Pontoh: Belum Ada Pasien Mers-Cov yang Ditangani di Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2014/05/pontoh-belum-ada-pasien-mers-cov-yang.html
Ambon - Berita Maluku. Virus Middle East Respiratory Syndrome Corona atau lebih dikenal sebagai MERS-Cov hingga akhir Mei 2014 belum ditemukan kasusnya di Maluku.
Kadis Kesehatan Maluku, Meylke Pontoh, di Ambon, Jumat (30/5/2014), mengatakan, berdasarkan pengawasan belum ada penularan virus MERS-Cov yang ditangani, baik di Puskemas maupun rumah sakit di sembilan Kabupaten dan dua kota.
"Kami harapkan tidak ada penemuan virus tersebut dengan menyosialisasikan kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi sehingga memiliki ketahanan tubuh dan tidak mudah terinveksi,"ujarnya.
Meylke yang didampingi Kabid Penanggulangan Penyakit dan Bencana (P2B), Ritta Taihuttu mengamukakan, mengantisipasi penularan virus tersebut telah dibentuk komisi penanggulangan penyakit yang ditimbulkan binatang dengan melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis.
Komisi ini melibatkan Dinas Perhubungan karena terkait dengan aktivitas pelayaran maupun penerbangan sebagai "pintu" masuk dan keluarnya binatang.
Sedangkan, terkait dengan Jemaah Haji maupun Umrah itu dilakukan deteksi di embarkasi bandara Internasional Hasanuddin, Makassar.
Dia mengemukakan, telah berkordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar intensif mengawasi kemungkinan adanya penyebaran virus MERS-Cov ke daerah ini.
"Pengawasan ini secara langsung melalui setiap rumah sakit atau puskesmas yang ada, terutama terhadap masyarakat yang baru selesai melakukan perjalanan dari Timur Tengah atau menunaikan ibadah haji di tanah suci dan kembali ke daerah," katanya.
Virus MERS-Cov yang saat ini sedang mewabah diduga berasal dari Timur Tengah dan sejauh ini belum ada obat atau vaksin yang tepat untuk mengobati pasien maupun memutuskan mata rantai penyebarannya.
"Pastinya sampai saat ini memang belum ada temuan kasus penderita MERS di Maluku dan kita harapkan tidak terjadi, tetapi perlu ada langkah antisipatif untuk mencegah masuknya wabah itu," tegas Meylke.
Seorang yang sudah terinveksi virus MERS-Cov bisa diketahui dari demam atau gangguan pernapasan berupa batuk dan sesak napas yang berlanjut selama dua minggu.
MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus korona MERS atau disebut dengan istilah MERS-Cov dan korban pertama kali yang terjangkiti pada 2012 di Arab Saudi.
Virus ini berbeda dengan virus korona lainnya yang telah ditemukan sebelumnya dan berbeda dengan penyebab Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS), tetapi mirip dengan virus korona yang terdapat pada kelelawar. (ant/bm 10)
Kadis Kesehatan Maluku, Meylke Pontoh, di Ambon, Jumat (30/5/2014), mengatakan, berdasarkan pengawasan belum ada penularan virus MERS-Cov yang ditangani, baik di Puskemas maupun rumah sakit di sembilan Kabupaten dan dua kota.
"Kami harapkan tidak ada penemuan virus tersebut dengan menyosialisasikan kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi sehingga memiliki ketahanan tubuh dan tidak mudah terinveksi,"ujarnya.
Meylke yang didampingi Kabid Penanggulangan Penyakit dan Bencana (P2B), Ritta Taihuttu mengamukakan, mengantisipasi penularan virus tersebut telah dibentuk komisi penanggulangan penyakit yang ditimbulkan binatang dengan melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis.
Komisi ini melibatkan Dinas Perhubungan karena terkait dengan aktivitas pelayaran maupun penerbangan sebagai "pintu" masuk dan keluarnya binatang.
Sedangkan, terkait dengan Jemaah Haji maupun Umrah itu dilakukan deteksi di embarkasi bandara Internasional Hasanuddin, Makassar.
Dia mengemukakan, telah berkordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar intensif mengawasi kemungkinan adanya penyebaran virus MERS-Cov ke daerah ini.
"Pengawasan ini secara langsung melalui setiap rumah sakit atau puskesmas yang ada, terutama terhadap masyarakat yang baru selesai melakukan perjalanan dari Timur Tengah atau menunaikan ibadah haji di tanah suci dan kembali ke daerah," katanya.
Virus MERS-Cov yang saat ini sedang mewabah diduga berasal dari Timur Tengah dan sejauh ini belum ada obat atau vaksin yang tepat untuk mengobati pasien maupun memutuskan mata rantai penyebarannya.
"Pastinya sampai saat ini memang belum ada temuan kasus penderita MERS di Maluku dan kita harapkan tidak terjadi, tetapi perlu ada langkah antisipatif untuk mencegah masuknya wabah itu," tegas Meylke.
Seorang yang sudah terinveksi virus MERS-Cov bisa diketahui dari demam atau gangguan pernapasan berupa batuk dan sesak napas yang berlanjut selama dua minggu.
MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus korona MERS atau disebut dengan istilah MERS-Cov dan korban pertama kali yang terjangkiti pada 2012 di Arab Saudi.
Virus ini berbeda dengan virus korona lainnya yang telah ditemukan sebelumnya dan berbeda dengan penyebab Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS), tetapi mirip dengan virus korona yang terdapat pada kelelawar. (ant/bm 10)