Hatusua Diupayakan Jadi Taman Purbakala Pertama di Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2014/05/hatusua-diupayakan-jadi-taman-purbakala.html
Ilustrasi |
"Situs Hatusua akan dijadikan sebagai taman purbakala pertama di Maluku, upaya ke sana sudah mulai didorong," kata Arkeolog Marlon Ririmasse di Ambon, Minggu (18/5/2014).
Ia mengatakan Hatusua merupakan kawasan purbakala yang lengkap, karena sangat luas dan memiliki banyak situs, berupa hunian gua masa palaeometalik, dan bekas-bekas perkampungan kuno yang terletak di lahan terbuka dan di kawasan dataran tinggi.
Dengan bentang lahan titik situs yang bervariasi dari pesisir hingga ke pedalaman, Hatusua menjadi salah satu situs purbakala yang paling luas dan kompleks di Maluku, sehingga cocok dijadikan taman purbakala.
"Ini adalah salah satu kawasan situs yang paling luas dan kompleks di Maluku, luas komplek perkampungan kunonya saja bisa lebih dari lima hektare, kalau menurut tradisi tutur masyarakat setempat ada sembilan negeri kuno tapi kami belum tahu kepastiannya sampai ke mana," ucapnya.
Dikatakannya bahwa sejak tahun 2012 sedikitnya ada 18 gua palaeometalik dengan indikasi menjadi hunian berulang di situs Hatusua yang telah berhasil diidentifikasi oleh timnya.
Selain gua-gua yang menjadi hunian manusia pada masa palaeolitikum tersebut, sebelumnya Balai Arkeologi Ambon juga menemukan bukti peninggalan tradisi masa megalitik pada 2009, yakni penguburan tempayan di bekas pemukiman terbuka, yang mengindikasikan usia situs-situs purbakala di Hatusua bervariasi.
"Penguburan tempayan merupakan ciri penguburan pada masa prasejarah akhir, ada konsep-konsep religi tertentu di mana manusia dimakamkan bersama bekal yang diletakan di dalam tempayan, yang seperti ini belum pernah ditemukan sebelumnya di wilayah lain di Maluku," ucapnya.
Marlon menambahkan, kendati menjadi situs purbakala, Hatusua mengalami banyak kerusakan akibat aktivitas penambangan batu oleh masyarakat setempat, oleh karenanya jika dijadikan sebagai taman purbakala maka kawasan tersebut secara resmi akan terlindungi.
"Situs Hatusua menjadi kontroversi karena termasuk situs purbakala tapi banyak dirusak oleh masyarakat, banyak gua yang dirusak, pagar-pagar keliling yang tersusun dari bebatuan pada titik-titik pemukiman kuno juga diambil untuk proyek. Kalau situs ini jadi taman purbakala mungkin perhatian terhadapnya akan lebih besar," ujarnya. (ant/bm 10)