Gara-gara Kepanasan di KM Sabuk Nusantara, Balita 2,8 Tahun Step
http://www.beritamalukuonline.com/2014/02/gara-gara-kepanasan-di-km-sabuk.html
Ambon - Berita Maluku. Gara-gara kepanasan di atas KM Sabuk Nusantara , bayi 2,8 tahun bernama Arga kejang-kejang dan akhirnya step.
Orangtua Arga, Arini dan Jufry bingung tak tahu harus berbuat apa karena hingga sepekan lebih kapal itu belum diizinkan berlayar, sementara tak ada petugas medis di atas kapal atau disiagakan PT Dharma Indah sebagai pengelola kapal tersebut. Padahal, keluarga ini dari Ilwaky, Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) hendak ke Ambon untuk pengobatan anak mereka itu maupun berbelanja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka yang lain.
’’Manajemen kapal seperti ini kok masih diterapkan hingga kini oleh PT Dharma Indah. Padahal, masyarakat (penumpang) sudah banyak yang jatuh korban. Apa pun alasannya, manajemen KM Sabuk Nusantara perlu diubah bahkan diperbaiki, sehingga tidak terus-menerus mengorbankan masyarakat,’’ seru pemuka masyarakat MBD, Herman Siamiloy, kepada Berita Maluku di Ambon, Selasa (11/2/2014).
Sebelum itu, Herman mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengaudit manajemen Perusahaan Terbatas Pelayaran Nasional Indonesia Cabang (Pelni) Ambon menyusul dugaan kerugian Rp 8 miliar yang diderita Badan Usaha Milik Negara ini sepanjang 2013 silam.
’’Kalau memang ada pengakuan pimpinan Pelni Cabang Ambon bahwa pihaknya merugi sampai Rp 8 miliar pada tahun lalu, ini mesti diaudit KPK untuk membuktikan apakah pengakuan itu benar, atau hanya spekulasi karena di Pelni sangat marak terjadi korupsi, terutama menyangkut manipulasi tiket-tiket ilegal maupun pungutan-pungutan liar lainnya di atas kapal-kapal perintis maupun kapal Pelni yang melayari rute Ambon-MBD, maupun Ambon dan kawasan lain di Maluku,’’ desak mantan Kepala Tata Usaha Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah XII ini.
Herman menandaskan pentingnya pembersihan di tubuh Pelni Cabang Ambon mengingat membuncahnya keluhan masyarakat MBD menyangkut pelayanan yang kurang memuaskan dari perusahaan pemenang tender kapal-kapal perintis yang melayari rute Ambon-MBD pergi dan pulang (pp).
’’Sudah saatnnya manajemen Pelni Ambon dan manajemen PT Dharma Indah diperbaiki bahkan dirombak total karena masyarakat masih terus mengeluhkan pelayanan pilih kasih dan pelayanan cari untung yang diterapkan ABK maupun nahkoda KM Sabuk Nusantara selama pelayaran berlangsung,’’ usulnya.
Dicontohkan, akibat larangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasion Bandara Ambon, akibat gelombang besar dan angin kencang yang melanda perairan selatan Maluku itu pada Januari kemarin, kini KM Sabuk Nusantara sempat berlindung di sekitar perairan Laitutun, Kecamatan Leti, MBD, setelah gagal melanjutkan perjalanan ke Kisar, Romang, dan Ambon.
Pemuka masyarakat Pulau Moa ini menyarankan perlunya penambahan fasilitas maupun tenaga medis di KM Sabuk Nusantara maupun kapal-kapal perintis rute Ambon-MBD pp sehingga kelak ketika muncul kasus serupa, hal itu bisa ditangani awal sebelum dirujuk ke rumah sakit representative di ibu kota kabupaten/kota Maluku.
