Tekan Angka Golput, KPU Diminta Jalin Kerjasama dengan Media
http://www.beritamalukuonline.com/2014/03/tekan-angka-golput-kpu-diminta-jalin.html
Ambon - Berita Maluku. Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 tinggal menghitung waktu. Berbagai carapun dilakukan berbagai pihak untuk menekan angka Golongan Putih (Golput).
Salah satu cara yang ditempuh oleh Maluku Media Centre (MMC), yaitu dengan menggelar kegiatan Seminar dengan menghadirkan sejumlah pimpinan media di daerah ini melalui forum 'Focus Group Diskusi.' Kegiatan tersebut berlangsung di Rumah Kopi Kopitam, Urimessing, Selasa (25/3/2014).
Kegiatan dengan tema, 'Peran Media dalam Mengurangi Angka Golput pada Pemilu 2014' itu, menghadirkan tiga narasumber antara lain, Mantan Ketua KPU Ambon, Nus Kainama, Wartawan senior, Lucky Sopacua dan Novi Pinontoan.
Pada kesempatan itu, Kainama lebih menekan pada bagaimana cara mensosialisasikan pemilu 2014 kepada masyarakat yang tinggal beberapa hari saja. Menurutnya, angka golput dapat ditekan dengan peran media masa, dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah maupun parpol. "Penyebab tingginya angka golput adalah kurangnya sosialisasi dari Pemerintah maupun Parpol kepada masyarakat, sebab itu peran media sangat penting untuk menekan angka golput" katanya.
Wartawan senior TVRI Maluku, Lucky Sopacua pada kesempatan yang sama mengatakan, timbulnya golput itu bukan karena kesalahan media. "Jangan pers disalahkan jika terjadi golput di masyarakat. Golput itu terjadi karena kekeliruan-kekeliruan dan kurang tuntasnya sosialisasi yang dilaksanakan oleh lembaga pemilihan umum," jelas Sopacua.
Sopacua juga menyoroti soal anggaran sosialisasi kepada media masa yang dirasakan sangat minim. "Saya minta agar anggaran yang disediakan kepada media masa tidak ditilep oleh lembaga penyelenggara. Untuk itu saya berharap, KPU segera menjalin kerjasama dengan media masa di Maluku. Sebab sampai saat ini memang belum ada jalinan kerjasama antara KPU dengan media masa," ungkapnya.
Senada dengan narasumber lain, Wartawan senior Harian Suara Maluku, Novi Pinontoan juga menguraikan tentang tingginya angka golput yang selalu mewarnai pelaksanaan pemilu sejak 2009 hingga pilkada 2013 lalu.
Menurutnya, tingginya angka golput sangat berdampak pada perolehan kursi di parlemen. Namun sayangnya, pihak penyelenggara selalu berkelit dan tidak menuntaskan tugasnya dengan baik.
"Begitu dahsyatnya golput ini, namun sayangnya pihak penyelenggara selalu berkelit terutama soal dana sosialisasi. KPU kota misalnya selalu didesak untuk mensosialiasikan kepada masyarakat, padahal itu tugasnya KPU Provinsi," jelasnya.
Dikatakan, media memiliki peranan yang sangat besar terutama dalam pelaksanaan pemilu. Namun media yang dibangun saat ini sudah berbeda bila dibandingkan dengan media yang ada pada zaman perjuangan, dimana media saat ini sangat membutuhkan biaya untuk operasionalnya setiap saat.
Pinontoan juga menyayangkan pihak penyelenggara yang kurang melibatkan media masa terutama dalam masalah penyaluran maupun pengiriman (distribusi) surat suara oleh pihak penyelenggara ke berbagai wilayah.
