Warga Wetar Kecewa Dengan Pemutasian Putra Daerah | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Warga Wetar Kecewa Dengan Pemutasian Putra Daerah

Minta Tenaga Pengajar Dari Timor Leste

Ambon - Berita Maluku. Beginilah kalau roda pemerintahan dan pembangunan dijalankan dengan pengaruh politik, apalagi ada 'sengkuni' (tokoh pewayangan yang tajam muka balakang) yang memanfaatkan kedekatan dengan penguasa untuk memuluskan kepentingan politiknya.

Hal mana terjadi di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Betapa tidak, karena kepentingan politik jelang pelaksanaan pemilihan legislatif (Pileg) pemkab setempat tega memutasikan para guru dari Pulau Wetar dan Lirang yang nota bene adalah putra daerah tanpa penempatan tanaga baru sebagai pengganti.

Di wilayah ini, tenaga guru sangat kurang, sehingga praktis kegiatan belajar mengajar jadi lumpuh, padahal tinggal beberapa bulan lagi, siswa akan menghadapi ujian nasional.

Kepada wartawan, Senin (3/3/2014), Adam Malauw, salah satu tokoh masyarakat Pulau Wetar dan Lirang mengungkapkan, berdasarkan catatannya, ada dua guru yang dimutasikan masing-masing Philips Malauw Kepala Sekolah di SD Inpres Khlisatu dan Gidion Maika, di SD Ustutun Pulau Lirang Kecamatan Wetar Barat.

''Diduga karena kedua guru ini menjadi ancaman maka mereka dimutasikan. Philpus yang juga kakak saya dimutasikan ke Letwurung, Kecamatan Babar Timur, semantara Gidion Maika di mutasikan ke Pulau Dai,'' beber Adam Malauw.

Adam mengakui, selain dua giru itu, ada beberapa guru lain yang ikut menjadi korban mainan politik. ''Yang saya tau dua orang di Kecamatan  Wetar Barat itu, sementara di kecamatan lain di pulau Wetar juga ada,'' kata dia.

Ia menilai kebijakan ini sangat tidak berpihak ke masyarakat Wetar dan diduga dilakukan oleh orang-orang yang tidak peduli dengan kondisi pendidikan di daerah itu. Pasalnya, yang bisa bertahan untuk mendedikasikan diri di Wetar hanya guru yang adalah putra daerah, jika orang luar ditempatkan di sana, mereka selalu tidak bertahan.

''Ya maklum daerah kita itu jauh dan fasiliitas perumahan pun masih belum memadai, tidak ada komunikasi, bahkan transportasi sangat sulit. Makanya orang luar sulit bertahan. Mereka sehari mengajar, berbulan-bulan di luar. Akhirnya anak-anak menjadi korban,'' jelasnya.

Ia lalu mempertanyakan ke Pemkab MBD, khususnya Dinas Pendidikan dan Olahraga setempat, apakah mereka mau supaya orang Wetar meminta tenaga guru dari Timor Leste saja sebaga, inegara baru yang berdekatan serta penduduknya masih punya ikatan hubungan saudara.

''Apakah Pemkab MTB mau, gara-gara kebijakan yang diduga dipengaruhi kepentingan politik dan tidak pro rakyat ini, kita orang Wetar minta tenaga pengajar dari Timor Leste saja?  Lalu mau taruh dimana muka pemerintah daerah,'' kesal dia.

Ditambahkan, masyarakat Wetar berharap dengan pemekaran kabupaten, daerah itu bisa diperhatikan khususnya di bidang pendidikan, tetapi yang terjadi justru lain. Masyarakat teristimewa generasi muda Pulau Wetar menjadi korban karena kepentingan elit politik yang ingin mamuaskan syawat politiknya saja.

Adam juga meminta perhatian dari pemerhati masalah pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat lainnya untuk menyoroti persoalan ini.
''Kami minta tolong, agar persoalan ini diperjuangkan, kami merasa sama sekali dipinggirkan. Bayangkan, para guru yang dimutasikan itu sampai-sampai berniat untuk meminta pensiun dini saja karena merasa diperlakukan tidak adil dan tidak rela mengorbankan anak didik mereka,'' tandas Adam Malauw lagi.

Sementara itu, sejauh ini, pihak Pemkab MBD termasuk Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga setempat belum bisa dikonfirmasi terkait pemutasian yang berbau politik ini karena sulitnya akses komunikasi. (**)
Pilihan 8801609384405206945
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks