Direksi PT Banda Permai: Petani Tidak Jujur Dengan Produksi Pala
http://www.beritamalukuonline.com/2014/03/direksi-pt-banda-permai-petani-tidak.html
Ambon - Berita Maluku. Pihak Direksi PT Banda Permai menuding para petani di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, tidak jujur dengan jumlah produksi pala.
"Perkebunan pala milik PT Banda Permai atau yang juga dikenal degan PT Pala Banda ini dikelola petani, tetapi hasil panennya tidak dilaporkan secara terbuka," kata Direktur Umum dan Keuangan perusahaan itu, Sumitro di Ambon, Jumat (14/3/2014).
Bahkan ada petani di satu desa yang pernah tidak menyetor hasil panennya sama sekali.
PT Banda Permai merupakan perusahaan patungan antara Yayasan Warisan Budaya Bangsa dan Pemprov Maluku dengan komposisi saham masing-masing 50 persen.
Lahan perkebunannya mencapai ribuan hektare dan tersebar pada tiga desa di Pulau Banda serta Pulau Ai dengan hasil produksi pala dan fuli sebanyak dua kali dalam setahun.
"Sayangnya petani selama ini tidak bersikap jujur mengenai jumlah hasil produksi, sehingga pendapatan yang diterima perusahaan juga fluktuatif, itu pun untuk menutup pinjaman uang operasional perusahaan dari pihak ketiga," katanya.
Jumlah pinjaman ke pihak ketiga antara tahun 2010-2013 mencapai Rp1,8 miliar, dan sampai saat ini masih tersisa hutang Rp400 juta yang belum dilunasi.
Sementara gaji 41 karyawan sejak tahun lalu tidak lagi terbayarkan akibat perusahaan selalu mengalamai kerugian. (ant/bm 10)
"Perkebunan pala milik PT Banda Permai atau yang juga dikenal degan PT Pala Banda ini dikelola petani, tetapi hasil panennya tidak dilaporkan secara terbuka," kata Direktur Umum dan Keuangan perusahaan itu, Sumitro di Ambon, Jumat (14/3/2014).
Bahkan ada petani di satu desa yang pernah tidak menyetor hasil panennya sama sekali.
PT Banda Permai merupakan perusahaan patungan antara Yayasan Warisan Budaya Bangsa dan Pemprov Maluku dengan komposisi saham masing-masing 50 persen.
Lahan perkebunannya mencapai ribuan hektare dan tersebar pada tiga desa di Pulau Banda serta Pulau Ai dengan hasil produksi pala dan fuli sebanyak dua kali dalam setahun.
"Sayangnya petani selama ini tidak bersikap jujur mengenai jumlah hasil produksi, sehingga pendapatan yang diterima perusahaan juga fluktuatif, itu pun untuk menutup pinjaman uang operasional perusahaan dari pihak ketiga," katanya.
Jumlah pinjaman ke pihak ketiga antara tahun 2010-2013 mencapai Rp1,8 miliar, dan sampai saat ini masih tersisa hutang Rp400 juta yang belum dilunasi.
Sementara gaji 41 karyawan sejak tahun lalu tidak lagi terbayarkan akibat perusahaan selalu mengalamai kerugian. (ant/bm 10)