Penembakan Palijama, Kapolres: Proyektil Peluru Bisa Buktian Jenis Senpi
http://www.beritamalukuonline.com/2014/01/penembakan-palijama-kapolres-proyektil.html
Ambon - Berita Maluku. Aparat kepolisian masih mencari proyektil peluru yang dilepaskan orang tak dikenal (OTK) hingga menewaskan Salmon Paliama (65) untuk membuktikan jenis senjata api (Senpi) yang digunakan pelaku.
"Kami masih melakukan penyisiran di sekitar lokasi penembakan agar pryektil dan selongsong peluru bisa diteliti untuk mengetahui jenis senpi laras panjang atau pendek yang dipakai pelaku," kata Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP I Putu Bintang Juliana di Ambon, Jumat (17/1/2014).
Salmon Paliama yang berprofesi sebagai penjaga Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri II Tuhaha, Kecamatan Saparua di Kabupaten Maluku Tengah tewas ditembak OTK pada Kamis, (16/1) siang sekitar pukul 14.30 Wit.
Kapolres AKBP I Putu Bintang mengatakan, korban kini dalam perjalanan menuju sekolah terkena tembakan di bagian ketiak kiri hingga tembus rusuk kanan dan nyawanya tidak tertolong hingga akhirnya meninggal dunia.
Polisi kemudian melakukan penyisiran dari sekitar lokasi kejadian dan menemukan sebuah lokasi yang sengaja disiapkan sebagai tempat membidik orang.
"Sekitar 200 meter ke dalam semak belukar, polisi menemukan sebuah lokasi yang disengaja dibuat dan dicurigai sebagai tempat berlindung untuk membidik orang sehingga langsung dilakukan pembongkaran," katanya.
Sehari sebelum terjadi aksi penembakan oleh OTK terhadap korban Salmon Paliama, seorang warga Desa Tuhaha bernama Fery Sasabone juga diparangi OTK hingga telapak dan jempol tangan kanannya terputus.
Kedua lengan hingga sikut korban juga terluka parah dan terancam diamputasi akibat berusaha menangkis ayunan parang.
Awalnya korban bersama beberapa rekannya sedang mengambil pasir di perbatasan Desa Tuhaha-Sirisori Sarani, tiba-tiba didatangi lima orang yang berboncengan menggunakan dua unit sepeda motor.
Mereka berusaha menyelamatkan diri, namun korban yang dikejar dua pelaku ini terjatuh di atas pasir dan langsung diparang dari arah pundak, punggung dan lengan.
"Saya hanya mengenal satu pelaku asal Desa Sirisori dan meminta ampun berulang kali kepadanya, sehingga yang bersangkutan memerintahkan dua rekannya menghentikan aksi pemarangan," kata korban yang sedang menjalani perawatan di RSUD Tulehu. (ant/bm 10)
"Kami masih melakukan penyisiran di sekitar lokasi penembakan agar pryektil dan selongsong peluru bisa diteliti untuk mengetahui jenis senpi laras panjang atau pendek yang dipakai pelaku," kata Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP I Putu Bintang Juliana di Ambon, Jumat (17/1/2014).
Salmon Paliama yang berprofesi sebagai penjaga Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri II Tuhaha, Kecamatan Saparua di Kabupaten Maluku Tengah tewas ditembak OTK pada Kamis, (16/1) siang sekitar pukul 14.30 Wit.
Kapolres AKBP I Putu Bintang mengatakan, korban kini dalam perjalanan menuju sekolah terkena tembakan di bagian ketiak kiri hingga tembus rusuk kanan dan nyawanya tidak tertolong hingga akhirnya meninggal dunia.
Polisi kemudian melakukan penyisiran dari sekitar lokasi kejadian dan menemukan sebuah lokasi yang sengaja disiapkan sebagai tempat membidik orang.
"Sekitar 200 meter ke dalam semak belukar, polisi menemukan sebuah lokasi yang disengaja dibuat dan dicurigai sebagai tempat berlindung untuk membidik orang sehingga langsung dilakukan pembongkaran," katanya.
Sehari sebelum terjadi aksi penembakan oleh OTK terhadap korban Salmon Paliama, seorang warga Desa Tuhaha bernama Fery Sasabone juga diparangi OTK hingga telapak dan jempol tangan kanannya terputus.
Kedua lengan hingga sikut korban juga terluka parah dan terancam diamputasi akibat berusaha menangkis ayunan parang.
Awalnya korban bersama beberapa rekannya sedang mengambil pasir di perbatasan Desa Tuhaha-Sirisori Sarani, tiba-tiba didatangi lima orang yang berboncengan menggunakan dua unit sepeda motor.
Mereka berusaha menyelamatkan diri, namun korban yang dikejar dua pelaku ini terjatuh di atas pasir dan langsung diparang dari arah pundak, punggung dan lengan.
"Saya hanya mengenal satu pelaku asal Desa Sirisori dan meminta ampun berulang kali kepadanya, sehingga yang bersangkutan memerintahkan dua rekannya menghentikan aksi pemarangan," kata korban yang sedang menjalani perawatan di RSUD Tulehu. (ant/bm 10)