Memaknai Filosofi Tema HUT ke-439 Kota Ambon | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Memaknai Filosofi Tema HUT ke-439 Kota Ambon

Eky Silooy
Ambon - Berita Maluku. Panitia Pelaksana Hari Ulang Tahun ke-439 kota Ambon, 7 September 2014 telah menetapkan tema perayaan HUT kota Ambon kali ini, yakni ''Ambonku, Ambon Kita’’ dari beberapa tema yang diusulkan.

’’Ambonku, Ambon Kita’’ merupakan ide pokok bagi perayaan atau menjadi tujuan dalam melaksanakan seluruh aktivitas kerja aparatur Pemerintah Kota Ambon dalam pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

Sekretaris Panpel HUT kota Ambon Eky Silooy mengatakan tema HUT Kota Ambon merupakan unsur yang memandu seorang atau kelompok sebagai ide utama di mana sebuah aktivitas akan diarakan.

’’Dengan demikian tema merupakan ide pusat yang berhubungan erat dengan berbagai aktivitas dan sarat akan makna hidup yang dilalui seseorang atau kelompok,’’ kata Silooy di ruang kerjanya, Selasa (5/8/2014).

’’Tema ini menjadi unsur dan aspek penting dalam suatu aktifitas, juga yang memberikan kekuatan dan sekaligus sebagai unsur pemersatu,yang berkaitan dengan pandangan, pendapat atau sikap seseorang tentang suatu masalah’’.

Menurut Silooy abtraksi dari suatu masalah yang diangkat tentu memiliki latar, seting kisah/peristiwa dan aktivitas terjadi.

Dalam dua tahun terakhir, tema HUT Kota Ambon berada dalam suasana mengajak masyarakat Kota untuk berpatisipasi menjadikan Ambon lebih baik lagi. Contohnya di tahun 2012 tema HUT Kota Ambon yakni ’’Arika Benahi Ambon’’ dan tahun 2013 ''Manggurebe Kalesang Ambon’’.

’’Tema HUT kota akan kita tarik dari Rencana Pmbangunan Jangka Menengah (RPJM) di kota Ambon tahun 2011 hingga tahun 2016 di mana di dalamnya memuat pengembangan UMKMK, peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan peningkatan produktivitas,’’ paparnya.

Tahapan pembangunan 2014 diarahkan untuk mendukung tercapainya pelayanan publik dan pemerintahan yang optimal, meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar serta pembangunan infrastruktur strategis.

Selain itu, lanjut Silooy, arahnya untuk memantapkan pengembangan SDM, memantangkan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, nilai tambah, memperdayakan dan menguatkan UMKM, dan memantapkan pemanfaatan hasil kajian.

’’Katakunci bagi terlaksananya tahapan pembangunan di tahun 2014 sebagaimana diuraikan di atas adalah “Partisipasi” atau “Peran Serta Seluruh Stakeholder”.

Berangkat dari uraian penjelasan di atas, Tema HUT ke 439 Kota Ambon yang akan di angkat tentu tidaklah bergeser jauh dari tema-tema sebelumnya di mana partisipasi atau peran serta seluruh stakeholder di Ambon akan tetap menjadi topik utama dalam turut menyukseskan pembangunan kota ini.

Sejumlah tema yang diusulkan bagi perayaan HUT ke 439 Kota Ambon di tahun 2014 ini, antara lain ’’Ambon Par Ale Deng Beta, Bangunlah’’, ’’Ambonku, Ambon Kita!’’ atau (Ambonku, Ambon katong Samua), ’’Ambonku, Harapanku!’’atau ’’Wako (Waku) Par Ambon Yang Lebe Bae!’’.

Filosofi tema HUT ke 439 tak dapat dimungkiri dari realita bahwa kota Ambon ketika hendak memasuki usia ke 439 tahun dan punya ciri khas yang jauh berbeda dengan Ambon beberapa dekade sebelumnya.

