Wali Kota Ambon Miliki Konsep Siswa Gunakan Baju Daerah
http://www.beritamalukuonline.com/2014/04/wali-kota-ambon-miliki-konsep-siswa.html
Ambon - Berita Maluku. Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy konsepkan seluruh siswa tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) di Ambon untuk menggunakan baju khas daerah Maluku, baju cele dan kurung setiap hari Jumat.
"Saya memiliki konsep seluruh siswa SD hingga SMA di Ambon setiap hari jumat menggunakan baju cele dan kurung, sebagai bentuk identitas budaya daerah," katanya di Ambon, Jumat (4/4/2014).
Ia mengatakan, pemakaian baju cele untuk siswa laki-laki dan kurung untuk siswa perempuan akan diseragamkan di seluruh sekolah di Ambon sebagai upaya kecintaan siswa terhadap budaya daerah.
Konsep ini, kata Richard akan diluncurkan September 2014, tetapi sebelum pelaksanaan kegiatan akan disosialisasikan kepada seluruh kepala sekolah, dewan guru dan komite sekolah.
"Saya akan mengundang seluruh kepala sekolah, guru dan komite untuk mempersiapkan konsep ini, saya tidak mau konsep ini menjadi paksaan tetapi diterapkan bersama oleh pihak sekolah," ujarnya.
Menurut Richard, konsep penggunaan baju daerah, lanjutnya, bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta memakai baju daerah sebagai identitas budaya pada siswa sekolah.
"Selama ini siswa di Ambon hanya menggunakan baju daerah pada acara nasional dan adat, sehingga rasa kecintaan pada budaya tidak ada, karena itu kami berupaya memperkenalkan budaya daerah sejak usia dini serta menumbuhkan kecintaan budaya," katanya.
Identitas suatu daerah, lanjutnya terdiri dari tiga komponen yakni makanan, bahasa, atribut budaya seperti musik dan baju daerah.
"Identitas budaya ini harus kita kembangkan dan tunjukkan, karena jika tidak kita akan sulit bersaing dengan daerah lain di Indonesia," katanya Ia menambahkan, konsep ini merupakan penerapan kurikulum Bahasa Daerah dan kelompok muatan lokal di sekolah.
"Kurikulum muatan lokal yang diterapkan di Ambon yakni satu hari menggunakan baju khas daerah, dan berbahasa daerah. Penerapan Mulok tidak berarti siswa harus belajar mata pelajaran bahasa daerah," katanya. (ant/bm 10)
"Saya memiliki konsep seluruh siswa SD hingga SMA di Ambon setiap hari jumat menggunakan baju cele dan kurung, sebagai bentuk identitas budaya daerah," katanya di Ambon, Jumat (4/4/2014).
Ia mengatakan, pemakaian baju cele untuk siswa laki-laki dan kurung untuk siswa perempuan akan diseragamkan di seluruh sekolah di Ambon sebagai upaya kecintaan siswa terhadap budaya daerah.
Konsep ini, kata Richard akan diluncurkan September 2014, tetapi sebelum pelaksanaan kegiatan akan disosialisasikan kepada seluruh kepala sekolah, dewan guru dan komite sekolah.
"Saya akan mengundang seluruh kepala sekolah, guru dan komite untuk mempersiapkan konsep ini, saya tidak mau konsep ini menjadi paksaan tetapi diterapkan bersama oleh pihak sekolah," ujarnya.
Menurut Richard, konsep penggunaan baju daerah, lanjutnya, bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta memakai baju daerah sebagai identitas budaya pada siswa sekolah.
"Selama ini siswa di Ambon hanya menggunakan baju daerah pada acara nasional dan adat, sehingga rasa kecintaan pada budaya tidak ada, karena itu kami berupaya memperkenalkan budaya daerah sejak usia dini serta menumbuhkan kecintaan budaya," katanya.
Identitas suatu daerah, lanjutnya terdiri dari tiga komponen yakni makanan, bahasa, atribut budaya seperti musik dan baju daerah.
"Identitas budaya ini harus kita kembangkan dan tunjukkan, karena jika tidak kita akan sulit bersaing dengan daerah lain di Indonesia," katanya Ia menambahkan, konsep ini merupakan penerapan kurikulum Bahasa Daerah dan kelompok muatan lokal di sekolah.
"Kurikulum muatan lokal yang diterapkan di Ambon yakni satu hari menggunakan baju khas daerah, dan berbahasa daerah. Penerapan Mulok tidak berarti siswa harus belajar mata pelajaran bahasa daerah," katanya. (ant/bm 10)