Pengusaha Minyak Kayu Putih Namlea, Menampik Raup Untung Besar | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Pengusaha Minyak Kayu Putih Namlea, Menampik Raup Untung Besar

Ilustrasi mesin pengelolaan minyak kayu putih
Namlea - Berita Maluku. Desas-desus adanya pembagian jatah hasil minyak kayu putih tak wajar dan terkesan menguntungkan pengusaha di Kabupaten Buru, ternyata hanyalah isapan jempol belaka.

Sesuai yang dihembuskan bahwa pembagian hasil minyak kayu putih di Buru sangat menguntungkan pengusaha. Pasalnya, dari jatah tersebut, pengusaha meraup untung sebesar 80 persen, sementara petani hanya dijatahi 20 persen sisanya, sehingga 106 katel milik Pemerintah Kabupaten Buru yang disewakan kepada pengusaha, Ongko Tuya dianggap hanya menguntungkan yang bersangkutan.

Akan tetapi, dari hasil investigasi di dua lokasi berbeda di Bumi Bupolo tersebut, belum lama ini, ditemui keterangan dan fakta berbeda.

Pada lokasi ketel Pohon Samama, La Pau (54) yang mengepalai pengoperasian ketel itu mengatakan, bahwa pembagian jatah minyak kayu putih adalah dari 500 kg daun minyak kayu putih di mana pengusaha yang mengontrak ketel dijatahi 40 kg. Sementara 460 kg adalah milik petani, artinya jatah pengusaha lebih kurang dari 10 persen.

Menurut La Pau yang telah bekerja selama 6 tahun pada perusahaan minyak kayu putih itu, Jumat (28/3/2014), pengusaha juga telah berkontribusi dengan menyediakan bahan-bahan bagi pembangunan rumah untuk mendirikan ketel tersebut. Selain itu, Ongko Tuya juga sering membantu para pekerja yang menangani ketel di desa Jamilu, yakni La Hia, La Mija, La Hajina, Wasua dan La Nime.

Untuk ketel Paraboti di dusun Batuboi, menurut La Kesema, bahwa dari jatah 300 kg minyak kayu putih merugi dalam proses produksi hasil komoditi yang sangat terkenal dari Buru ini.

Menurut La Kesema, hanya satu hal yang menguntungkan pengusaha adalah mereka memiliki hak membeli seluruh hasil minyak kayu putih di ketel-ketel milik Pemkab Buru dan itu pun sesuai harga pasaran.

Para pengelola ketel juga menampik adanya isu yang menyebutkan kalau pengusaha mengambil untung hingga mencapai 80 persen. "Informasi itu tidaklah benar karena kalau hal itu terjadi, maka para petani dan pekerja akan berpindah pada pemilik ketel lain," tampik Kesema.

Ongko Tuya dalam kesempatan terpisah mengatakan, esensi dari bisnisnya adalah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan maupun pekerja. "Inilah faktor yang membuat pekerja tetap loyal pada usaha miliknya," pungkas Tuya. (bm 15)
Pilihan 2142713055769966335
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks