Warga Kisar Resah, Tiap Hari Lampu Padam
http://www.beritamalukuonline.com/2014/06/warga-kisar-resah-tiap-hari-lampu-padam.html
Ambon - Berita Maluku. Dalam tenggat waktu sebulan, hanya sekira 15 hari saja kantor Ranting Perusahaan Listrik Negara Wonreli, Kisar, Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya, mampu melayani kebutuhan listrik warga setempat. Padahal, kebutuhan listrik bagi masyarakat di perbatasan Republik Indonesia dan Timor Leste itu relatif besar disesuaikan dengan kian meningkatnya pertambahan jumlah konsumen.
Sayangnya, kebutuhan listrik masyarakat di pulau bekas ibu kota interim (tentative) MBD itu tak mampu dicukupi manajemen PLN Cabang Tual, Maluku Tenggara Ranting Wonreli. Saat ini saja, pengelolaan Ranting PLN Wonreli dipercayakan kepada salah satu tenaga teknis yang berlatarbelakang pendidikan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.
’’Setiap hari lampu padam terus menyala, padam lagi terus menyala, dan kondisi ini masih terus terjadi selama setahun terakhir. Kalau dihitung-hitung dalam sebulan mungkin lampu hanya nyala 15 hari itu pun tak maksimal,padahal masyarakat bayar tagihan listrik untuk 31 hari (sebulan),’’ keluh Jandri Letelay, salah satu warga Kisar kepada Berita Maluku dari Wonreli, Rabu (11/6/2014).
Jandri ungkapkan akibat pemadaman lampu menyebabkan pelbagai barang elektronik warga rusak dan tak bisa dimanfaatkan lagi, bahkan aktivitas warga di waktu malam seperti belajar dan ibadah unit ikut terganggu. ’’Mestinya pemerintah serius lihat hal ini karena warga di sini berada di perbatasan Negara kita dengan Negara lain. Sudah saatnya PLN menaikkan status Ranting menjadi cabang sehingga kebutuhan listrik masyarakat bisa terpenuhi,’’ usulnya.
Jandri berharap pimpinan PLN Cabang Tual bisa merespons keluhan warga Kisar akan pasokan aliran listrik yang memadai. ’’Kalau macam begini terus masyarakat terutama anak-anak tak bisa belajar malam dan sulit mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti tes-tes kenaikan kelas,’’ ujarnya. Pimpinan PLN Cabang Tual belum berhasil dikonfirmasi seputar keresahan warga Kisar tersebut.
Informasi yang dihimpun media ini, kerap padamnya lampu di pulau tersebut karena praktik jual beli bahan bakar minyak (BBM) oleh petugas kepada pengusaha lokal di Wonreli. (bm 01/bm 12)
Sayangnya, kebutuhan listrik masyarakat di pulau bekas ibu kota interim (tentative) MBD itu tak mampu dicukupi manajemen PLN Cabang Tual, Maluku Tenggara Ranting Wonreli. Saat ini saja, pengelolaan Ranting PLN Wonreli dipercayakan kepada salah satu tenaga teknis yang berlatarbelakang pendidikan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.
’’Setiap hari lampu padam terus menyala, padam lagi terus menyala, dan kondisi ini masih terus terjadi selama setahun terakhir. Kalau dihitung-hitung dalam sebulan mungkin lampu hanya nyala 15 hari itu pun tak maksimal,padahal masyarakat bayar tagihan listrik untuk 31 hari (sebulan),’’ keluh Jandri Letelay, salah satu warga Kisar kepada Berita Maluku dari Wonreli, Rabu (11/6/2014).
Jandri ungkapkan akibat pemadaman lampu menyebabkan pelbagai barang elektronik warga rusak dan tak bisa dimanfaatkan lagi, bahkan aktivitas warga di waktu malam seperti belajar dan ibadah unit ikut terganggu. ’’Mestinya pemerintah serius lihat hal ini karena warga di sini berada di perbatasan Negara kita dengan Negara lain. Sudah saatnya PLN menaikkan status Ranting menjadi cabang sehingga kebutuhan listrik masyarakat bisa terpenuhi,’’ usulnya.
Jandri berharap pimpinan PLN Cabang Tual bisa merespons keluhan warga Kisar akan pasokan aliran listrik yang memadai. ’’Kalau macam begini terus masyarakat terutama anak-anak tak bisa belajar malam dan sulit mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti tes-tes kenaikan kelas,’’ ujarnya. Pimpinan PLN Cabang Tual belum berhasil dikonfirmasi seputar keresahan warga Kisar tersebut.
Informasi yang dihimpun media ini, kerap padamnya lampu di pulau tersebut karena praktik jual beli bahan bakar minyak (BBM) oleh petugas kepada pengusaha lokal di Wonreli. (bm 01/bm 12)