70 Persen Peredaran Narkoba di Maluku Melalui Jalur Laut
http://www.beritamalukuonline.com/2014/03/70-persen-peredaran-narkoba-di-maluku.html
Ambon - Berita Maluku. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Maluku, Benny Pattiasina, menegaskan bahwa 70 persen peredaran narkoba di Indonesia lewat jalur laut.
"70 persen peredaran narkoba antardaerah di Indonesia, termasuk juga di Maluku, melalui jalur laut, dari pelabuhan ke pelabuhan," katanya di Ambon, Sabtu (15/3/2014).
Benny mengatakan peredaran narkoba lebih banyak melalui jalur laut disebabkan sistem keamanan dan pemeriksaan di pelabuhan laut tidak seketat di bandara udara.
Selain itu, biaya perjalanan menggunakan kapal laut juga terbilang murah dibandingkan dengan pesawat terbang.
"Pemeriksaan di bandara udara lebih ketat, menggunakan alat detektor sehingga sangat kecil kemungkinan barang-barang itu bisa lewat dengan bebas tanpa terdeteksi, berbeda dengan di pelabuhan," katanya.
Ia mengatakan pola peredaran narkoba melalui jalur laut biasanya dilakukan dengan menggunakan jasa paket pengiriman, atau diantarkan langsung oleh para pengedar barang terlarang tersebut.
Biasanya, para pengedar narkoba yang mengantarkan langsung barang terlarangnya akan menggunakan jasa perjalanan laut selama satu kali pelayaran penuh mengelilingi beberapa daerah, mereka mengedarkan barang-barang terlarang itu di tiap pelabuhan yang disinggahi oleh kapal yang digunakan.
"Biasanya kapal-kapal akan menyinggahi beberapa pelabuhan dalam satu kali pelayaran, para pengedar ini juga akan mampir untuk menyerahkan barang kepada pengedar lain yang sudah menunggu di pelabuhan, ketika kapal berangkat melanjutkan perjalanan ke pelabuhan lainnya, mereka juga ikut melanjutkan perjalanan," katanya.
Benny menyatakan guna mengatasi akses peredaran narkoba melalui jalur laut, BNN secara nasional telah merencanakan untuk menyediakan detektor di setiap pelabuhan laut yang ada di Indonesia.
Detektor akan diberikan secara bertahap di tiap provinsi, disesuaikan dengan tingkat peredaran dan jumlah kasus yang ada di daerah.
"BNN pusat memang sudah merencanakan untuk menyediakan detektor di berbagai pelabuhan, tapi disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, Maluku juga mungkin akan mendapatkan bantuan detektor tersebut," ucapnya. (ant/bm 10)
"70 persen peredaran narkoba antardaerah di Indonesia, termasuk juga di Maluku, melalui jalur laut, dari pelabuhan ke pelabuhan," katanya di Ambon, Sabtu (15/3/2014).
Benny mengatakan peredaran narkoba lebih banyak melalui jalur laut disebabkan sistem keamanan dan pemeriksaan di pelabuhan laut tidak seketat di bandara udara.
Selain itu, biaya perjalanan menggunakan kapal laut juga terbilang murah dibandingkan dengan pesawat terbang.
"Pemeriksaan di bandara udara lebih ketat, menggunakan alat detektor sehingga sangat kecil kemungkinan barang-barang itu bisa lewat dengan bebas tanpa terdeteksi, berbeda dengan di pelabuhan," katanya.
Ia mengatakan pola peredaran narkoba melalui jalur laut biasanya dilakukan dengan menggunakan jasa paket pengiriman, atau diantarkan langsung oleh para pengedar barang terlarang tersebut.
Biasanya, para pengedar narkoba yang mengantarkan langsung barang terlarangnya akan menggunakan jasa perjalanan laut selama satu kali pelayaran penuh mengelilingi beberapa daerah, mereka mengedarkan barang-barang terlarang itu di tiap pelabuhan yang disinggahi oleh kapal yang digunakan.
"Biasanya kapal-kapal akan menyinggahi beberapa pelabuhan dalam satu kali pelayaran, para pengedar ini juga akan mampir untuk menyerahkan barang kepada pengedar lain yang sudah menunggu di pelabuhan, ketika kapal berangkat melanjutkan perjalanan ke pelabuhan lainnya, mereka juga ikut melanjutkan perjalanan," katanya.
Benny menyatakan guna mengatasi akses peredaran narkoba melalui jalur laut, BNN secara nasional telah merencanakan untuk menyediakan detektor di setiap pelabuhan laut yang ada di Indonesia.
Detektor akan diberikan secara bertahap di tiap provinsi, disesuaikan dengan tingkat peredaran dan jumlah kasus yang ada di daerah.
"BNN pusat memang sudah merencanakan untuk menyediakan detektor di berbagai pelabuhan, tapi disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, Maluku juga mungkin akan mendapatkan bantuan detektor tersebut," ucapnya. (ant/bm 10)