Kotarumalos: PDIP-Gerindra Memungkinkan ke Pilpres
http://www.beritamalukuonline.com/2014/04/kotarumalos-pdip-gerindra-memungkinkan.html
Ambon - Berita Maluku. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra berpeluang besar untuk mengajukan calon dalam Pemilihan presiden (Pilpres) 2014, kata seorang pengamat.
"Kalau dilihat dari 'personal power' baik dari 'image building' dan kekuatan di basis akar rumput, saya kira calon presiden (capres) dari PDIP dan Gerindra yang lebih memungkinkan untuk maju ke Pilpres nanti," kata Amir Kotarumalos, pengamat politik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, di Ambon, Kamis.
Amir yang juga Dosen Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Unpatti mengatakan, saat ini ada tiga partai yang berpeluang besar untuk maju ke Pilpres 2014, yakni PDIP, Gerinda dan Golongan Karya (Golkar).
Namun terkait dengan kiprah, 'track record' dan pencitraan capres yang diusung oleh ketiga partai tersebut, menurut Amir, Joko Widodo dari PDIP dan Prabowo Subianto dari Gerindra lebih berpeluang untuk nantinya bersaing ketat meraih massa pragmatis dari partai yang lainnya.
"Dari sisi elektabiliti capres, menurut hemat saya, dibandingkan dengan Abu Rizal Bakri dari Golkar, Joko Widodo dan Prabowo Subianto lebih memiliki peluang untuk bisa bersaing ketat meraih massa pragmatis dari partai lain," ucapnya.
Dikatakannya, perjalanan Abu Rizal Bakri bersama kakak-beradik Marcella dan Olivia Zalianty ke Maladewa beberapa waktu lalu, menuai banyak gunjingan politik dan telah menyebabkan turunnya elektabilitasnya sebagai salah satu dari tiga calon kuat pada Pilpres 2014.
"Dari segi pencitraan di ruang publik, elektabiliti Abu Rizal Bakri mengalami penurunan akibat perjalanannya ke Maladewa bersama Zalianty bersaudara yang telah menuai gunjingan politik yang luar biasa di dalam negeri," katanya.
Mengenai koalisi capres - calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2014, Amir mengatakan, akan lebih menguntungkan bagi PDIP dan Gerindra sebagai partai nasionalis-sosialis untuk berkoalisi dengan partai-partai beraliran nasionalis-religius.
"Situasinya sekarang masih bergantung pada sejauh mana upaya-upaya dalam politik mencari kawan dalam koalisi, tapi saya kira akan lebih menguntungkan untuk meraih banyak massa dengan menggandeng partai-partai nasionalis-religius," katanya. (ant/bm 10)
"Kalau dilihat dari 'personal power' baik dari 'image building' dan kekuatan di basis akar rumput, saya kira calon presiden (capres) dari PDIP dan Gerindra yang lebih memungkinkan untuk maju ke Pilpres nanti," kata Amir Kotarumalos, pengamat politik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, di Ambon, Kamis.
Amir yang juga Dosen Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Unpatti mengatakan, saat ini ada tiga partai yang berpeluang besar untuk maju ke Pilpres 2014, yakni PDIP, Gerinda dan Golongan Karya (Golkar).
Namun terkait dengan kiprah, 'track record' dan pencitraan capres yang diusung oleh ketiga partai tersebut, menurut Amir, Joko Widodo dari PDIP dan Prabowo Subianto dari Gerindra lebih berpeluang untuk nantinya bersaing ketat meraih massa pragmatis dari partai yang lainnya.
"Dari sisi elektabiliti capres, menurut hemat saya, dibandingkan dengan Abu Rizal Bakri dari Golkar, Joko Widodo dan Prabowo Subianto lebih memiliki peluang untuk bisa bersaing ketat meraih massa pragmatis dari partai lain," ucapnya.
Dikatakannya, perjalanan Abu Rizal Bakri bersama kakak-beradik Marcella dan Olivia Zalianty ke Maladewa beberapa waktu lalu, menuai banyak gunjingan politik dan telah menyebabkan turunnya elektabilitasnya sebagai salah satu dari tiga calon kuat pada Pilpres 2014.
"Dari segi pencitraan di ruang publik, elektabiliti Abu Rizal Bakri mengalami penurunan akibat perjalanannya ke Maladewa bersama Zalianty bersaudara yang telah menuai gunjingan politik yang luar biasa di dalam negeri," katanya.
Mengenai koalisi capres - calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2014, Amir mengatakan, akan lebih menguntungkan bagi PDIP dan Gerindra sebagai partai nasionalis-sosialis untuk berkoalisi dengan partai-partai beraliran nasionalis-religius.
"Situasinya sekarang masih bergantung pada sejauh mana upaya-upaya dalam politik mencari kawan dalam koalisi, tapi saya kira akan lebih menguntungkan untuk meraih banyak massa dengan menggandeng partai-partai nasionalis-religius," katanya. (ant/bm 10)