Walkot: Study Tour Penting, tapi Kualitas Siswa Jauh Lebih Penting
http://www.beritamalukuonline.com/2014/06/walkot-study-tour-penting-tapi-kualitas.html
Ambon – Berita Maluku. Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan untuk meningkatkan kemajuan bangsa ini, Pemerintah Kota Ambon mencoba memodifikasi sistem pendidikan yang dianggap aktual dan kontestual dalam upaya menjaga dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM),
anak-anak. ’’Apa yang kita laksanakan pada pagi ini merupakan sebuah proses dan upaya untuk menginvestasi untuk waktu 15-20 tahun ke depan. Program ini sangat penting dan signifikan bagi seluruh pendidik, seluruh guru yang ada di kota kita ini,’’ kata Walkot saat Membuka Pendidikan dan Latihan Kurikulum 2013 bagi Guru-guru di gedung Azhari Al-Fatah,Rabu (11/6/2014).
Walkot mengatakan, ’’Meski di Kabupaten lain melaksanakan Pendidikan dan Latihan (Diklat) atau tidak, kepentingan saya adalah bagaimana memajukan pendidikan di Kota ini agar betul-betul maju, berkualitas dan para guru sebagai penanggungjawab itu harus betul-betul memiliki investasi yang pantas dan patut untuk itu’’.
’’Sejak awal tahun ini, saya melaksanakan Rapat Koordinasi berulang kali dengan Diknas Kota menanyakan sejauh mana persiapan untuk kurikulum 2013 bagi para guru. Kita tidak mungkin mengelakkan diri daripada sebuah perubahan yang terjadi. Mau tidak mau, suka tidak suka, perubahan itu akan datang. Olehnya itu kita harus betul-betul mempersiapkan diri menjemput dan memanfaatkan perubahan yang akan terjadi,’’ paparnya.
Menurut Walkot, salah satu indikator dari perubahan yang akan kita hadapi adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di mana hampir seluruh aktivitas sosial tak akan lepas dari sentuhan Iptek.
’’Kegiatan apa pun di bangsa ini itu didominasi oleh penguasaan IT, informatika dan teknologi. Kurikulum 2013 ini juga jika kita simak betul, esensi dasarnya itu ada pada penguasaan metode dan penilaiannya mengacu pada sistem IT,’’ jelasnya.
Walkot menjelaskan pihaknya sangat berkepentingan betul berinvestasi bagi siswa-siswi di Ambon. ’’Melalui kesempatan ini saya mendesak terus Kadis Pendidikan untuk secepat mungkin melaksanakan Diklat agar seluruh guru menguasai dan memahami secara baik bagaimana kurikulum 2013 itu diterapkan. Karena jika tidak secara serempak, dan tidak dari sumber yang sama, bisa saja terjadi distorsi pemahaman terhadap seluruh subtansi kurikulum ini. Olehnya itu harus dilaksanakan secara serentak dan para narasumbernya pun betul-berul representatif dan memiliki sertifikasi’’
’’Karena salah satu sekolah menguasai kurikulum ini dan sekolah lain tidak menguasainya, maka dia akan berdampak pada usia anak-anak kita. Ini harus dikuasi secara merata. Konsekuensinya seluruh fasilitas juga harus disiapkan secara merata dan bersama. Dalam rapat bersama kepala-kepala sekolah SMA itu saya tanyakan tentang fasilitas-fasilitas yang dimiliki, dan mungkin agak berat adalah sekolah-sekolah yayasan atau swasta. Bisa beradaptasi dengan fasilitas-fasilitas atau infrasturktur yang dibutuhkan pada kurikulum 2013 ini’’.
’’Tadi saya sarankan supaya optimalkan fungsi dan peranan pada komite, sehingga kalau ada rencana-rencana untuk pakai waktu luang untuk study tour, misalnya, perlu dipertimbangkan. Lebih baik dana itu dimanfaatkan untuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan untuk pengisian kurikulum 2013. Study tour perlu untuk refreshing, tapi jauh lebih penting adalah kualitas dari pada anak-anak didik kita. Banyak program yang dibuat karena keinginan, bukan karena kebutuhan. Keinginan sangat berbeda dengan kebutuhan. Kita inginkan study tour ke Jakarta, Singapura dan Malaysia, padahal kebutuhan kita untuk infokus dan sebagainya belum sama sekali dipenuhi oleh sekolah. Kepala sekolah harus bisa membangun komunikasi secara intens dengan komite untuk melihat di mana kekurangan-kekurangan untuk melengkapi kurikulum 2013’’ jabarnya lebih jauh.
Mengenai kebijakan pendidikan di Ambon, Walkot mengakui, pihaknya sangat serius karena ke depan kunci dari suksesnya kompetisi pada level nasional maupun internasional itu jawabannya pada dunia pendidikan atau pada SDM. Apalagi dengan trend 2015. ’’Trend Perdagangan Bebas untuk Asian sangat membuka peluang untuk negara-negara Asia bisa saja berinvestasi di semua negara Asia ,dan hanya mereka yng berkualitas itu pasti akan dipakai, sehingga jika kita tidak siap, maka kita akan tertinggal,’’ ulasnya.
