Jadi Sarang Penyebaran HIV/AIDS, Tanjung Batu Merah Bakal Ditutup Pemkot Ambon
http://www.beritamalukuonline.com/2014/06/jadi-sarang-penyebaran-hivaids-tanjung.html
Ambon - Berita Maluku. Sesuai data Dinas Kesehatan Kota Ambon per Juni 2014, penyebaran dan penularan virus Human Imnune Virus/Aquired Imnune Deficiency Syndrome lebih banyak berasal dari Pekerja Seks Komersial di Lokalisasi Tanjung Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
’’Untuk itu, Pemkot Ambon masih mempertimbangkan langkah penting dan mendesak untuk menutup lokalisasi Tanjung Batu Merah,’’ kata Wakil Wali Kota Ambon Muhammad Sam Abdulah Latuconsina kepada Berita Maluku di Ambon, Senin (16/6/2014).
Wawali mengungkapkan sesuai data Diskes Ambon, Tanjung Batu Merah merupakan salah satu sarang virus mematikan tersebut. ’’Memang belum ada keputusan terkait penanganan tempat lokalisasi tersebut. Namun, lokalisasi Tanjung Batu Merah sudah tidak lagi netral, sehingga Pemkot lagi mencari solusi untuk menindaklanjutinya,’’ jelas Wawali.
Wawali memastikan lokalisasi Tanjung Batu Merah belum memiliki izin operasi dari Pemkot Ambon.
’’Karena tak ada izin, jadi kapan pun Pemkot Ambon bisa menutupnya. Kita kembali lagi memikirkan hal mudaratnya. Kapan pun Pemkot bisa menutup tempat tersebut, tetapi kita harus melihat hal negatifnya, jika tempat itu ditutup,’’ ujarnya.
Terkait dengan penangan masalah tersebut, ulas Wawali, Pemkot pernah menyonyialisasikannya kepada para PSK, namun mereka lebih suka bekerja seperti itu karena pekerjaan tersebut lebih menghasilkan uang banyak.
’’Jika tempat itu ditutup, bisa jadi mereka bekerja hal serupa di luar sana. Kalau tidak ada pengawasan dari Diskes, bisa berpotensi menularkan HIV/AIDS. Untuk itu, Pemkot Ambon akan membina dan meberikan pencegahan bagi PSK ini, agar penularannya tidak ke yang lain,’’ tegasnya.
Wawali menyatakan Pemkot Ambon akan menimbang-nimbang tentang rencana penutupan tempat lokalisasi tersebut, dan pekerjaan alternative bagi PSK.
’’Kalau sudah ada pekerjaan yang baik, dan menghasilkan pendapatan yang baik baru Pemkot menutup tempat tersebut. Kita sudah sosialisasikan ke PSK kalau pekerjaan itu tidak menguntungkan mereka, malah menjadi penyakit buat mereka. Lebih bagusnya bekerja di salon, jualan sayur atau membuat usaha-usaha lain,’’ terang Wawali. (ev/mg-bm015)
’’Untuk itu, Pemkot Ambon masih mempertimbangkan langkah penting dan mendesak untuk menutup lokalisasi Tanjung Batu Merah,’’ kata Wakil Wali Kota Ambon Muhammad Sam Abdulah Latuconsina kepada Berita Maluku di Ambon, Senin (16/6/2014).
Wawali mengungkapkan sesuai data Diskes Ambon, Tanjung Batu Merah merupakan salah satu sarang virus mematikan tersebut. ’’Memang belum ada keputusan terkait penanganan tempat lokalisasi tersebut. Namun, lokalisasi Tanjung Batu Merah sudah tidak lagi netral, sehingga Pemkot lagi mencari solusi untuk menindaklanjutinya,’’ jelas Wawali.
Wawali memastikan lokalisasi Tanjung Batu Merah belum memiliki izin operasi dari Pemkot Ambon.
’’Karena tak ada izin, jadi kapan pun Pemkot Ambon bisa menutupnya. Kita kembali lagi memikirkan hal mudaratnya. Kapan pun Pemkot bisa menutup tempat tersebut, tetapi kita harus melihat hal negatifnya, jika tempat itu ditutup,’’ ujarnya.
Terkait dengan penangan masalah tersebut, ulas Wawali, Pemkot pernah menyonyialisasikannya kepada para PSK, namun mereka lebih suka bekerja seperti itu karena pekerjaan tersebut lebih menghasilkan uang banyak.
’’Jika tempat itu ditutup, bisa jadi mereka bekerja hal serupa di luar sana. Kalau tidak ada pengawasan dari Diskes, bisa berpotensi menularkan HIV/AIDS. Untuk itu, Pemkot Ambon akan membina dan meberikan pencegahan bagi PSK ini, agar penularannya tidak ke yang lain,’’ tegasnya.
Wawali menyatakan Pemkot Ambon akan menimbang-nimbang tentang rencana penutupan tempat lokalisasi tersebut, dan pekerjaan alternative bagi PSK.
’’Kalau sudah ada pekerjaan yang baik, dan menghasilkan pendapatan yang baik baru Pemkot menutup tempat tersebut. Kita sudah sosialisasikan ke PSK kalau pekerjaan itu tidak menguntungkan mereka, malah menjadi penyakit buat mereka. Lebih bagusnya bekerja di salon, jualan sayur atau membuat usaha-usaha lain,’’ terang Wawali. (ev/mg-bm015)