Terumbu Karang Hambat Beroperasinya Dermaga Lurang
http://www.beritamalukuonline.com/2014/06/terumbu-karang-hambat-beroperasinya.html
Ambon - Berita Maluku. Sebagai Provinsi yang di dominasi oleh kepulauan, pembangunan dermaga laut di provinsi Maluku menjadi elemen vital dalam pembagunan infrastruktur di daerah, pasalnya dengan keberadaan dermaga akan menjadi penghubung pulau-pulau yang terisolir sehingga pelayanan terhadap masyarakat bisa dimaksimalkan.
Namun masyarakat di desa Lurang, kecamatan Wetar kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) menyayangkan belum beroperasinya dermaga di desa tersebut sampai saat ini.
Menurut mereka, dermaga yang sudah dibangun sejak tahun 2011 lalu itu, hingga kini belum dapat beroperasi kendati proyek yang digelari Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Lurang telah rampung.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan provinsi Maluku, Udjir Halid yang ditemui di ruangkerjanya berargumen bahwa, penyebab belum berfungsinya dermaga tersebut karena adanya aktifitas terumbu karang di dasar dermaga, yang berpengaruh mengganggu kapal yang nantinya akan berlabuh.
Ia menjelaskan, keberadaan karang hidup tersebut awalnya telah terdeteksi, namun karena diukur saat itu posisinya tidak menggangu aktifitas kapal untuk berlabuh, jadi proyeknya di lanjutkan.
Tetapi ternyata setelah proyek rampung tim Survey salah memprediksi, pasalnya terumbu karang tersebut hidup dan terus mengalami pertumbuhan. “Sehingga tahun berganti tahun terumbu karang itu hidup, mungkin suatu ketika ia akan muncul diatas permukaan laut,“ terang Udjir.
Karena aktifitas terumbu karang tersebut, maka hingga saat ini dermaga laut yang sudah di bangun dengan biaya milyaran rupiah itu belum dapat beroperasi.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Dijelaskan Udjir Halid, pihaknya telah menyurat kepada Direktorat jenderal perhubungan laut, bagian Perkapalan dan Pengerukan (Pelpem) untuk mengangkat terumbu karang tersebut dan permintaan itu telah disetujui.
“Jadi tahun depan kita akan bikin study kelayakannya dulu, terutama untuk analisis dampak lingkungannya, setelah itu baru di keruk,” beber kadis.
Ia mengungkapkan, untuk pengerukan wilayah pelabuhan itu menjadi Domain kewenangan Dinas Perhubungan Provinsinsi, karena proyek tersebut diperkirakan hanya menelan anggaran sebesar tujuh hingga delapan ratus juta rupiah. “Katong sudah usulkan ini di (APBD) Perubahan, mudah-mudahan dia lolos,“ ungkapnya.
Terkait kekeliruan konsultan dalam memprediksi pertumbuhan karang, Kadishub ini beralibi bahwa proyek dermaga tersebut telah melalui prosedur tender yang benar, untuk itu pengerjaanya telah menjadi urusan kontraktor. (No)
Namun masyarakat di desa Lurang, kecamatan Wetar kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) menyayangkan belum beroperasinya dermaga di desa tersebut sampai saat ini.
Menurut mereka, dermaga yang sudah dibangun sejak tahun 2011 lalu itu, hingga kini belum dapat beroperasi kendati proyek yang digelari Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Lurang telah rampung.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan provinsi Maluku, Udjir Halid yang ditemui di ruangkerjanya berargumen bahwa, penyebab belum berfungsinya dermaga tersebut karena adanya aktifitas terumbu karang di dasar dermaga, yang berpengaruh mengganggu kapal yang nantinya akan berlabuh.
Ia menjelaskan, keberadaan karang hidup tersebut awalnya telah terdeteksi, namun karena diukur saat itu posisinya tidak menggangu aktifitas kapal untuk berlabuh, jadi proyeknya di lanjutkan.
Tetapi ternyata setelah proyek rampung tim Survey salah memprediksi, pasalnya terumbu karang tersebut hidup dan terus mengalami pertumbuhan. “Sehingga tahun berganti tahun terumbu karang itu hidup, mungkin suatu ketika ia akan muncul diatas permukaan laut,“ terang Udjir.
Karena aktifitas terumbu karang tersebut, maka hingga saat ini dermaga laut yang sudah di bangun dengan biaya milyaran rupiah itu belum dapat beroperasi.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Dijelaskan Udjir Halid, pihaknya telah menyurat kepada Direktorat jenderal perhubungan laut, bagian Perkapalan dan Pengerukan (Pelpem) untuk mengangkat terumbu karang tersebut dan permintaan itu telah disetujui.
“Jadi tahun depan kita akan bikin study kelayakannya dulu, terutama untuk analisis dampak lingkungannya, setelah itu baru di keruk,” beber kadis.
Ia mengungkapkan, untuk pengerukan wilayah pelabuhan itu menjadi Domain kewenangan Dinas Perhubungan Provinsinsi, karena proyek tersebut diperkirakan hanya menelan anggaran sebesar tujuh hingga delapan ratus juta rupiah. “Katong sudah usulkan ini di (APBD) Perubahan, mudah-mudahan dia lolos,“ ungkapnya.
Terkait kekeliruan konsultan dalam memprediksi pertumbuhan karang, Kadishub ini beralibi bahwa proyek dermaga tersebut telah melalui prosedur tender yang benar, untuk itu pengerjaanya telah menjadi urusan kontraktor. (No)