Melestarikan Nilai-nilai Pancasila di Maluku, MDV-LST Unidar Gelar FGD Ideologi Pancasila
http://www.beritamalukuonline.com/2014/08/melestarikan-nilai-nilai-pancasila-di.html?m=0
FGD merupakan salah satu program kerja LSP Unidar setelah dibentuk beberapa bulan silam di Ambon.
Koordinator MDV Rizal F Sangadji menegaskan Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara merupakan kesepakatan politik para the founding fathers ketika Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didirikan pada 17 Agustus 1945.
’’Pada saat berdirinya NKRI, kita sepakat mendasarkan diri pada ideologi Pancasila dan UUD 1945 yang mengatur dan menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara kita,’’ ungkap Sangadji di Cafe Barista, Jumat (28/8/2014).
Sangadji mengakui dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sering mengalami berbagai deviasi dalam aktualisasi nilai-nilainya.
’’Deviasi pengalaman Pancasila tersebut bisa berupa penambahan, pengurangan dan penyimpangan dari makna yang seharusnya terjadi, sehingga sangat perlu dilakukan pelurusan kembali’’.
’’Untuk menjaga konsistensi dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam praktik hidup berbangsa dan bernegara, Pancasila formal yang abstrak, umum, kolektif, harus diluruskan menjadi Pancasila yang khusus, individual. Artinya Pancasila menjadi sifat-sifat dari subjek kelompok individual, sehingga menjiwai semua tingkah laku dalam lingkungan praksisnya dalam bidang kenegaraan, politik,dan pribadi,’’ paparnya.
Sangadji menambahkan ideologi Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia mengalami kemndegan, sehingga harus diperbaharui secara terus menerus, sehingga mampu memberikan pedoman, inspirasi dan dukungan pada setiap anggota bangsa Indonesia dalam aktivitas memperkembangkan dirinya sebagai bangsa Indonesia.
Kesimpulan dari FGD yang diselenggarakan LSP Unidar meruapakan dinamika dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hal itu merupakan sebuah keniscayaan agar Pancasila tetap relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar loyalitas warga dan masyarakat terhadap Pancasila tetap tinggi, tidak mengandung apatisme dan tidak memiliki resistensi terhadap Pancasila.
’’Konflik dan perselisihan yang kerap timbul di Maluku adalah bukti, bahwa Pancasila belum sepenuhnya teraktualisasi dalam kehidupan warga Maluku, khususnya nilai-nilai toleransi dan persatuan bangsa,’’.
Oleh karena itu, lanjut Sangadji, aktualisasi dan sosilaisasi dari nilai-nilai Pancasila khususnya di Maluku harus terus dikembangkan dan dilestarikan sebagai bentuk cerminan jati diri bangsa guna mengokohkan persatuan dan kepribadian bangsa. (ev/mg bm 015)