Koordinator MMC, Vony Litamahuputty selaku penyelenggara kegiatan tersebut menjelaskan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengajak media lokal dapat berperan serta dalam mengkampanyekan untuk tidak golput pada pemilu Caleg maupun Pilpres 2014 mendatang. Dirinya berharap, agar peserta Focus Group Diskusi dapat menularkan dan mengajak tidak golput pada pemilu 2014 mendatang. (bm 10)
Salah satu cara yang ditempuh oleh Maluku Media Centre (MMC), yaitu dengan menggelar kegiatan Seminar dengan menghadirkan sejumlah pimpinan media di daerah ini melalui forum 'Focus Group Diskusi.' Kegiatan tersebut berlangsung di Rumah Kopi Kopitam, Urimessing, Selasa (25/3/2014).
Kegiatan dengan tema, 'Peran Media dalam Mengurangi Angka Golput pada Pemilu 2014' itu, menghadirkan tiga narasumber antara lain, Mantan Ketua KPU Ambon, Nus Kainama, Wartawan senior, Lucky Sopacua dan Novi Pinontoan.
Pada kesempatan itu, Kainama lebih menekan pada bagaimana cara mensosialisasikan pemilu 2014 kepada masyarakat yang tinggal beberapa hari saja. Menurutnya, angka golput dapat ditekan dengan peran media masa, dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah maupun parpol. "Penyebab tingginya angka golput adalah kurangnya sosialisasi dari Pemerintah maupun Parpol kepada masyarakat, sebab itu peran media sangat penting untuk menekan angka golput" katanya.
Wartawan senior TVRI Maluku, Lucky Sopacua pada kesempatan yang sama mengatakan, timbulnya golput itu bukan karena kesalahan media. "Jangan pers disalahkan jika terjadi golput di masyarakat. Golput itu terjadi karena kekeliruan-kekeliruan dan kurang tuntasnya sosialisasi yang dilaksanakan oleh lembaga pemilihan umum," jelas Sopacua.
Sopacua juga menyoroti soal anggaran sosialisasi kepada media masa yang dirasakan sangat minim. "Saya minta agar anggaran yang disediakan kepada media masa tidak ditilep oleh lembaga penyelenggara. Untuk itu saya berharap, KPU segera menjalin kerjasama dengan media masa di Maluku. Sebab sampai saat ini memang belum ada jalinan kerjasama antara KPU dengan media masa," ungkapnya.
Senada dengan narasumber lain, Wartawan senior Harian Suara Maluku, Novi Pinontoan juga menguraikan tentang tingginya angka golput yang selalu mewarnai pelaksanaan pemilu sejak 2009 hingga pilkada 2013 lalu.
Menurutnya, tingginya angka golput sangat berdampak pada perolehan kursi di parlemen. Namun sayangnya, pihak penyelenggara selalu berkelit dan tidak menuntaskan tugasnya dengan baik.
"Begitu dahsyatnya golput ini, namun sayangnya pihak penyelenggara selalu berkelit terutama soal dana sosialisasi. KPU kota misalnya selalu didesak untuk mensosialiasikan kepada masyarakat, padahal itu tugasnya KPU Provinsi," jelasnya.
Dikatakan, media memiliki peranan yang sangat besar terutama dalam pelaksanaan pemilu. Namun media yang dibangun saat ini sudah berbeda bila dibandingkan dengan media yang ada pada zaman perjuangan, dimana media saat ini sangat membutuhkan biaya untuk operasionalnya setiap saat.
Pinontoan juga menyayangkan pihak penyelenggara yang kurang melibatkan media masa terutama dalam masalah penyaluran maupun pengiriman (distribusi) surat suara oleh pihak penyelenggara ke berbagai wilayah.
Koordinator MMC, Vony Litamahuputty selaku penyelenggara kegiatan tersebut menjelaskan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengajak media lokal dapat berperan serta dalam mengkampanyekan untuk tidak golput pada pemilu Caleg maupun Pilpres 2014 mendatang. Dirinya berharap, agar peserta Focus Group Diskusi dapat menularkan dan mengajak tidak golput pada pemilu 2014 mendatang. (bm 10)