’’Selain itu seharusnya manajemen PT Dharma Indah pasang full AC di KM Sabuk Nusantara, sehingga masyarakat tak resah dan gerah akibat keterlambatan pelayaran maupun kondisi riskan lain yang menyebabkan kapal suspensi di pulau terdekat,’’ anjurnya memungkasi pembicaraan. (bm 01/bm 12)
Orangtua Arga, Arini dan Jufry bingung tak tahu harus berbuat apa karena hingga sepekan lebih kapal itu belum diizinkan berlayar, sementara tak ada petugas medis di atas kapal atau disiagakan PT Dharma Indah sebagai pengelola kapal tersebut. Padahal, keluarga ini dari Ilwaky, Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) hendak ke Ambon untuk pengobatan anak mereka itu maupun berbelanja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka yang lain.
’’Manajemen kapal seperti ini kok masih diterapkan hingga kini oleh PT Dharma Indah. Padahal, masyarakat (penumpang) sudah banyak yang jatuh korban. Apa pun alasannya, manajemen KM Sabuk Nusantara perlu diubah bahkan diperbaiki, sehingga tidak terus-menerus mengorbankan masyarakat,’’ seru pemuka masyarakat MBD, Herman Siamiloy, kepada Berita Maluku di Ambon, Selasa (11/2/2014).
Sebelum itu, Herman mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengaudit manajemen Perusahaan Terbatas Pelayaran Nasional Indonesia Cabang (Pelni) Ambon menyusul dugaan kerugian Rp 8 miliar yang diderita Badan Usaha Milik Negara ini sepanjang 2013 silam.
’’Kalau memang ada pengakuan pimpinan Pelni Cabang Ambon bahwa pihaknya merugi sampai Rp 8 miliar pada tahun lalu, ini mesti diaudit KPK untuk membuktikan apakah pengakuan itu benar, atau hanya spekulasi karena di Pelni sangat marak terjadi korupsi, terutama menyangkut manipulasi tiket-tiket ilegal maupun pungutan-pungutan liar lainnya di atas kapal-kapal perintis maupun kapal Pelni yang melayari rute Ambon-MBD, maupun Ambon dan kawasan lain di Maluku,’’ desak mantan Kepala Tata Usaha Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah XII ini.
Herman menandaskan pentingnya pembersihan di tubuh Pelni Cabang Ambon mengingat membuncahnya keluhan masyarakat MBD menyangkut pelayanan yang kurang memuaskan dari perusahaan pemenang tender kapal-kapal perintis yang melayari rute Ambon-MBD pergi dan pulang (pp).
’’Sudah saatnnya manajemen Pelni Ambon dan manajemen PT Dharma Indah diperbaiki bahkan dirombak total karena masyarakat masih terus mengeluhkan pelayanan pilih kasih dan pelayanan cari untung yang diterapkan ABK maupun nahkoda KM Sabuk Nusantara selama pelayaran berlangsung,’’ usulnya.
Dicontohkan, akibat larangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasion Bandara Ambon, akibat gelombang besar dan angin kencang yang melanda perairan selatan Maluku itu pada Januari kemarin, kini KM Sabuk Nusantara sempat berlindung di sekitar perairan Laitutun, Kecamatan Leti, MBD, setelah gagal melanjutkan perjalanan ke Kisar, Romang, dan Ambon.
Pemuka masyarakat Pulau Moa ini menyarankan perlunya penambahan fasilitas maupun tenaga medis di KM Sabuk Nusantara maupun kapal-kapal perintis rute Ambon-MBD pp sehingga kelak ketika muncul kasus serupa, hal itu bisa ditangani awal sebelum dirujuk ke rumah sakit representative di ibu kota kabupaten/kota Maluku.
’’Selain itu seharusnya manajemen PT Dharma Indah pasang full AC di KM Sabuk Nusantara, sehingga masyarakat tak resah dan gerah akibat keterlambatan pelayaran maupun kondisi riskan lain yang menyebabkan kapal suspensi di pulau terdekat,’’ anjurnya memungkasi pembicaraan. (bm 01/bm 12)