Walkot berharap di tahun 2015 Pemkot bisa mengkafer seluruh kebutuhan nasional, terutama pada guru-guru tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
’’Kalau tidak salah ada 5 ribu guru di Kota Ambon. Dari jumlah itu sekira 3 ribu guru yang sudah terkafer dan seribu lebih yang diharapkan untuk terus meningkatkan kualitas mereka. Komitmen untuk memajukan pendidikan ini bukan sebuah pernyataan yang formalistis, tetapi saya wujudkan dalam kebijakan. Olehnya itu, guru yang mau melanjutkan S2 dipersilahkan, terutama di Unpati atau kampus yang lainnya.(ev/mg-bm015)
anak-anak. ’’Apa yang kita laksanakan pada pagi ini merupakan sebuah proses dan upaya untuk menginvestasi untuk waktu 15-20 tahun ke depan. Program ini sangat penting dan signifikan bagi seluruh pendidik, seluruh guru yang ada di kota kita ini,’’ kata Walkot saat Membuka Pendidikan dan Latihan Kurikulum 2013 bagi Guru-guru di gedung Azhari Al-Fatah,Rabu (11/6/2014).
Walkot mengatakan, ’’Meski di Kabupaten lain melaksanakan Pendidikan dan Latihan (Diklat) atau tidak, kepentingan saya adalah bagaimana memajukan pendidikan di Kota ini agar betul-betul maju, berkualitas dan para guru sebagai penanggungjawab itu harus betul-betul memiliki investasi yang pantas dan patut untuk itu’’.
’’Sejak awal tahun ini, saya melaksanakan Rapat Koordinasi berulang kali dengan Diknas Kota menanyakan sejauh mana persiapan untuk kurikulum 2013 bagi para guru. Kita tidak mungkin mengelakkan diri daripada sebuah perubahan yang terjadi. Mau tidak mau, suka tidak suka, perubahan itu akan datang. Olehnya itu kita harus betul-betul mempersiapkan diri menjemput dan memanfaatkan perubahan yang akan terjadi,’’ paparnya.
Menurut Walkot, salah satu indikator dari perubahan yang akan kita hadapi adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di mana hampir seluruh aktivitas sosial tak akan lepas dari sentuhan Iptek.
’’Kegiatan apa pun di bangsa ini itu didominasi oleh penguasaan IT, informatika dan teknologi. Kurikulum 2013 ini juga jika kita simak betul, esensi dasarnya itu ada pada penguasaan metode dan penilaiannya mengacu pada sistem IT,’’ jelasnya.
Walkot menjelaskan pihaknya sangat berkepentingan betul berinvestasi bagi siswa-siswi di Ambon. ’’Melalui kesempatan ini saya mendesak terus Kadis Pendidikan untuk secepat mungkin melaksanakan Diklat agar seluruh guru menguasai dan memahami secara baik bagaimana kurikulum 2013 itu diterapkan. Karena jika tidak secara serempak, dan tidak dari sumber yang sama, bisa saja terjadi distorsi pemahaman terhadap seluruh subtansi kurikulum ini. Olehnya itu harus dilaksanakan secara serentak dan para narasumbernya pun betul-berul representatif dan memiliki sertifikasi’’
’’Karena salah satu sekolah menguasai kurikulum ini dan sekolah lain tidak menguasainya, maka dia akan berdampak pada usia anak-anak kita. Ini harus dikuasi secara merata. Konsekuensinya seluruh fasilitas juga harus disiapkan secara merata dan bersama. Dalam rapat bersama kepala-kepala sekolah SMA itu saya tanyakan tentang fasilitas-fasilitas yang dimiliki, dan mungkin agak berat adalah sekolah-sekolah yayasan atau swasta. Bisa beradaptasi dengan fasilitas-fasilitas atau infrasturktur yang dibutuhkan pada kurikulum 2013 ini’’.
’’Tadi saya sarankan supaya optimalkan fungsi dan peranan pada komite, sehingga kalau ada rencana-rencana untuk pakai waktu luang untuk study tour, misalnya, perlu dipertimbangkan. Lebih baik dana itu dimanfaatkan untuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan untuk pengisian kurikulum 2013. Study tour perlu untuk refreshing, tapi jauh lebih penting adalah kualitas dari pada anak-anak didik kita. Banyak program yang dibuat karena keinginan, bukan karena kebutuhan. Keinginan sangat berbeda dengan kebutuhan. Kita inginkan study tour ke Jakarta, Singapura dan Malaysia, padahal kebutuhan kita untuk infokus dan sebagainya belum sama sekali dipenuhi oleh sekolah. Kepala sekolah harus bisa membangun komunikasi secara intens dengan komite untuk melihat di mana kekurangan-kekurangan untuk melengkapi kurikulum 2013’’ jabarnya lebih jauh.
Mengenai kebijakan pendidikan di Ambon, Walkot mengakui, pihaknya sangat serius karena ke depan kunci dari suksesnya kompetisi pada level nasional maupun internasional itu jawabannya pada dunia pendidikan atau pada SDM. Apalagi dengan trend 2015. ’’Trend Perdagangan Bebas untuk Asian sangat membuka peluang untuk negara-negara Asia bisa saja berinvestasi di semua negara Asia ,dan hanya mereka yng berkualitas itu pasti akan dipakai, sehingga jika kita tidak siap, maka kita akan tertinggal,’’ ulasnya.
Walkot berharap di tahun 2015 Pemkot bisa mengkafer seluruh kebutuhan nasional, terutama pada guru-guru tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
’’Kalau tidak salah ada 5 ribu guru di Kota Ambon. Dari jumlah itu sekira 3 ribu guru yang sudah terkafer dan seribu lebih yang diharapkan untuk terus meningkatkan kualitas mereka. Komitmen untuk memajukan pendidikan ini bukan sebuah pernyataan yang formalistis, tetapi saya wujudkan dalam kebijakan. Olehnya itu, guru yang mau melanjutkan S2 dipersilahkan, terutama di Unpati atau kampus yang lainnya.(ev/mg-bm015)