’’Kini wajah Ambon berbeda bagi siapa saja yang setia mengikuti perkembangan atau berdiam di kota ini. Ambon bukan saja telah menjadi Kota Pemerintahan, melainkan juga kota pendidikan, kota perdagangan, dan kota tempat bermukimnya berbagai suku dari berbagai tempat di Nusantara dan manca negara. Bangunlah adalah suatu kata aktif yang ditunjukan bagi ’ale deng beta’ (kalian dan saya) agar dapat berpartisipasi/berperan aktif untuk membangun, menjaga, merawat dan meneruskan program-program membangun Ambon sebagai bentuk rasa tanggung jawab dan rasa memiliki semua stakeholder dan masyarakat kota untuk mewujudkan Ambon Baru, yang berkelanjutan untuk kita’’.

’’Ambon bukan cuma beta, tetapi Ambon juga ale, atau orang Ambon saat ini bukan beta saja tetapi ale juga. Dengan demikian jika beta Ambon dan ale juga, sudah tentu itu berarti Ambon milik katong (kita) bersama atau Ambonku, Ambon Kita!/Ambonku, Ambon katong samua. Ambon milik kita bersama bermakna harapan besar agar Ambon menjadi kota bagi semua warganya. Di kota Ambon inilah kita semua hadir, hidup, dan berkarya demi masa depan yang lebih baik. Itu berarti di Ambonlah kita menggantungkan harapan bagi hari esok yang lebih baik, atau dengan kata lain “Ambonku, Harapanku”.

‘Wako’ atau ‘waku’ adalah sebuah kata Ambon untuk memberi semangat, bermakna berkerja lebih keras lagi atau lebih kuat agar tujuan yang hendak dicapai dapat dijangkau atau ditempuh dengan cepat.

Kata ‘wako’ atau ‘waku’ dalam keseharian hidup orang di Ambon biasanya lebih banyak digunakan saat kita mendayung (panggayo) perahu dan juga arumbae saat mengikuti ikan yang sementara mendidih/puar/maniso dalam labuang (berkumpul memakan nunae/umpan = ikan-ikan kecil dalam jumlah yang banyak)’’.

Dengan demikian ‘wako’ atau ‘waku’ par Ambon yang lebe bae berarti bekerja dengan lebih keras atau kuat untuk menjadikan Ambon lebih baik dan maju dari saat kemarin dan hari ini.

Ambon Par Ale Deng Beta, Bangunlah!, Ambonku Ambon Kita! (Ambonku Ambon katong samua?), Ambonku Harapanku! atau Wako (Waku) Par Ambon Yang Lebe Bae!. Diartikan, bahwa siapa saja ale deng beta yang ada di Ambon tentu akan sepakat ‘di mana bumi di pijak di situ langit dijunjung!.

Silooy juga memaparkan logo HUT dan maknanya. Pintu Depan (arah pantai) benteng Victoria yang sementara terbuka, Angka 439 di atas benteng (pintu), di dalam pintu yang terbuka dari kejauhan atau (di atas atau di bawah) benteng terlihat pelangi.

Filosofi logo HUT, yakni Pintu depan yang terbuka melambangkan kita memasuki usia ke 439 kota Ambon. Kolaborasi warna-warna pelangi melambangkan pluralisme dari warga Ambon yang heterogen dari berbagai suku, ras dan agama serta merepresentasikan Ambon Baru yang lebih akrab dengan lingkungan dan warganya.

Setiap warna memiliki makna. ’’Warna hijau bermakna sejuk, damai, kooperatif, dapat dipercaya, dan murah hati. Warna merah bermakna kuat dan mampu mencuri perhatian mata, terkesan berani dan menantang. Warna orange bermakna tanggung jawab, kharismatik, dan memiliki kesan kesegaran. Warna kuning bermakna kepercayaan diri dan antusiasme. Warna biru bermakna stabil, jernih, kesejukan dan profesional, serta warna kuning keemasan sebagai simbol kemakmuran.

Logo HUT Kota Ambon kali ini terinspirasi oleh penggambaran Ambon sebagai kota yang penuh keragaman sebagai miniatur Indonesia yang dilandasi nilai-nilai multikultural dan menumbuhkan apresiasi dan seni kebudayaan anak bangsa, termasuk budaya Ambon,’’ urai Silooy. (ev/mg bm 015)
Pilihan 8183116048590950637
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks