Raih Predikat Kepsek Berprestasi, La Siteny dipercaya Berdialog dengan SBY

Ambon - Berita Maluku. Setelah sukses meraih penghargaan sebagai kepala sekolah berprestasi di tingkat provinsi, kepala sekolah SMPN 2 Ambon, Drs Hj La Siteny, MPd saat ini sedang mempersiapkan diri untuk bertarung di tingkat nasional, bersaing dengan kepala-kepala sekolah terbaik dari provinsi lainnya untuk penghargaan yang sama di tingkat nasional, di Jakarta pada 13 Agustus mendatang.

Dikisahkan oleh pria asal pulau Osi ini, ketika ditemui di sekolahnya Kamis (17/7), bahwa setelah satu minggu berkompetisi untuk seleksi tingkat provinsi, dan tampil sebagai kepala sekolah terbaik, kemudian, dalam jangka waktu yang sama juga, ia menjalani gemblengan dari panitia gabungan LPMP dan para dosen Unpatti untuk seleksi tingkat nasional.

“Saya baru saja selasai menjalani itu,” cetusnya.

Dituturkannya, untuk penilaian kepala sekolah berprestasi di tingkat provinsi, dilakukan seleksi lewat lima kriteria antara lain; penilaian kematangan dan kecerdasan dari sisi akademik, wawancara tanya jawab seputar bagaimana menanggapi persolan, penyampaian gagasan melalui persentasi, teknik mengajar yang baik dan kreatifitas yang pernah dilakukan disertai bukti port folio.

Menurut kepsek yang menjabat sejak tahun 2010 itu, selain mengikuti seleksi kepsek berprestasi tingkat nasional, ia juga berkesempatan melakukan dialog dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhayono.

“Saya diusulkan dari provinsi ini, sebagai salah satu kepala sekolah yang bersedia menyampaikan argumen saya kepada presiden,“ ucapnya bangga.

Diungkapkannya, gagasan yang akan disampaikan kepada orang nomor satu di republik ini, telah dikirim via internet, sehingga direncanakan dialog tersebut akan digelar pada 16 Agustus sore hari nanti.

Disingung mengenai materi dialog tersebut, Lulusan magister Universitas Kanjuruhan Malang itu, membeberkan bahwa materi yang disiapkan adalah terkait dengan profesi dan masalah pendidikan di Maluku.

Ia mengungkapkan, sekolah-sekolah di Maluku, meski meraih kelulusan 100 persen tetapi masih tertinggal, pasalnya hingga kini belum ada sekolah percontohan.

”Kalau kita mau membangun sebuah sekolah percontohan yang utuh akan membutuhkan dana yang besar sekali,” terangnya.

Untuk itu, La Siteny telah beriktiar untuk membangun sebuah sekolah percontohan yang permanen, atau yang disebut dengan “sekolah model rekonsilisasi” pada SMPN 2.

Selain itu juga, dengan didasari oleh sulitnya jangkauan pendidikan di daerah kepulauan ini, maka dari sisi anggaran harus diberikan insentif.

”Ini adalah semacam perhatian khusus supaya kita bisa mencapai pemerataan kualitas pendidikan di seluruh provinsi, jika di Jakarta bisa mencapai nilai 8,9 maka Maluku juga harus bisa menggapai prestasi yang sama," kunci Lasiteny. (BM02)