Pasien di Langgur Mengeluh Kekurangan Obat
http://www.beritamalukuonline.com/2014/02/pasien-di-langgur-mengeluh-kekurangan.html
Ambon - Berita Maluku. Sejumlah keluarga pasien di RSUD Karel Satsuitubun Langgur, kabupaten Maluku Tenggara (Malra) mengeluhkan kurang mendapat pelayanan kesehatan secar baik akibat stok obat-obatan berkurang.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Meylke Pontoh saat dikonfirmasi terkait hal itu menegaskan bahwa selama ini tidak pernah ada program pengadaan obat-obatan ke setiap rumah sakit umum daerah.
"Jangankan untuk RSUD di kabupaten dan kota, untuk di tingkat provinsi saja tidak ada pengadaan dan penyaluran seperti itu," kata dr Meylke di Ambon, Jumat (28/2/2014).
Sehingga kalau ada masyarakat atau pihak RSUD di kabupaten dan kota yang mengeluh kekurangan obat di rumah sakit akibat terlambatnya penyaluran dari provinsi itu keliru.
Yang namanya penyediaan obat-obatan di RSUD, kata Meylke, program pengadannya dilakukan oleh manajemen rumah sakit itu sendiri lalu disampaikan ke pemerintah daerah.
Hal itu juga ditanggapi mantan Pelaksana tugas (Plt) RSUD Karel Sadsuitun, Zulkifli Rabrusun yang juga mengakuinya.
Tetapi harus dipahami masyarakat atau keluarga pasien ada beberapa masalah mendasar yang menyebabkan terjadinya kekurangan obat seperti faktor anggaran dalam APBD belum jalan karena proses tender untuk pengadaan obat-obatan masih berlangsung.
Kemudian pengiriman obat-obatan dari provinsi sering mengalami keterlambatan, dan hal yang paling mendasar adalah rumah sakit ini bersifat rujukan dan menerima pasien dari kabupaten lain seperti Maluku Tenggara Barat, Kepulauan Aru dan Kabupaten Maluku Barat Daya. (ant/bm 10)
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Meylke Pontoh saat dikonfirmasi terkait hal itu menegaskan bahwa selama ini tidak pernah ada program pengadaan obat-obatan ke setiap rumah sakit umum daerah.
"Jangankan untuk RSUD di kabupaten dan kota, untuk di tingkat provinsi saja tidak ada pengadaan dan penyaluran seperti itu," kata dr Meylke di Ambon, Jumat (28/2/2014).
Sehingga kalau ada masyarakat atau pihak RSUD di kabupaten dan kota yang mengeluh kekurangan obat di rumah sakit akibat terlambatnya penyaluran dari provinsi itu keliru.
Yang namanya penyediaan obat-obatan di RSUD, kata Meylke, program pengadannya dilakukan oleh manajemen rumah sakit itu sendiri lalu disampaikan ke pemerintah daerah.
Hal itu juga ditanggapi mantan Pelaksana tugas (Plt) RSUD Karel Sadsuitun, Zulkifli Rabrusun yang juga mengakuinya.
Tetapi harus dipahami masyarakat atau keluarga pasien ada beberapa masalah mendasar yang menyebabkan terjadinya kekurangan obat seperti faktor anggaran dalam APBD belum jalan karena proses tender untuk pengadaan obat-obatan masih berlangsung.
Kemudian pengiriman obat-obatan dari provinsi sering mengalami keterlambatan, dan hal yang paling mendasar adalah rumah sakit ini bersifat rujukan dan menerima pasien dari kabupaten lain seperti Maluku Tenggara Barat, Kepulauan Aru dan Kabupaten Maluku Barat Daya. (ant/bm 10)