Demonstran Tuntut Direktur RSU Alfatah Ambon Dicopot
http://www.beritamalukuonline.com/2014/04/demonstran-tuntut-direktur-rsu-alfatah.html
Ambon - Berita Maluku. Komponen masyarakat yang menamakan dirinya Penjara Provinsi Maluku dan PPNI Maluku menggelar orasi di depan kantor Wali Kota Ambon terkait kebijakan dr. Amelia Riski memecat 34 pegawai kontrak pada RSU Alfatah Ambon, Selasa (22/4/2014).
Sekertariat Kota Ambon Anthony Gustav Latuheru yang menerima para pendemo mengatakan pihaknya akan memelajari pernyataan sikap para pendemo.
’’Kami akan pelajari ini, sebab mesti dibedakan mana tanggung jawab Pemkot dan mana yang tanggung jawab yayasan, ’’katanya.
Para pendemo mengatakan pendidikan dan kesehatan adalah faktor yang terpenting dalam pembangunan bangsa ini.
’’Kesehatan harus menjadi garda terdepan bangsa untuk mecerdaskan kehidupan bangsa dan melakukan pelayanan terhadap rakyat secara maksimal. Namun, naif dan tidak bijaksana pimpinan rumah sakit yang telah memecat 34 pengawainya sendiri tanpa alasan yang posesif dan rasional. Yang bersangkutan adalah pemimpin yang arogan, yang tidak sadar akan tupoksi diri sendiri sebagai seorang pemimpin yang sebenarnya,’’kata pendemo.
Para pendemo kemudian menyampaikan berbagai pemikiran atas kejadian tersebut. Yakni, menolak keras SK pemecatan.
’’SK kontrak yang kami miliki lima tahun bukan tiga tahun. Kami meminta Pak Wali Kota Ambon (Richard Louhenapessy) dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon (Thresje Torry) agar memanggil ketua Yayasan Wakaf Alfatah Ambon, Direktur RSU Alfatah Ambon untuk dimintai keterangan terkait pemecatan 34 pegawai Kontrak RSU Alfatah Ambon. Kami juga minta agar kembalikan pemotongan uang Jamsostek, dan pihak RSU agar mengembalikan uang jasa pegawai kontrak yang belum dibayarkan selama ini dan membayar hak-hak 34 pegawai RSU Alfatah Ambon selama setengah bulan,’’ pinta pendemo.
Mereka juga memintah Kadis Kesehatan Kota Ambon untuk turun dari jabatannya karena tak peduli dengan masalah yang kini dihadapi 34 pegawai kontrak RSU Alfatah Ambon.
’’Kami siap memboikot aktivitas pelayanan di RSU Alfatah Ambon ketika tidak ada kejelasan dari bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian,’’ warning pendemo. (ev/mg-bm015)
Sekertariat Kota Ambon Anthony Gustav Latuheru yang menerima para pendemo mengatakan pihaknya akan memelajari pernyataan sikap para pendemo.
’’Kami akan pelajari ini, sebab mesti dibedakan mana tanggung jawab Pemkot dan mana yang tanggung jawab yayasan, ’’katanya.
Para pendemo mengatakan pendidikan dan kesehatan adalah faktor yang terpenting dalam pembangunan bangsa ini.
’’Kesehatan harus menjadi garda terdepan bangsa untuk mecerdaskan kehidupan bangsa dan melakukan pelayanan terhadap rakyat secara maksimal. Namun, naif dan tidak bijaksana pimpinan rumah sakit yang telah memecat 34 pengawainya sendiri tanpa alasan yang posesif dan rasional. Yang bersangkutan adalah pemimpin yang arogan, yang tidak sadar akan tupoksi diri sendiri sebagai seorang pemimpin yang sebenarnya,’’kata pendemo.
Para pendemo kemudian menyampaikan berbagai pemikiran atas kejadian tersebut. Yakni, menolak keras SK pemecatan.
’’SK kontrak yang kami miliki lima tahun bukan tiga tahun. Kami meminta Pak Wali Kota Ambon (Richard Louhenapessy) dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon (Thresje Torry) agar memanggil ketua Yayasan Wakaf Alfatah Ambon, Direktur RSU Alfatah Ambon untuk dimintai keterangan terkait pemecatan 34 pegawai Kontrak RSU Alfatah Ambon. Kami juga minta agar kembalikan pemotongan uang Jamsostek, dan pihak RSU agar mengembalikan uang jasa pegawai kontrak yang belum dibayarkan selama ini dan membayar hak-hak 34 pegawai RSU Alfatah Ambon selama setengah bulan,’’ pinta pendemo.
Mereka juga memintah Kadis Kesehatan Kota Ambon untuk turun dari jabatannya karena tak peduli dengan masalah yang kini dihadapi 34 pegawai kontrak RSU Alfatah Ambon.
’’Kami siap memboikot aktivitas pelayanan di RSU Alfatah Ambon ketika tidak ada kejelasan dari bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian,’’ warning pendemo. (ev/mg-bm015)