Rp7, 804 Milyar untuk “Dermaga Wailey” Terancam Mubazir (1)
http://www.beritamalukuonline.com/2014/06/rp7-804-milyar-untuk-dermaga-wailey.html
Proyek Diterlantarkan, Bupati SBB Lepas Tangan
Ambon - Berita Maluku. Pancangan tiang-tiang besi bulat berdiri tegak membisu di tepi pantai dusun Wailei negeri Latu, menjadi saksi mangkirnya Pelaksanaan proyek pembangunan dermaga penyeberangan di dusun tersebut.
Dari tiang-tiang pancang berdiameter 60 cm tersebut hanya sebagian kecil yang telah terbungkus oleh lapisan coran semen, tetapi sebagian besar masih berupa tiang besi bulat yang mulai rusak dimakan karat, parahnya lagi, ada sekitar 30 tiang pancang yang teronggok tak terurus di tepi pantai dalam keadaan berkarat menambah makin tidak jelasnya kelangsungan proyek tersebut.
Padahal kehadiran dermaga tersebut, tidak hanya menjadi dambaan masyarakat di pulau Seram saja, salah satu tokoh masyarakat di dusun Wailey Mahfud Patty, yang ditemui di lokasi mengatakan.
“Karna proyek ini terkatung-katung, sangat meresahkan masyarakat, karena mereka sangat mengharapkan, pelabuhan ini dapat secepatnya selesai, bukan untuk masyarakat katong (dusun Wailei) sendiri, tetapi untuk masyarakat Seram, masyarakat Saparua dan Haruku dan Ambon,” tegasnya.
Harapan ini bertolak belakang dengan pernyataan pejabat di Dinas Perhubungan Provinsi Maluku yang selalu berkoar-koar mengklaim bahwa proyek dermaga tersebut masih terus dalam pengerjaan.
Dijelaskan Patty, proyek dermaga Wailey itu sudah terhenti sejak 6 bulan yang lalu, hingga kini tidak ada kelanjutannya. sehingga menjadi pertanyaan, kemana anggaran yang telah dialokasikan untuk pembangunan tersebut.
Pasalnya berdasarkan data yang berhasil dihimpun media ini, disebutkan bahwa, proyek yang digelari Lanjutan Pembangunan Dermaga Wailey dan telah masuk ketahap III dengan nilai proyek sebesar Rp 7, 804 milyar padahal ini kontras dengan realitas yang ditemui media ini ketika memantau lokasi tersebut.
Hal ini makin diperkuat oleh pernyatan Kepala dusun Asdar Samallo ketika ditemui di kediamannya.
Ia mengatakan bahwa, pihak kontraktor tidak bertanggungjawab terhadap proyek tersebut.
Ia menandaskan, telah berkali-kali menghubungi pihak kontaktor untuk menanyakan kelanjutannya, tetapi hanya janji-janji saja.
“Anggaran begitu banyak buang-buang parcuma saja! Beta bingung dorang (mereka) punya papan kayu yang rencana mau cor akhirnya busuk dan besi-besi cor su bakarat semua. Ini kan merugikan negara,” ungkap Samallo emosional.
Menurut Samallo, ketika perihal pembangunan jembatan tersebut ditanyakan kepada bupati SBB dalam pertemuan, Jacobus Putileihalat dengan terang-terangan mengatakan, tidak tahu-menahu dengan adanya pembangunan dermaga ferry Wailey tersebut.
Ini sangat janggal mengingat lokasi pembangunan tersebut masuk dalam wilayah hukum kabupaten SBB.
Menjadi pertanyaan besar, "ada apa sebenarnya dengan proyek ini.??"
Sementara pantauan dilapangan, lokasi yang dijadikan dermaga sementara yang berada di sisi utara proyek tersebut ramai oleh penumpang yang harus menunggu untuk menyeberangi ke Kulur (Saparua).
