Majelis Latupati Maluku Dukung Alex Retraubun Masuk Kabinet Jokowi-JK | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Majelis Latupati Maluku Dukung Alex Retraubun Masuk Kabinet Jokowi-JK

Alexander Retraubun
FADNI Desak Pembubaran Majelis Latupati Maluku

Ambon - Berita Maluku. Majelis Latupati Maluku menilai sosok Profesor Doktor Alexander Retraubun layak dipromosikan komponen masyarakat Maluku untuk masuk jajaran Kabinet bentukkan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia terpilih, Joko Widodo alis Jokowi dan Jusuf Kalla (JK).

Kapasitas Retraubun sebagai pakar ilmu kelautan dan perikanan Indonesia relative sinergis dengan karakteristik wilayah Maluku yang lebih dari 92 persen wilayahnya dikepung lautan.

’’Dari 23 nama yang diusulkan Pemerintah Provinsi Maluku ke pasangan Presiden dan Wapres (Jokowi-JK), kami menilai sosok Pak Alex Retraubun lebih layak jika dikaitkan dengan keinginan Maluku memperjuangkan pengakuan daerah ini sesuai karakteristik wilayah kepulauan ke Pemerintah Pusat,’’ ujar sejumlah anggota Majelis Latupati Maluku kepada Berita Maluku di Ambon, Kamis (21/8/2014).

Sebagai pakar ilmu kelautan dan perikanan di Indonesia, nilai sumber-sumber tersebut, kapasitas dan pengalaman Retraubun telah teruji baik saat menjabat Direktur Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) maupun saat menjabat Wakil Menteri Perindustrian Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

’’Pak Alex Retraubun sudah teruji di bidangnya dibanding 22 nominator lain yang diajukan Pemprov Maluku ke Jokowi-JK,’’ kesan mereka. Menurut sumber-sumber yang meminta namanya tak dipublikaskan itu, Retraubun merupakan sosok tepat yang layak masuk Kabinet Jokowi-JK jika ada keinginan Presiden dan Wapres periode 2014/19 mengakomodasi putra Maluku ke dalam kabinet pemerintahan mereka. ’’Penolakkan perjuangan Provinsi Kepulauan mungkin akan sinergi dengan masuknya Pak Alex Retraubun ke dalam Kabinet Jokowi-JK,’’ paparnya.

’TIDUR’ SAAT KONFLIK

Sementara itu, Ketua Umum Forum Anak Adat Nusa Ina (FADNI) Maluku Joses Dos Santos Walalayo menyesalkan sikap diam Ketua Majelis Latupati Maluku Bonifaxius Silooy selama berkecamuknya konflik antarsejumlah negeri bertetangga, seperti Seith-Negeri Lima di Pulau Ambon, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah dan pertikaian antar warga Iha-Luhu, Kabupaten Seram Bagian Barat, 30 Juli 2014 hingga awal Agustus 2014.

’’Jujur. Kami sangat kecewa dengan sikap Ketua Majelis Latupati Maluku yang hanya tinggal diam bagaikan patung bernyawa selama terjadinya konflik antar Seith-Negeri Lima maupun Iha-Luhu beberapa waktu lalu,’’ kecam Joses Walalayo di Ambon, Kamis petang.

Menurut Joses, semestinya Ketua Majelis Latupati Maluku berperan aktif untuk mengamankan pertikaian antarsejumlah negeri bertetangga di Maluku, bukan hanya diam menunggu penyelesaian dari aparat TNI dan Polri.

’’Dalam konflik antara warga Seith dan Negeri Lima, semestinya Ketua Majelis Latupati Maluku mengambil inisiatif untuk mengumpulkan Raja dari kedua negeri, begitu pun dengan konflik antarwarga Iha dan Luhu di mana Ketua Majelis Latupati Maluku harus tampil di depan untuk mengajak raja kedua negeri dan Latupati SBB untuk duduk bersama dan mencari solusi pemecahan masalah, sebab konflik Iha dan Luhu sudah terjadi sejak tahun 1974,’’ terangnya.
Joses mengecam Ketua Majelis Latupati Maluku yang hanya bersuka ria memberikan gelar adat akal-akalan kepada pejabat Pemerintah Pusat saat berkunjung ke Maluku, tapi tak mampu mencari solusi penyelesaian konflik antarnegeri bertetangga di wilayah ini.

’’Jangan hanya kasih gelar adat akal-akalan ke pejabat pusat waktu datang berkunjung ke Ambon, tapi waktu konflik antarwarga lari dari tanggungjawab moril sebagai anak negeri dan Ketua Majelis Latupati. Daripada kehadiran Majelis Latupati hanya untuk menjadi alat kepentingan elite politik, lebih baik bubarkan saja Majelis Latupati Maluku karena tak bermanfaat besar bagi perdamaian di Bumi Raja-raja,’’ tandasnya. (ev/mg bm 015/bm12/bm06)

Utama 6230918537010603973
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks