Stella Tupenalay Dilantik Jadi Raja Halong
http://www.beritamalukuonline.com/2014/06/stella-tupenalay-dilantik-jadi-raja.html?m=0
Ambon - Berita Maluku. Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy melantik Stella Tupenalay sebagai Raja Negeri Halong, Kecamatan Baguala, masa bakti 2014-2020.
Pelantikkan Tupenalay didasarkan atas SK Wali Kota Nomor 366 Tahun 2014. Pelantikkan itu juga turut dihadiri Sekretaris Kota Ambon Anthony Gustav Latuheru.Muspida Kota Ambon, Muspika Kecamatan Baguala, serta para para pimpinan SKPD di lingkup Pemerintah Kota Ambon, Jumat (27/6/2014).
Walkot mengakui, meski ada perbedaan pendapat di masyarakat mengenai pelantikkan itu, namun Pemkot Ambon tetap harus mengambil sikap untuk menentukan pimpinan definitive dan demi keberlangsungan pembangunan di Negeri adat tersebut.
’’Pada akhirnya Pemkot harus ambil sikap untuk mengangkat pimpinan definitive di Negeri ini. Jika ada pihak yang protes, maka terbuka ruang secara yuridis pada lembaga yang berwenang dalam hal ini Pengadilan Tata Usaha Negara,’’ ujarnya.
Menurut Walkot ,adanya perbedaan pendapat tersebut selain menunjukkan nuansa demokratisasi yang kental dalam penyelenggaraan negara, juga menunjukan bahwa masyarakat Halong masih peduli atas kepemimpinan di negeri mereka.
’’Kita harus bersyukur karena di tengah-tengah kesibukan dan dinamika sosial masyarakat Halong ternyata masih peduli dengan kepemimpinan dan pembangunan negeri ini ke depan. Sebaliknya, kalau tidak ada perbedaan pendapat, maka patut dicurigai ada tekanan,’’ jelasnya.
Walkot meminta Tupenalay dapat menjaga Identitas Halong sebagai Negeri Adat dan dapat bekerja sama dengan Saniri Negeri untuk menentukan kebijakan-kebijakan prioritas dalam rangka membangun negeri dan menyejahterakan masyarakat setempat.
’’Halong adalah negeri adat yang berbeda dengan desa/kelurahan lainnya sehingga perlu untuk tetap dijaga identitasnnya sebagai negeri adat,’’ pesan Walkot kepada Tupenalay.(ev/mg-bm015)
Pelantikkan Tupenalay didasarkan atas SK Wali Kota Nomor 366 Tahun 2014. Pelantikkan itu juga turut dihadiri Sekretaris Kota Ambon Anthony Gustav Latuheru.Muspida Kota Ambon, Muspika Kecamatan Baguala, serta para para pimpinan SKPD di lingkup Pemerintah Kota Ambon, Jumat (27/6/2014).
Walkot mengakui, meski ada perbedaan pendapat di masyarakat mengenai pelantikkan itu, namun Pemkot Ambon tetap harus mengambil sikap untuk menentukan pimpinan definitive dan demi keberlangsungan pembangunan di Negeri adat tersebut.
’’Pada akhirnya Pemkot harus ambil sikap untuk mengangkat pimpinan definitive di Negeri ini. Jika ada pihak yang protes, maka terbuka ruang secara yuridis pada lembaga yang berwenang dalam hal ini Pengadilan Tata Usaha Negara,’’ ujarnya.
Menurut Walkot ,adanya perbedaan pendapat tersebut selain menunjukkan nuansa demokratisasi yang kental dalam penyelenggaraan negara, juga menunjukan bahwa masyarakat Halong masih peduli atas kepemimpinan di negeri mereka.
’’Kita harus bersyukur karena di tengah-tengah kesibukan dan dinamika sosial masyarakat Halong ternyata masih peduli dengan kepemimpinan dan pembangunan negeri ini ke depan. Sebaliknya, kalau tidak ada perbedaan pendapat, maka patut dicurigai ada tekanan,’’ jelasnya.
Walkot meminta Tupenalay dapat menjaga Identitas Halong sebagai Negeri Adat dan dapat bekerja sama dengan Saniri Negeri untuk menentukan kebijakan-kebijakan prioritas dalam rangka membangun negeri dan menyejahterakan masyarakat setempat.
’’Halong adalah negeri adat yang berbeda dengan desa/kelurahan lainnya sehingga perlu untuk tetap dijaga identitasnnya sebagai negeri adat,’’ pesan Walkot kepada Tupenalay.(ev/mg-bm015)