Ambon Masuk 10 Besar Nasional Daerah Rawan Bencana
http://www.beritamalukuonline.com/2014/05/ambon-masuk-10-besar-nasional-daerah.html
Ambon - Berita Maluku. Kota Ambon masuk dalam peringkat tujuh nasional daerah rawan bencana. Ini terlihat pada lokasi penyerapan air di Kota Ambon sudah dialihfungsikan menjadi kawasan hunian masyarakat.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, Eva Tuhumury mengatakan Kota Ambon masuk dalam zona rawan bencana karena hampir semua kawasan resapan air sudah tidak lagi berfungsi.
’’Sesuai dengan data dari BNPB Pusat, Kota Ambon masuk dalam peringkat 10 besar daerah yang rawan bencana. Hal ini terlihat pada lokasi serapan air yang sudah dijadikan sebagai tempat hunian masyarakat,” katanya kepada Berita Maluku, Senin (19/5).
Tuhumury menyebutkan Kota Ambon relatif sangat kecil, sehingga sulit untuk pengembangan ruang itu dilakukan.
’’Karena perkembangan penduduk yang melonjak, jadi penggunaan terhadap ruang semakin mendesak. Dari pengamatan inilah, Kota Ambon dianggap sangat rentan terhadap bencana banjir maupun tanah longsor,” lanjutnya.
Putusan Kota Ambon sebagai daerah rawan bencana itu telah melewati pengamatan dan penelitian oleh petugas BNPB. Untuk itu penyiagaan perlu dilakukan dari jauh hari. "BPBD Kota Ambon perlu menyiapkan diri jauh sebelum terjadinya bencana di Kota Ambon. Persiapan mulai dari alat-alat penunjang dan bangunan penunjang,” paparnya.
Untuk BPBD Kota Ambon akan meresmikan program Push dan Up sesuai dengan bantuan dari Kedutaan Besar Jepang melalui Urdi dalam bentuk bangunan Push dan Up serta bantuan alat-alat penunjang, baik sarana komunikasi radio maupun computer untuk menjadi satu alat bantu saat akan terjadinya bencana.
’’Program Push dan Up juga bagian dari langkah pengurangan risiko bencana, dapat menyampaikan informasi tentang kebencanaan, dan juga sebagai pusat data dan informasi bencana di Kota Ambon,” jelas Tuhumury. (ev/-mg-bm015)
Kepala Bidang Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, Eva Tuhumury mengatakan Kota Ambon masuk dalam zona rawan bencana karena hampir semua kawasan resapan air sudah tidak lagi berfungsi.
’’Sesuai dengan data dari BNPB Pusat, Kota Ambon masuk dalam peringkat 10 besar daerah yang rawan bencana. Hal ini terlihat pada lokasi serapan air yang sudah dijadikan sebagai tempat hunian masyarakat,” katanya kepada Berita Maluku, Senin (19/5).
Tuhumury menyebutkan Kota Ambon relatif sangat kecil, sehingga sulit untuk pengembangan ruang itu dilakukan.
’’Karena perkembangan penduduk yang melonjak, jadi penggunaan terhadap ruang semakin mendesak. Dari pengamatan inilah, Kota Ambon dianggap sangat rentan terhadap bencana banjir maupun tanah longsor,” lanjutnya.
Putusan Kota Ambon sebagai daerah rawan bencana itu telah melewati pengamatan dan penelitian oleh petugas BNPB. Untuk itu penyiagaan perlu dilakukan dari jauh hari. "BPBD Kota Ambon perlu menyiapkan diri jauh sebelum terjadinya bencana di Kota Ambon. Persiapan mulai dari alat-alat penunjang dan bangunan penunjang,” paparnya.
Untuk BPBD Kota Ambon akan meresmikan program Push dan Up sesuai dengan bantuan dari Kedutaan Besar Jepang melalui Urdi dalam bentuk bangunan Push dan Up serta bantuan alat-alat penunjang, baik sarana komunikasi radio maupun computer untuk menjadi satu alat bantu saat akan terjadinya bencana.
’’Program Push dan Up juga bagian dari langkah pengurangan risiko bencana, dapat menyampaikan informasi tentang kebencanaan, dan juga sebagai pusat data dan informasi bencana di Kota Ambon,” jelas Tuhumury. (ev/-mg-bm015)