Ambon di Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Senin (25/8/2014).

Walkot mengakui dari tahun ke tahun sampah kian berkurang karena penertiban rutin dilakukan.

’’Kita lihat memang dari tahun ke tahun sampah makin berkurang seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat yang semakin membaik, bahkan perusahan yang membuang sampah ke laut kita memberi denda yang cukup segnifikan’’.

’’Kemarin saya sudah jelaskan kepada mereka persoalan yang kita hadapi itu adalah bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tingkatkan kesadarannya. Peraturan Daerah itu mengatur kewajiban masyarakat untuk membayar retribusi sampah kepada pemerintah. Contohnya setiap keluarga membayar Rp.6000, tetapi bukan berarti persoalan sampah sudah beres, sebab harus serentak dengan penyediaan infrakstruktur pendukung, baik sumber dayanya dan fasilitas sampah’’.

’’Program peningkatan kesadaran masyarakat itu yang mesti kita tingkatkan terus, sehingga kita harap dalam beberapa tahun ke depan kesadaran masyarakat bisa lebih baik lagi,’’ tutup Walkot.(ev/mg-bm015)