Musim Hujan di Ambon, Dinkes Antisipasi Penyakit Kencing Tikus
http://www.beritamalukuonline.com/2014/06/musim-hujan-di-ambon-dinkes-antisipasi.html
Ambon - Berita Maluku. Dinas Kesehatan (Dinkes) Ambon akan melakukan tindakan antisipasi mencegah timbulnya penyakit leptospirosis (kencing tikus) yang ditimbukan bekteri Leptospira.
"Antisipasi timbulnya penyakit leptospirosis saat dan paska musim hujan, kami akan menurunkan petugas dari puskesmas untuk melakukan survei pengawasan dan penyuluhan di 50 desa dan kelurahan di Ambon," kata Kepala Dinas Kesehatan Threesje Torry, di Ambon, Selasa (3/6/2014).
Menurut dia, petugas puskesmas akan memberikan penyuluhan dan pengawasan agar masyarakat mengerti dan menghindari risiko penyakit tersebut.
Antisipasi awal, katanya, harus dilakukan sebelum kasus muncul karena penyakit mematikan akibat infeksi bakteri dari kotoran binatang itu tidak memiliki gejala khas sehingga harus diwaspadai.
"Penyakit ini hanya memiliki gejala umum seperti sakit flu yaitu demam, mual, nyeri, sakit kepala, serta meriang," ujarnya.
Threesje mengatakan pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk melakukan antisipasi yaitu dengan selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
"Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila ada luka, dan selalu gunakan pelindung tubuh seperti sepatu, pakaian, serta sarung tangan," katanya.
Selain itu, sebisa mungkin segera berobat ke sarana kesehatan bila menderita sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.
Diakuinya, bulan Oktober 2013 dugaan penyakit leptospirosis terjadi di Ambon. Hal ini merupakan kasus pertama terjadi, sehingga perlu penanganan khususnya di lokasi tempat tinggal tiga penderita yang meninggal dunia.
Data yang dihimpun dari RSUD dr M Haulussy tiga dari 15 penderita penyakit leptospirosis meninggal dunia. Sedangkan 12 penderita lainnya telah dinyatakan sembuh.
"Tiga penderita tersebut yakni warga Kudamati kecamatan Nusaniwe, Skip dan Galala kecamatan Sirimau, sedangkan 12 warga lainnya yang sebelumnya dirawat di RS dinyatakan sembuh dan kembali ke rumah," katanya.
Ia menambahkan, penderita tersebut tidak melakukan pemeriksaan lanjutan bakteri leptospira di laboratorium serta penanganan serius tim medis.
"Petugas kesehatan telah melakukan pemeriksaan kepada warga sekitar kawasan tersebut, guna mengantisipasi jangan sampai ada warga yang mengalami gejala penyakit kencing tikus," katanya. (ant/bm 10)
"Antisipasi timbulnya penyakit leptospirosis saat dan paska musim hujan, kami akan menurunkan petugas dari puskesmas untuk melakukan survei pengawasan dan penyuluhan di 50 desa dan kelurahan di Ambon," kata Kepala Dinas Kesehatan Threesje Torry, di Ambon, Selasa (3/6/2014).
Menurut dia, petugas puskesmas akan memberikan penyuluhan dan pengawasan agar masyarakat mengerti dan menghindari risiko penyakit tersebut.
Antisipasi awal, katanya, harus dilakukan sebelum kasus muncul karena penyakit mematikan akibat infeksi bakteri dari kotoran binatang itu tidak memiliki gejala khas sehingga harus diwaspadai.
"Penyakit ini hanya memiliki gejala umum seperti sakit flu yaitu demam, mual, nyeri, sakit kepala, serta meriang," ujarnya.
Threesje mengatakan pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk melakukan antisipasi yaitu dengan selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
"Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila ada luka, dan selalu gunakan pelindung tubuh seperti sepatu, pakaian, serta sarung tangan," katanya.
Selain itu, sebisa mungkin segera berobat ke sarana kesehatan bila menderita sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.
Diakuinya, bulan Oktober 2013 dugaan penyakit leptospirosis terjadi di Ambon. Hal ini merupakan kasus pertama terjadi, sehingga perlu penanganan khususnya di lokasi tempat tinggal tiga penderita yang meninggal dunia.
Data yang dihimpun dari RSUD dr M Haulussy tiga dari 15 penderita penyakit leptospirosis meninggal dunia. Sedangkan 12 penderita lainnya telah dinyatakan sembuh.
"Tiga penderita tersebut yakni warga Kudamati kecamatan Nusaniwe, Skip dan Galala kecamatan Sirimau, sedangkan 12 warga lainnya yang sebelumnya dirawat di RS dinyatakan sembuh dan kembali ke rumah," katanya.
Ia menambahkan, penderita tersebut tidak melakukan pemeriksaan lanjutan bakteri leptospira di laboratorium serta penanganan serius tim medis.
"Petugas kesehatan telah melakukan pemeriksaan kepada warga sekitar kawasan tersebut, guna mengantisipasi jangan sampai ada warga yang mengalami gejala penyakit kencing tikus," katanya. (ant/bm 10)