Kehadiran Ikewabu Ambon Perkuat Pela Gandong
http://www.beritamalukuonline.com/2014/04/kehadiran-ikewabu-ambon-perkuat-pela.html
Ambon - Berita Maluku. Sejak dibentuk Minggu, 1 September 1963, hingga kini Ikatan Keluarga Wabula-Buton (Ikewabu) Ambon telah berkiprah dan berkarya bagi anggotanya maupun memberikan dukungan nyata bagi pembangunan sosial, politik, hukum, dan aspek lain di Maluku.
’’Organisasi kami sudah berkiprah bagi pembangunan Maluku selama 50 tahun lebih. Waktu terbentuk awal di Larier (Passo), organisasi ini bertujuan menyatukan semua keluarga Wabula perantauan di Ambon,’’ ucap Ketua Umum Ikewabu Ambon, La Muntjia kepada Berita Maluku, Kamis (3/4).
Krisis kemanusiaan di Ambon dan Maluku pada kurun 1999-2014 ikut berdampak bagi perkembangan Ikewabu. ’’Waktu kerusuhan banyak anggota Ikewabu yang lari tinggalkan Ambon. Waktu itu, anggaran organisasi sudah tak ada, manajemen kami tak berjalan dengan baik, akibat konsentrasi yang terganggu selama konflik sosial itu berlangsung,’’ kenangnya perih. Namun, perlahan-lahan Ikewabu bangkit dan pengurusnya kembali menata roda organisasi ini setelah Ambon dan sebagian wilayah Maluku berangsur-angsur pulih dari krisis kemanusiaan.
’’Ikewabu, tak hanya merintis program pemberdayaan bagi masyarakat Wabula-Buton di Maluku, tetapi lebih dari itu kehadiran paguyuban ini ingin merajut tali silaturahim di antara anggota-anggotanya, pengurusnya, maupun membangun kemitraan dan hubungan kekerabatan yang harmonis dengan suku-suku (etnis) lain di Maluku.
’’Kami juga mendukung budaya Pela-Gandong yang sudah lama terpatri di hati basudara di Maluku, dan kami ingin memperkuat budaya ini agar menjadi perekat utama basudara samua di Maluku tanpa melihat latar belakang agama, ras, dan antargolongan,’’ cetus mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) IX Ambon ini menimpali.
Menyinggung syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 Ikewabu Maluku Tengah di Masohi, 22 Maret lalu, Muntjia menyatakan ajang itu bertujuan mempererat tali silaturahim di antara sesama anggota dan pengurus paguyuban asal Sulawesi Tenggara (Sultra) ini. ’’Setelah ini kami akan sowan dengan masyarakat Wabula-Buton di Namlea untuk bicarakan pendirian Ikewabu di Buru,’’ tuturnya. (ev/mg bm 015)
’’Organisasi kami sudah berkiprah bagi pembangunan Maluku selama 50 tahun lebih. Waktu terbentuk awal di Larier (Passo), organisasi ini bertujuan menyatukan semua keluarga Wabula perantauan di Ambon,’’ ucap Ketua Umum Ikewabu Ambon, La Muntjia kepada Berita Maluku, Kamis (3/4).
Krisis kemanusiaan di Ambon dan Maluku pada kurun 1999-2014 ikut berdampak bagi perkembangan Ikewabu. ’’Waktu kerusuhan banyak anggota Ikewabu yang lari tinggalkan Ambon. Waktu itu, anggaran organisasi sudah tak ada, manajemen kami tak berjalan dengan baik, akibat konsentrasi yang terganggu selama konflik sosial itu berlangsung,’’ kenangnya perih. Namun, perlahan-lahan Ikewabu bangkit dan pengurusnya kembali menata roda organisasi ini setelah Ambon dan sebagian wilayah Maluku berangsur-angsur pulih dari krisis kemanusiaan.
’’Ikewabu, tak hanya merintis program pemberdayaan bagi masyarakat Wabula-Buton di Maluku, tetapi lebih dari itu kehadiran paguyuban ini ingin merajut tali silaturahim di antara anggota-anggotanya, pengurusnya, maupun membangun kemitraan dan hubungan kekerabatan yang harmonis dengan suku-suku (etnis) lain di Maluku.
’’Kami juga mendukung budaya Pela-Gandong yang sudah lama terpatri di hati basudara di Maluku, dan kami ingin memperkuat budaya ini agar menjadi perekat utama basudara samua di Maluku tanpa melihat latar belakang agama, ras, dan antargolongan,’’ cetus mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) IX Ambon ini menimpali.
Menyinggung syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 Ikewabu Maluku Tengah di Masohi, 22 Maret lalu, Muntjia menyatakan ajang itu bertujuan mempererat tali silaturahim di antara sesama anggota dan pengurus paguyuban asal Sulawesi Tenggara (Sultra) ini. ’’Setelah ini kami akan sowan dengan masyarakat Wabula-Buton di Namlea untuk bicarakan pendirian Ikewabu di Buru,’’ tuturnya. (ev/mg bm 015)