539 Mahasiswa KKN Unpatti Disebarkan di 5 Kecamatan di Ambon
http://www.beritamalukuonline.com/2014/04/539-mahasiswa-kkn-unpatti-disebarkan-di.html
Ambon - Berita Maluku. Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy bersama Rektor Univesitas Pattimura Thomas Pentury melepas secara resmi 539 mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) angkatan ke-40 Universitas Pattimura Ambon yang akan disebarkan di lima kecamatan.
Pelepasan ratusan mahasiswa KKN itu berlangsung di Kampus Unpatti, Desa Poka, Kecamatan Teluk Dalam, Senin (14/4/2014).
’’Mereka (mahasiswa KKN) akan ditempatkan di lima Kecamatan di Kota Ambon,’’ kata Louhenapessy.
Dia mengatakan 539 mahasiswa KKN itu dipercayakan Unpatti untuk belajar dan mengabdi bagi rakyat dan masyarakat selama dua bulan pada lima kecamatan di Kota ini.
’’Dari 11 kabupaten/kota masyarakat di Kota Ambon lebih spesifik, karena tingkat intelektual dan tingkat partisipasi masyarakat kota agak berbeda dengan masyarakat lain di Maluku, sehingga dalam semangat itu kita minta mahasiswa KKN ditempatkan di lima kecamatan di Ambon,’’ ungkapnya.’
Louhenapessy tegaskan kepada mahasiswa untuk dapat memosisikan diri dengan baik di masyarakat pascapelepasan mahasiswa KKN Unpatti. Melalui kesempatan itu, tegas Louhanepessy, pihaknya akan rutin mengunjungi setiap desa dan kelurahan di Ambon karena setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki tanggung jawah terhadap mahasiswa binaan.
Setelah resmi menyerahkan mahasiswa KKN Unpatti kepada seluruh pimpinan SKPD yang akan dikunjungi mahasiswa KKN, tiap-tiap SKPD juga bertanggungjawab terhadap desa binaan mereka, di mana setiap SKPD bersama camat dan Raja akan mengantar mahasiswa untuk pertemuan bersama sebelum diserahkan kepada masyarakat supaya dalam setiap kegiatan mahasiswa dapat nilai positif selama mengikuti KKN.
Louhenapessy berharap setiap mahasiswa KKN dapat menjaga indentitas, integritas serta dapat membuktikan kepada masyarakat bahwa kemahasiswaan mereka pantas dimiliki dan dibanggakan masyarakat.
’’Saya berharap mahasiswa dapat menyatu dengan masyarakat saat KKN pada negeri atau kelurahan di Ambon,’’ serunya.
Louhenapessy mengakui isu yang acap kali digunakan dalam KKN, yakni lingkungan karena isu lingkungan adalah isu global bukan semata menjadi isu masyarakat di Ambon. ’’Isu lingkungan menjadi masalah yang serius yang kita hadapi, sehingga lingkungan menjadi masalah serius bagi Pemkot. Makanya kita tanam pohon di kota dalam menangani isu ini,’’ akuinya.
Rektor Unpatti Thomas Pentury menyebutkan 539 mahasiswa KKN yang akan belajar dengan masyarakat pada lima kecamatan di Kota Ambon menggunakan tema, yakni belajar bersama masyarakat, membangun lingkungan, karena lingkungan menjadi bagian penting.
Dijelaskan Pentury, sebagian besar bencana yang terjadi di Indonesia, 70 persennya diakibatkan hidro metrology, yakni banjir, longsor, kekeringan, dan kebakaran. Hal ini disebabkan perilaku masyarakat yang tidak ramah lingkungan.
’’Karenanya upaya kita membangun kota lebih baik, bersih dan lebih ramah dengan pembangunan,’’ cetus Pentury. (ev/mg-bm015)
Pelepasan ratusan mahasiswa KKN itu berlangsung di Kampus Unpatti, Desa Poka, Kecamatan Teluk Dalam, Senin (14/4/2014).
’’Mereka (mahasiswa KKN) akan ditempatkan di lima Kecamatan di Kota Ambon,’’ kata Louhenapessy.
Dia mengatakan 539 mahasiswa KKN itu dipercayakan Unpatti untuk belajar dan mengabdi bagi rakyat dan masyarakat selama dua bulan pada lima kecamatan di Kota ini.
’’Dari 11 kabupaten/kota masyarakat di Kota Ambon lebih spesifik, karena tingkat intelektual dan tingkat partisipasi masyarakat kota agak berbeda dengan masyarakat lain di Maluku, sehingga dalam semangat itu kita minta mahasiswa KKN ditempatkan di lima kecamatan di Ambon,’’ ungkapnya.’
Louhenapessy tegaskan kepada mahasiswa untuk dapat memosisikan diri dengan baik di masyarakat pascapelepasan mahasiswa KKN Unpatti. Melalui kesempatan itu, tegas Louhanepessy, pihaknya akan rutin mengunjungi setiap desa dan kelurahan di Ambon karena setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki tanggung jawah terhadap mahasiswa binaan.
Setelah resmi menyerahkan mahasiswa KKN Unpatti kepada seluruh pimpinan SKPD yang akan dikunjungi mahasiswa KKN, tiap-tiap SKPD juga bertanggungjawab terhadap desa binaan mereka, di mana setiap SKPD bersama camat dan Raja akan mengantar mahasiswa untuk pertemuan bersama sebelum diserahkan kepada masyarakat supaya dalam setiap kegiatan mahasiswa dapat nilai positif selama mengikuti KKN.
Louhenapessy berharap setiap mahasiswa KKN dapat menjaga indentitas, integritas serta dapat membuktikan kepada masyarakat bahwa kemahasiswaan mereka pantas dimiliki dan dibanggakan masyarakat.
’’Saya berharap mahasiswa dapat menyatu dengan masyarakat saat KKN pada negeri atau kelurahan di Ambon,’’ serunya.
Louhenapessy mengakui isu yang acap kali digunakan dalam KKN, yakni lingkungan karena isu lingkungan adalah isu global bukan semata menjadi isu masyarakat di Ambon. ’’Isu lingkungan menjadi masalah yang serius yang kita hadapi, sehingga lingkungan menjadi masalah serius bagi Pemkot. Makanya kita tanam pohon di kota dalam menangani isu ini,’’ akuinya.
Rektor Unpatti Thomas Pentury menyebutkan 539 mahasiswa KKN yang akan belajar dengan masyarakat pada lima kecamatan di Kota Ambon menggunakan tema, yakni belajar bersama masyarakat, membangun lingkungan, karena lingkungan menjadi bagian penting.
Dijelaskan Pentury, sebagian besar bencana yang terjadi di Indonesia, 70 persennya diakibatkan hidro metrology, yakni banjir, longsor, kekeringan, dan kebakaran. Hal ini disebabkan perilaku masyarakat yang tidak ramah lingkungan.
’’Karenanya upaya kita membangun kota lebih baik, bersih dan lebih ramah dengan pembangunan,’’ cetus Pentury. (ev/mg-bm015)