Pontoh: Belum Ada Temuan Penderita Virus Mers di Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2014/05/pontoh-belum-ada-temuan-penderita-virus.html
Ambon - Berita Maluku. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku telah menginstruksikan jajarananya di kabupaten dan kota untuk mengawasi masuknya virus Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) ke daerah ini.
"Pengawasan ini dilakukan secara langsung melalui setiap puskesmas yang ada, terutama terhadap masyarakat yang baru selesai melakukan perjalanan dari Timur Tengah atau menunaikan ibadah haji di tanah suci dan kembali ke daerah," kata Kadis Kesehatan Maluku dr. Meylke Pontoh di Ambon, Rabu (7/5/2014).
Virus MERS yang saat ini sedang mewabah diduga berasal dari Timur Tengah dan sejauh ini belum ada obat atau vaksin yang tepat untuk mengobati pasien maupun memutuskan mata rantai penyebarannya.
Sehingga instruksi Dinkes ini akan dibuat lewat sebuah surat edaran resmi guna diteruskan ke Dinkes kabupaten dan kota di seluruh Maluku.
"Sampai saat ini memang belum ada temuan kasus penderita MERS di Maluku dan kita harapkan tidak terjadi. Akan tetapi, perlu ada langkah antisipatif untuk mencegah masuknya wabah tersebut," katanya.
Karena orang yang paling rentan terserang virus MERS adalah mereka yang melakukan perjalan ke Timur Tengah atau menjalankan ibadah haji maupun umrah. Jadi, saat kembali ke Maluku perlu diawasi kondisi kesehatannya.
Meylke mengatakan bahwa seseorang yang sudah terinfeksi virus MERS bisa diketahui dari demam atau gangguan pernapasan bagian bawah berupa batuk dan sesak napas yang berlanjut selama dua minggu.
"Apalagi, kalau penderita diketahui baru selesai melakukan perjalanan dari Timur Tengah, yang bersangkutan disarankan melakukan pemeriksaan ke dokter," katanya.
MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus korona MERS atau disebut dengan istilah MERS-CoV) dan korban pertama kali yang terjangkiti pada tahun 2012 di Arab Saudi.
Virus ini berbeda dengan virus korona lainnya yang telah ditemukan sebelumnya dan berbeda dengan penyebab sindrom pernapasan akut berat (SARS), tetapi mirip dengan virus korona yang terdapat pada kelelawar. (ant/bm 10)
"Pengawasan ini dilakukan secara langsung melalui setiap puskesmas yang ada, terutama terhadap masyarakat yang baru selesai melakukan perjalanan dari Timur Tengah atau menunaikan ibadah haji di tanah suci dan kembali ke daerah," kata Kadis Kesehatan Maluku dr. Meylke Pontoh di Ambon, Rabu (7/5/2014).
Virus MERS yang saat ini sedang mewabah diduga berasal dari Timur Tengah dan sejauh ini belum ada obat atau vaksin yang tepat untuk mengobati pasien maupun memutuskan mata rantai penyebarannya.
Sehingga instruksi Dinkes ini akan dibuat lewat sebuah surat edaran resmi guna diteruskan ke Dinkes kabupaten dan kota di seluruh Maluku.
"Sampai saat ini memang belum ada temuan kasus penderita MERS di Maluku dan kita harapkan tidak terjadi. Akan tetapi, perlu ada langkah antisipatif untuk mencegah masuknya wabah tersebut," katanya.
Karena orang yang paling rentan terserang virus MERS adalah mereka yang melakukan perjalan ke Timur Tengah atau menjalankan ibadah haji maupun umrah. Jadi, saat kembali ke Maluku perlu diawasi kondisi kesehatannya.
Meylke mengatakan bahwa seseorang yang sudah terinfeksi virus MERS bisa diketahui dari demam atau gangguan pernapasan bagian bawah berupa batuk dan sesak napas yang berlanjut selama dua minggu.
"Apalagi, kalau penderita diketahui baru selesai melakukan perjalanan dari Timur Tengah, yang bersangkutan disarankan melakukan pemeriksaan ke dokter," katanya.
MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus korona MERS atau disebut dengan istilah MERS-CoV) dan korban pertama kali yang terjangkiti pada tahun 2012 di Arab Saudi.
Virus ini berbeda dengan virus korona lainnya yang telah ditemukan sebelumnya dan berbeda dengan penyebab sindrom pernapasan akut berat (SARS), tetapi mirip dengan virus korona yang terdapat pada kelelawar. (ant/bm 10)