Sementara jalur transportasi yang saat ini untuk dermaga Wailey sangat strategis, pasalnya jalur ini melayani beberapa lokasi di pulau-pulau lainnya yakni Wailey–Kulur (Saparua) - P. Haruku dan Tulehu (P Ambon). (TIM)
Ambon - Berita Maluku. Pancangan tiang-tiang besi bulat berdiri tegak membisu di tepi pantai dusun Wailei negeri Latu, menjadi saksi mangkirnya Pelaksanaan proyek pembangunan dermaga penyeberangan di dusun tersebut.
Dari tiang-tiang pancang berdiameter 60 cm tersebut hanya sebagian kecil yang telah terbungkus oleh lapisan coran semen, tetapi sebagian besar masih berupa tiang besi bulat yang mulai rusak dimakan karat, parahnya lagi, ada sekitar 30 tiang pancang yang teronggok tak terurus di tepi pantai dalam keadaan berkarat menambah makin tidak jelasnya kelangsungan proyek tersebut.
Padahal kehadiran dermaga tersebut, tidak hanya menjadi dambaan masyarakat di pulau Seram saja, salah satu tokoh masyarakat di dusun Wailey Mahfud Patty, yang ditemui di lokasi mengatakan.
“Karna proyek ini terkatung-katung, sangat meresahkan masyarakat, karena mereka sangat mengharapkan, pelabuhan ini dapat secepatnya selesai, bukan untuk masyarakat katong (dusun Wailei) sendiri, tetapi untuk masyarakat Seram, masyarakat Saparua dan Haruku dan Ambon,” tegasnya.
Harapan ini bertolak belakang dengan pernyataan pejabat di Dinas Perhubungan Provinsi Maluku yang selalu berkoar-koar mengklaim bahwa proyek dermaga tersebut masih terus dalam pengerjaan.
Dijelaskan Patty, proyek dermaga Wailey itu sudah terhenti sejak 6 bulan yang lalu, hingga kini tidak ada kelanjutannya. sehingga menjadi pertanyaan, kemana anggaran yang telah dialokasikan untuk pembangunan tersebut.
Pasalnya berdasarkan data yang berhasil dihimpun media ini, disebutkan bahwa, proyek yang digelari Lanjutan Pembangunan Dermaga Wailey dan telah masuk ketahap III dengan nilai proyek sebesar Rp 7, 804 milyar padahal ini kontras dengan realitas yang ditemui media ini ketika memantau lokasi tersebut.
Hal ini makin diperkuat oleh pernyatan Kepala dusun Asdar Samallo ketika ditemui di kediamannya.
Ia mengatakan bahwa, pihak kontraktor tidak bertanggungjawab terhadap proyek tersebut.
Ia menandaskan, telah berkali-kali menghubungi pihak kontaktor untuk menanyakan kelanjutannya, tetapi hanya janji-janji saja.
“Anggaran begitu banyak buang-buang parcuma saja! Beta bingung dorang (mereka) punya papan kayu yang rencana mau cor akhirnya busuk dan besi-besi cor su bakarat semua. Ini kan merugikan negara,” ungkap Samallo emosional.
Menurut Samallo, ketika perihal pembangunan jembatan tersebut ditanyakan kepada bupati SBB dalam pertemuan, Jacobus Putileihalat dengan terang-terangan mengatakan, tidak tahu-menahu dengan adanya pembangunan dermaga ferry Wailey tersebut.
Ini sangat janggal mengingat lokasi pembangunan tersebut masuk dalam wilayah hukum kabupaten SBB.
Menjadi pertanyaan besar, "ada apa sebenarnya dengan proyek ini.??"
Sementara pantauan dilapangan, lokasi yang dijadikan dermaga sementara yang berada di sisi utara proyek tersebut ramai oleh penumpang yang harus menunggu untuk menyeberangi ke Kulur (Saparua).
Sementara jalur transportasi yang saat ini untuk dermaga Wailey sangat strategis, pasalnya jalur ini melayani beberapa lokasi di pulau-pulau lainnya yakni Wailey–Kulur (Saparua) - P. Haruku dan Tulehu (P Ambon). (TIM)