Pemberitaan Republika Online.Com Terkait Bentrok Iha-Luhu Merugikan Masyarakat Ambon
http://www.beritamalukuonline.com/2014/08/pemberitaan-republika-onlinecom-terkait.html?m=0
Ambon - Berita Maluku. Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengklarifikasi pemberitaan media online Nasional, Republika Online.Com, yang memuat judul ’’Ambon Rusuh lagi, Sembilan Orang Tewas menyusul bentrokkan berdarah yang melibatkan warga Desa Iha dan warga Desa Luhu, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Jumat (1/8/2014).
Walkot menegaskan, bahwa di Ambon sudah tidak ada lagi kerusuhan antarwarga, sehingga menimbulkan korban jiwa karena masyarakat Ambon tidak seperti dulu lagi.
’’Di Ambon sudah tak ada lagi konflik antarwarga. Masyarakat Ambon sekarang sudah dewasa pikirannya,’’ ungkapnya kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Rabu (6/8/2014).
Walkot mengatakan, berita yang dilansir Republika Online.Com tidak sesuai dengan fakta yang ada di Ambon. Pemberitaan itu dangkal, sangat berimplikasi serta merugikan masyarakat Ambon secara luas.
’’fakta yang terjadi kan bentrok antarwarga Negeri Lima dan Seith itu di Kecamatan Leihitu, kabupaten Maluku Tengah (Malteng) ,dan bentrok warga di Iha-Luhu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Jadi bukan di Ambon sebagaimana dimuat Republika Online.Com,’’ tegasnya.
Walkot menegaskan kerusuhan yang terjadi di kedua kebupaten itu tidak ada kaitannya dengan kota Ambon.
''Secara faktual, kondisi kota Ambon sangat kondusif. Kehidupan masyarakat berjalan dengan normal dan sama sekali tidak terpengaruh dengan insiden pada dua kabupaten yang tertentangga dengan kota Ambon. Berita Republika Online sangat berdampak buruk bagi kota Ambon. Saya minta kepada masyarakat agar tidak terpancing bahkan harus meningkatkan kehidupan sosial yang harmonis antara satu dengan yang lainnya,’’ imbaunya.
Walkot juga meminta dukungan media massa untuk memberitakan kondisi keamanan kota Ambon sesuai fakta yang ada agar bisa menjembatani persoalan yang ada dan memberikan klarifikasi yang sebenarnya kepada semua pihak.
’’Saya ajak masyarakat untuk meningkatkan hubungan persaudaraan yang baik, dan secara khusus bagi warga SBB dan Maluku Tengah yang bertikai untuk tidak membawa persoalan mereka ke Ambon,’’ pungkas Walkot.(ev/mg-bm015)
Walkot menegaskan, bahwa di Ambon sudah tidak ada lagi kerusuhan antarwarga, sehingga menimbulkan korban jiwa karena masyarakat Ambon tidak seperti dulu lagi.
’’Di Ambon sudah tak ada lagi konflik antarwarga. Masyarakat Ambon sekarang sudah dewasa pikirannya,’’ ungkapnya kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Rabu (6/8/2014).
Walkot mengatakan, berita yang dilansir Republika Online.Com tidak sesuai dengan fakta yang ada di Ambon. Pemberitaan itu dangkal, sangat berimplikasi serta merugikan masyarakat Ambon secara luas.
’’fakta yang terjadi kan bentrok antarwarga Negeri Lima dan Seith itu di Kecamatan Leihitu, kabupaten Maluku Tengah (Malteng) ,dan bentrok warga di Iha-Luhu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Jadi bukan di Ambon sebagaimana dimuat Republika Online.Com,’’ tegasnya.
Walkot menegaskan kerusuhan yang terjadi di kedua kebupaten itu tidak ada kaitannya dengan kota Ambon.
''Secara faktual, kondisi kota Ambon sangat kondusif. Kehidupan masyarakat berjalan dengan normal dan sama sekali tidak terpengaruh dengan insiden pada dua kabupaten yang tertentangga dengan kota Ambon. Berita Republika Online sangat berdampak buruk bagi kota Ambon. Saya minta kepada masyarakat agar tidak terpancing bahkan harus meningkatkan kehidupan sosial yang harmonis antara satu dengan yang lainnya,’’ imbaunya.
Walkot juga meminta dukungan media massa untuk memberitakan kondisi keamanan kota Ambon sesuai fakta yang ada agar bisa menjembatani persoalan yang ada dan memberikan klarifikasi yang sebenarnya kepada semua pihak.
’’Saya ajak masyarakat untuk meningkatkan hubungan persaudaraan yang baik, dan secara khusus bagi warga SBB dan Maluku Tengah yang bertikai untuk tidak membawa persoalan mereka ke Ambon,’’ pungkas Walkot.(ev/mg-bm015)